Naik Ketinting Susuri Sungai Konaweha, Bupati-Wabup Konawe Panen Jagung Hibrida di Tetehaka Puriala
December 17, 2025 11:50 PM

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE - Momen Bupati dan Wakil Bupati Konawe Yusran Akbar-Syamsul Ibrahim, menyusuri sungai menggunakan ketinting atau perahu tradisional kecil terbuat dari kayu yang digerakkan oleh mesin tempel.

Ketinting mengantar rombongan sejauh dua kilometer (km), menyusuri Sungai Konaweha, menuju ke Desa Tetehaka, Kecamatan Puriala.

Desa inilah yang menjadi lokasi panen jagung hibrida yang dilaksanakan, Rabu (17/12/2025).

Desa Tetehaka berjarak sekitar 62,4 kilometer (km) dari Kantor Bupati Konawe yang terletak di Kecamatan Unaaha.

Melintas Jalan Poros Motaha-Lambuya, jalan penghubung antar Kabupaten Konawe dengan Konawe Selatan.

Baca juga: Pemprov Sulawesi Tenggara Bentuk Asosiasi Peternak untuk Akses Jagung Bulog, Program Gubernur ASR

Setibanya di lokasi, rombongan lalu berjalan kaki menembus area perkebunan jagung seluas 75 hektar. 

Di lahan tersebut, petani menanam jagung hibrida tanpa pupuk, dan menghasilkan jagung hibrida untuk pakan ternak 8,3 ton per hektar.

"Luar biasa, di sini tanpa pupuk kimia sekali pun, petani kita bisa menghasilkan jagung kering hingga 8,3 ton per hektar. Bayangkan jika kita berikan dukungan penuh," ucap Yusran. 

Angka ini mengalahkan rata-rata produksi di daerah lain dengan pupuk hanya mencapai 7 ton per hektar.

Adapun rahasianya terletak pada kondisi pH tanah di pesisir Sungai Konaweeha dan Rawaopa yang ideal, di atas angka 7.

Baca juga: Intip Panen Jagung Hibrida untuk Pakan Ayam di Konawe Sulawesi Tenggara, 7 Hektare Hasilkan 4-5 Ton

Melihat potensi Desa Tetehaka yang mencapai 600 hektar, Bupati Yusran optimis, dapat mendukung program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

"Desa ini saja bisa menutupi program 10 hektar per desa untuk 60 desa lainnya. Konawe adalah produsen jagung terbesar di Sultra, dan kita akan terus pacu, untuk wujudkan ketahanan pangan daerah hingga nasional," jelasnya.

Di balik produktivitas tinggi, Desa Tetehaka memiliki tantangan infrastruktur, untuk pendistribusian hasil bumi.

Dari hasil diskusi bersama para petani, selama ini, hasil panen harus diangkut dengan ketinting, hanya 500 kg per sekali angkut.

Bupati Yusran menanggapi positif keluhan petani, dan langsung memberi instruksi tegas.

Baca juga: Mahasiswa Farmasi UHO Kendari Sulap Limbah Tongkol Jagung Pulut Jadi Bahan Baku Obat

"Usai panen, Dinas PU dan Pertanian segera survei untuk membangun Jalan Usaha Tani (JUT) di sini. Tidak ada lagi alasan hasil bumi terhambat distribusi," tegas Yusran.

Kabid Hortikultura Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Suknip, mengatakan kesuksesan ini adalah buah pendampingan intensif selama 4 bulan, mulai dari CPCL hingga panen. 

“Peran penyuluh pertanian sebagai pejuang lapangan sangat penting dan krusial selama pendampingan mulai tanam hingga panen," ujarnya.

Kunjungan yang sarat simbol ini bukan sekadar seremonial.

Ini adalah prestasi, bahwa dari balik keterisolasian, Konawe siap menjadi benteng ketahanan pangan nasional, dimulai dari setongkol jagung hibrida di Desa Tetehaka. (*)

(TribunnewsSultra.com/Annisa Nurdiassa)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.