TRIBUNTORAJA.COM - Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) identik dengan hiruk-pikuk kota, kemacetan, serta padatnya destinasi wisata.
Namun di Toraja Utara, ada sebuah ruang tenang yang menawarkan pengalaman berbeda.
Yaitu berkemah di tengah hutan pinus, tanpa harus meninggalkan kota. Namanya Sapuko.
Sapuko Camping Ground & Pine Forest terletak di Rante Paku, Kelurahan Tallunglipu, Kecamatan Tallunglipu, Toraja Utara.
Lokasinya hanya sekitar 1,5 kilometer dari Alun-alun Kota Rantepao.
Meski tak jauh dari kota, suasana yang dihadirkan tetap sejuk, sunyi, dan alami, jauh dari kesan bising perkotaan.
Deretan pohon pinus menjulang tinggi mendominasi kawasan ini.
Udara segar khas pegunungan menyambut setiap pengunjung yang datang, menciptakan sensasi seolah berada di kawasan dataran tinggi, tempat pohon pinus lazim tumbuh.
Tak heran jika Sapuko kerap menjadi pilihan bagi wisatawan yang ingin beristirahat sejenak dari rutinitas, khususnya saat musim liburan panjang.
Aktivitas di Sapuko terbilang sederhana, namun menenangkan.
Pengunjung bisa berjalan santai menyusuri area hutan pinus, menggelar tikar bersama keluarga, hingga bermalam dengan mendirikan tenda di alam terbuka.
Tempat ini juga ramah bagi keluarga dan anak-anak, karena area perkemahan relatif aman dan tertata.
Sejak dibuka untuk umum pada 2021, Sapuko terus berbenah.
Nico, salah satu pemilik sekaligus pengelola lahan keluarga yang disulap menjadi destinasi wisata ini, mengatakan bahwa saat ini Sapuko dilengkapi enam gazebo, layanan penyewaan tenda, empat toilet bersih, serta dapur yang dapat digunakan layaknya di rumah sendiri.
“Kami ingin pengunjung merasa nyaman seperti berada di halaman rumah, meskipun sedang berkemah,” ujar Nico, dilansir disbudpar.torajautarakab.go.id.
Ke depan, pengelola juga berencana membangun sebuah aula pertemuan di kawasan Sapuko.
Menariknya, pembangunan tersebut dirancang tanpa menebang pohon pinus yang telah ada.
“Konsepnya tetap menyatu dengan alam. Jadi cocok juga untuk pertemuan atau kegiatan komunitas tanpa harus keluar kota,” tambahnya.
Nama Sapuko sendiri berasal dari tanaman lokal Toraja yang dahulu banyak tumbuh di pekarangan rumah warga.
Tanaman ini memiliki daun kecil namun tebal, dengan tangkai pendek dan kokoh, sehingga kerap dimanfaatkan sebagai pengganti sapu untuk membersihkan halaman.
Nilai kearifan lokal itu pula yang dihidupkan kembali di kawasan wisata ini.
Di Sapuko, pengunjung dapat melihat langsung berbagai tanaman endemik Toraja yang kini mulai langka, seperti karondang, sadipe, kalaa, katambi, kadundung, paken, dengen, kalasue (teh asli Toraja), hingga dirak, daun bercita rasa asam yang lezat dimasak bersama ikan dan cabai.
Keberadaan tanaman-tanaman tersebut menjadi bagian dari upaya pengelola dalam melestarikan kekayaan hayati Toraja yang perlahan tergerus zaman.
Bagi wisatawan yang ingin menghabiskan libur Nataru dengan cara berbeda, lebih dekat dengan alam, tenang, dan sarat nilai budaya, Sapuko Camping Ground & Pine Forest bisa menjadi alternatif menarik.
Berada dekat pusat kota, namun menawarkan pengalaman seolah berada jauh di pelukan alam Toraja.(*)