POSBELITUNG.CO, BELITUNG -- Forum akademik menjadi bagian upaya pengusulan kembali H AS Hanandjoeddin sebagai pahlawan nasional dalam Seminar Kepahlawanan yang digelar di Universitas Bangka Belitung (UBB) pada Selasa (16/12/2025).
Seminar ini diarahkan untuk melengkapi naskah akademik yang sebelumnya dinilai belum utuh, sekaligus mendorong penguatan dukungan publik agar proses pengusulan tidak berhenti pada kajian administratif semata.
Seminar dihadiri anggota DPD RI Darmansyah Husein, Staf Ahli Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Agus Suryadi, Plt Kepala Dinas Sosial dan PMD Babel Fitriasyah, keluarga ahli waris, APDESI Belitung dan Belitung Timur, serta pengurus dan anggota TP2GD Belitung dan Belitung Timur.
Sejumlah narasumber nasional dan daerah turut dihadirkan, termasuk Pokja Kepahlawanan Kemensos, sejarawan, pegiat budaya, dan anggota TP2GD.
Dalam siaran rilis pada Rabu (17/12/2025), Sejarawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Prof Bambang Purwanto, menjelaskan bahwa penolakan usulan sebelumnya tidak bisa dilepaskan dari cara pandang kepahlawanan yang masih konvensional.
Menurutnya, H AS Hanandjoeddin kerap dibaca sebagai figur “tidak besar” karena latar belakang dan pangkat militernya.
“Kenapa dianggap tidak cukup? Karena pak Hanandjoeddin ini orang biasa, pangkat tertinggi ketika masih tugas menjadi mayor, itupun diangkat menjadi letkol,” ujarnya.
Prof Bambang menilai ukuran kepahlawanan yang hanya bertumpu pada pangkat dan posisi struktural justru menyingkirkan banyak figur penting dalam sejarah.
Ia menekankan bahwa Hanandjoeddin adalah contoh orang biasa yang bergerak naik melalui kerja, pengabdian, dan konsistensi perjuangan.
Ia mengharapkan ada satu kearifan dan kecerdasan untuk mulai berpikir dalam tradisi keilmuan subaltern bahwa orang biasa pun berhak menjadi pahlawan.
Apalagi, H AS Hanandjoeddin merupakan tokoh yang ikut serta mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan, bukan hanya sekadar Bangka dan Belitung, tapi Indonesia.
"Jadi sekarang mari, tagar Hanandjoeddin di media sosial. Maka mari dukung dengan nyata. Dari orang biasa yang pantas di negara ini sebagai pahlawan bangsa," ujarnya.
Sebelumnya, dari sisi mekanisme, Pokja Kepahlawanan Kemensos Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat, Triwiyanto, menjelaskan bahwa proses pengusulan pahlawan nasional mensyaratkan penyajian riwayat perjuangan secara utuh, tidak hanya kiprah sebagai teknisi pesawat tapi juga peran selama menjadi Bupati Belitung.
Ia mengakui pada pengusulan sebelumnya masih terdapat kekurangan dalam naskah akademik untuk menyampaikan kiprahnya secara utuh..
“TP2GD sebenarnya mengetahui rekam jejak beliau, tetapi dalam naskah akademik masih banyak hal yang belum tersampaikan,” ujarnya.
Triwiyanto menyebut seminar ini menjadi ruang untuk menutup celah tersebut dengan melengkapi informasi dan dokumen, sehingga seluruh fase perjuangan, dari masa revolusi hingga pembangunan, dapat dinilai secara komprehensif oleh tim pusat.
Harus Digaungkan Kembali
Dorongan agar pengusulan kembali terus digaungkan juga disampaikan anggota DPD RI asal Kepulauan Bangka Belitung, Darmansyah Husein.
Ia menilai pengusulan kali ini menunjukkan kemajuan signifikan dibanding sebelumnya.
“Semangatnya harus digaungkan kembali,” katanya.
Menurutnya secara akademis pengusulan sudah kuat, namun dukungan sosiologis dan populis tetap perlu diperluas.
Ia menekankan peran media dan mahasiswa, terutama melalui media sosial, untuk membangun kesadaran publik. (posbelitung.co/dede suhendar)