Revitalisasi Sanggar Karawitan Mudo Raharjo, PISN 2025 Hidupkan Seni Jawa di OKU Timur
December 18, 2025 01:06 PM

SRIPOKU.COM, MARTAPURA- Upaya menghidupkan kembali seni karawitan Jawa terus dilakukan melalui program pengabdian kepada masyarakat yang didanai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KEMDIKTISAINTEK) melalui Skema Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) 2025.

Program tersebut resmi dibuka di Balai Desa Margotanii II, Kecamatan Madang Suku II, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

Revitalisasi Sanggar Karawitan Mudo Raharjo menjadi fokus utama kegiatan yang berlangsung pada 14–30 November 2025.

Program ini bertujuan menghidupkan kembali minat masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap seni karawitan Jawa sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi.

Program ini dipimpin oleh Deria Sepdwiko, M.Sn. dari Universitas PGRI Palembang bersama tim pengabdian yang terdiri dari Auzy Madona Adoma, M.Sn., Rio Eka Putra, M.Sn., serta Ardi Saputra, S.Pd., M.Sc. dari Universitas Sriwijaya.

Tim yang terdiri dari akademisi dan praktisi seni ini berkomitmen menjadikan sanggar sebagai pusat pelestarian dan pengembangan seni budaya Jawa di tingkat desa.

Deria Sepdwiko menyampaikan bahwa seni karawitan merupakan identitas budaya yang harus terus dijaga di tengah derasnya arus modernisasi.

“Karawitan, wayang, dan tari tradisional adalah identitas budaya yang harus diwariskan. Melalui revitalisasi Sanggar Mudo Raharjo, kami ingin mengajak generasi muda terlibat langsung dalam pelestarian seni Jawa,” ujarnya, Kamis (18/12/2025).

Ia menjelaskan, rangkaian kegiatan dalam program ini meliputi sosialisasi seni karawitan, latihan musik karawitan bagi anak-anak dan remaja, pelatihan tari Jawa, diskusi budaya, hingga pementasan seni sebagai bentuk apresiasi hasil pembelajaran.

Pada acara pembukaan, tim pengabdian juga menyerahkan bantuan berupa seperangkat alat musik karawitan, seragam pemain karawitan dewasa dan anak-anak, serta buku musik karawitan untuk mendukung keberlangsungan kegiatan sanggar.

Peserta kegiatan terdiri dari warga desa, pelajar, dan seniman lokal yang dibimbing mulai dari teknik dasar hingga pengembangan kreativitas seni. Kolaborasi dengan tokoh adat setempat juga dilakukan agar program tetap selaras dengan nilai dan tradisi lokal.

Ardi Saputra menambahkan bahwa pendekatan praktik langsung menjadi kunci keberhasilan program.

“Kami mengedepankan praktik langsung agar seni karawitan benar-benar dapat diwariskan secara berkelanjutan,” katanya.

Sementara itu, Rio Eka Putra dan Auzy Madona Adoma berperan dalam aspek teknis, mulai dari penyediaan instrumen musik hingga dokumentasi kegiatan.

Pemerintah Desa Margotanii II memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Revitalisasi Sanggar Karawitan Mudo Raharjo dinilai sebagai langkah strategis dalam pelestarian budaya sekaligus pengembangan pariwisata budaya dan ekonomi kreatif desa.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.