TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Keluarga pegawai Puskesmas Bangkinang Kota memberi pernyataan sehubungan penyelesaian masalah kata kasar kepada ibu artis Defri Juliant.
Pernyataan disampaikan Beni Zairalata yang mengaku sebagai sepupu pegawai wanita bernama Vera itu.
Ia mengaku Vera menyerahkan kepadanya untuk berbicara di media.
Ia mengemukakan persoalan dengan orangtua Defri telah selesai.
Ia menguatkan pernyataan Kepala Puskesmas Bangkinang Kota, dr. Yudi Susanto sebelumnya.
"Intinya penguatan apa yang disampaikan Kapus (Kepala Puskesmas), lah," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (17/12/2025) sore.
Ia mengatakan, Kapus memediasi Vera dengan keluarga Defri, Rabu siang.
Pertemuan itu juga mengikutsertakan Defri melalui panggilan video.
"Tadi juga ada teleconference, video call langsung dengan Defri disitu," ujarnya.
Mediasi itu menghasilkan penyelesaian masalah dan perdamaian.
Menurut dia, para pihak sudah saling memaafkan selama jalannya mediasi. Oleh karenanya persoalan selesai.
Ia mengatakan, Defri sebelumnya telah membuka persoalan itu di media sosial.
Oleh karena persoalan sudah selesai, ia berharap unggahan yang berkaitan dengan masalah itu dihapus.
"Kita berharap supaya unggahan di medsos dihapus atau di-take down supaya tali silaturahmi tetap terjaga," ujarnya.
Ia berharap Defri berkenan memenuhi permintaan itu.
Artis asal Kampar, Arif Defri Arianto tak terima ibunya diperlakukan kasar oleh oknum petugas Puskesmas.
Ia pun mengungkapkan kekesalannya di media sosial terkait pelayanan di Puskesmas Bangkinang Kota itu.
Melalui unggahan di akun facebooknya sejak Selasa (16/12/2025), pemilik nama panggung Defri Juliant itu menceritakan perlakuan yang diterima ibunya.
"Sangat disayangkan, ketika ibu saya datang untuk periksa kesehatan matanya di Pusat Kesehatan Masyarakat Bangkinang Kota, namun justru diperlakukan dengan kasar oleh seorang oknum yang bekerja disana," tulis Defri di beranda akun Facebook yang terverifikasi dengan centang biru itu.
Ia telah mengonfirmasi bahwa unggahan itu langsung di akun miliknya.
"Benar," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (17/12/2025).
Penyanyi dan pemeran itu mengatakan, perlakuan itu dialami ibunya pada Senin (15/12/2025).
"Ibu saya ke Puskesmas dua hari lalu," katanya.
Dalam unggahan itu, oknum Puskesmas memaki ibunya dengan kata kotor sebutan alat kelamin perempuan.
Perlakuan itu diterima ibunya hanya karena tidak mengerti memindai barcode.
Ia memperingatkan, pelayanan kesehatan bukan ajang mencaci. Melainkan tempat untuk memberi rasa aman dan dihargai.
Ia mengingatkan menjaga sopan santun. Bukan bersikap seenaknya kepada pasien karena dibutuhkan.
"Jujur saya emosi, saya nggak terima, saya tunggu permintaan maaf kalian ke ibu saya," tegasnya.
Dalam unggahan video berikutnya, ia menceritakan kronologis perlakuan kasar yang dialami ibunya.
Menurut dia, ibunya datang ke Puskesmas untuk meminta surat rujukan pemeriksaan mata ke rumah sakit.
Seorang petugas yang berkata kasar itu awalnya meminta ibunya memindai barcode melalui handphone.
"Ibu saya nggak paham, dong. Gimana caranya scan barcode tersebut. Namanya orangtua," ujarnya.
Petugas itu merespon dengan tetap menyuruh ibunya memfoto barcode.
Ibunya kemudian menemui petugas yang berada di luar.
Di situ baru diketahui jika ibunya tidak memiliki paket internet.
Ibunya sempat meminta sambungan internet nirkabel (hotspot) ke oknum itu.
Sebab, kata dia, ibunya dan oknum itu sudah saling kenal.
Oknum itu menolak dan menyuruh ibunya membeli kuota.
Ibunya masih berharap diberi hotspot agar tidak perlu meninggalkan Puskesmas untuk beli kuota. Apalagi saat itu sedang hujan.
Setelah itulah oknum itu melontarkan kata kotor.
"Belilah sana. P..t.k kau," kata Defri menirukan kata kotor oknum kepada ibunya.
(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)