BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Awalnya tidak ada keinginan mengabdi untuk negara di bidang kesehatan. Namun jalan hidupnya sudah ditakdirkan di situ dan ternyata ia pun menyenangi.
Sebagai seorang pegawai pemerintah, Herman Faisal tidak hanya bekerja tapi juga berkarya dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya.
Berbagai prestasi pun ia raih, antara lain Duta Kesehatan dan Duta Korpri Kabupaten Banjar. Bagaimana kiprahnya, berikut petikan wawancaranya.
Bisa ceritakan latar belakang pendidikan dan juga keluarga?
Saya lulusan dari D3 Farmasi Stikes ISFI tahun 2015. Kemudian, mencoba tes CPNS 2018 di Kabupaten Banjar dan Alhamdulillah lulus dengan nilai CAT tenaga kefarmasian tertinggi.
Selanjutnya, saya melanjutkan S1 dan S2 Ilmu Komunikasi bidang Komunikasi Kesehatan di Uniska Banjarmasin dan lulus tahun 2023.
Ayah saya pensiunan PNS yang kemudian menjadi sekretaris desa di Sambung Makmur, Kabupaten Banjar. Ibu saya Karo Pensiunan PNS di RSUD Ansari Saleh Banjarmasin.
Apa yang menjadi titik awal ketertarikan Herman di dunia kefarmasian dan kesehatan masyarakat?
Jujur, awalnya dunia farmasi masih tabu bagi saya, tapi karena ini keinginan orangtua dan pastinya juga doa orangtua khususnya ibu, ternyata rezekinya di sana.
Mulai masuk dan lulus di SMK ISFI Banjarmasin tahun 2012 dan lanjut menjadi tenaga vokasi farmasi. Ternyata, saya suka dan selalu ingin bertemu dengan orang banyak untuk dapat menyalurkan keilmuan saya di bidang farmasi dan kesehatan
Siapa sosok atau pengalaman yang paling memengaruhi perjalanan karir Anda hingga sekarang?
Ibu. Bertepatan dengan Hari Ibu ini saya doakan semoga beliau diberikan kesehatan dan saya berharap bisa berhaji dengan beliau nantinya.
Apa nilai hidup yang selalu Anda pegang dalam menjalankan profesi?
Jadilah intan yang bersinar di manapun berada, sekalipun di dalam lapisan tanah terdalam.
Bagaimana perjalanan Herman dari Tenaga Teknis Kefarmasian hingga menjadi figur aktif di berbagai organisasi dan forum nasional?
Berawal dari sekolah farmasi yang tiap hari belajar, ulangan, hapalan dan praktikum sampai sore, membuat saya sedikit kehilangan masa remaja.
Hingga akhirnya, saya tingkatkan soft skill dan mengenal dunia luar dengan mulai ikut pageant dari pemilihan Nanang Galuh Intan Kabupaten Banjar, pemilihan Muda Sadar Budaya dan Pariwisata, Duta Lapor, Duta Kesehatan hingga kemarin saya mendapat gelar Duta Korpri Kabupaten Banjar.
Alhamdulillah, sangat beragam pengalaman, mulai kenal dengan masyarakat hingga pejabat, dan itu membuat jalan saya menjadi bahagia untuk terus berbagi dengan orang banyak.
Tantangan terbesar apa yang pernah dihadapi selama bertugas di Puskesmas, dan bagaimana cara mengatasinya?
Membina kader atau masyarakat yang ingin selalu menerapkan hidup sehat, karena kalau tidak dimulai dari niat apapun maka itu sulit, sehingga perlu pendekatan komunikasi untuk kita bisa lebih peka terhadap kesehatan di sekitar.
Apa perbedaan paling signifikan yang dirasakan sebelum dan sesudah menjadi ASN di sektor kesehatan?
Pelayanan, bagaimana kita dapat melayani sebagai PNS, bukan minta layani kepada masyarakat, nilai itu yang saya ambil dari rumah sakit swasta sebelum menjadi ASN ini.
Bagaimana pengalaman kerja lapangan membentuk kepekaan Anda terhadap kebutuhan masyarakat?
Masyarakat hanya perlu didengar dan diperhatikan, mereka perlu layanan kesehatan dan kita harus siap melayani sepenuh hati, sekalipun itu di luar jam pelayanan, karena wilayah kerja puskesmas cukup luas.
Dari sekian banyak prestasi yang diraih, pencapaian mana yang paling bermakna dan mengapa?
Menurut saya, Pemilihan Nanang Galuh Intan Kabupaten Banjar, karena dimulai dari pawadahan tersebut saya bisa belajar dan mengenal orang banyak hingga sekarang. Keluarga besar PNGI Banjar masih rakat, apapun yang kami perlukan pasti ada link atau jalur dirumah kami tersebut.
Bagaimana proses hingga Anda dinobatkan sebagai Tenaga Kesehatan Teladan tingkat Kabupaten dan Provinsi serta juga yang terbaru sebagai Duta Korpri Kabupaten Banjar?
Terus mencoba, apapun hasilnya bagi saya nomor terakhir, yang pasti kita mampu dan bisa untuk melewati pemilihan atau penilaian tersebut.
Sekalipun banyak cibiran yang mungkin dapat membuat kita lemah, namun saya yakin intan akan terus bersinar di manapun berada.
Bagaimana prestasi memotivasi Anda untuk terus berkontribusi lebih luas?
Selain saya dikenal karena berbagai prestasi tersebut, hal yang paling saya tekankan adalah kerendahan hati.
Di manapun dan kapanpun saya adalah mahluk sosial dan selalu ingin berbagi dengan tetap menjaga relasi atau hubungan yang sudah ada.
Inovasi apa yang pernah Anda kembangkan untuk meningkatkan pelayanan dan edukasi kesehatan masyarakat?
Back to nature, kembali ke alam, apapun itu penyakitnya kita usahakan untuk memanfaatkan bahan alam di sekitar kita untuk kesehatan kita, tentunya dengan menjaga keamanan dalam konsumsinya.
Saya terapkan di kader dan keluarga binaan desa agar pelayanan kesehatan tradisional dapat berjalan karena Indonesia kaya keanekaragaman hayati.
Apa dampak nyata yang paling dirasakan dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan?
Kepedulian terhadap kesehatan menjadi meningkat, yang awalnya tidak peduli dengan perilaku hidup bersih dan sehat dirinya menjadi tahu, deteksi dini penyakit tidak menular akibat kebiasaan buruk kita dapat dirubah untuk mencapai derajat kesehatan.
Adakah momen paling berkesan saat membantu pasien atau masyarakat?
Perjalanan dan medan wilayah kerja Puskesmas Simpang Empat 1 yang luas, terlebih musim hujan kemarin banjir melanda.
Hal yang berkesan saat banjir sekaligus covid 19 tahun 2021 di Kabupaten Banjar adalah semangat melayani dan menjaga diri saya lakukan, mulai dari jembatan di wilayah Mataraman putus tetap saya jangkau menggunakan perahu karet untuk menuju puskesmas dan memastikan warga desa terdampak banjir mendapatkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan jukung untuk bertemu mereka. (Banjarmasinpost.co.id/Salmah Saurin)
Tanpa Pamrih
PELAJARAN hidup paling berharga yang didapatkan Herman dari dunia kesehatan adalah bersukarelalah dalam melayani masyarakat, khususnya kesehatan mereka. Seperti juga guru, tim kesehatan juga harus menjunjung tinggi suka rela atau tanpa pamrih.
"Karena mereka perlu kita, dan jangan minta imbalan dari mereka tapi yakin, Allah Subhannahu Wa Ta’ala yang akan membalasnya kelak," ujarnya.
Visi Herman untuk masa depan komunikasi kesehatan di Indonesia adalah selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien dan mendengarkan keluhan masyarakat, agar pengobatan dapat berjalan dan sesuai anjuran sehingga kesembuhan dapat tercapai.
Kontribusi yang ingin terus ingin diberikan Herman untuk pembangunan kesehatan daerah maupun nasional adalah menjadi jembatan untuk para pemuda dalam meningkatkan derajat kesehatan melalui edukasi dan sosialisasi tanpa henti.
"Kepada generasi muda yang ingin terjun ke dunia kesehatan, dengarkanlah keluhan masyarakat, layani mereka dengan sepenuh hati dan jadilah diri kita sendiri sehingga intan itu akan terus bersinar," katanya. (Banjarmasinpost.co.id/Salmah Saurin)
Biodata
Nama: Herman Faisal AMdFarm, SIKom MIKom
Lahir: Banjarmasin, 11 Oktober 1994
Usia: 31 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Trans Kalimantan Kompleks Kebun Jeruk 3 Alalak, Barito Kuala
Pendidikan:
- Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin2016-2020
- Program Sarjana Ilmu Komunikasi Uniska Muhammad Arsyad Al-Banjari 2021-2023
- Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Uniska Muhammad Arsyad Al-Banjari
Pekerjaan: Asisten Apoteker Mahir di UPTD Puskesmas Simpang Empat di Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar