TRIBUNJAKARTA.COM - Di balik bergulirnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ternyata banyak kisah haru dari mereka-mereka yang jarang tersorot. Seperti kisah Pak Asdar, pengantar makanan yang memastikan anak-anak sekolah di Pulau Osi, Seram Bagian Barat, Maluku mendapatkan makanan bergizi setiap harinya.
Pak Asdar merupakan petugas distribusi dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Resetlemen Pulau Osi, Seram Bagian Barat. SPPG tempat Pak Asdar ini melayani 16 sekolah, dengan dua di antaranya berada di Ujung Pulau Osi, yang memiliki akses terbatas.
Satu-satunya cara menjangkau lokasi tersebut hanya dengan melewati jembatan kayu yang jadi penghubung antar wilayah, yang kini mulai rapuh. Kendaraan sepeda motor pun menjadi satu-satunya alternatif untuk distribusi makanan bergizi setiap harinya.
Setiap harinya, pagi-pagi sekali, Pak Asdar mengendarai motornya dengan kotak besar berisi puluhan porsi makanan bergizi, terikat kuat di bagian belakang. Rutinitas itu dijalani Pak Asdar sejak Mei 2025, dengan menempuh perjalanan sejauh tiga kilometer untuk mengantar makanan ke dua sekolah, yang ada di ujung Pulau Osi, Seram Barat, yakni SD Negeri Pulau Osi dan PAUD At-Taqwa.
Jembatan kayu yang sempit dan tidak rata serta licin karena berada di tengah hutan Mangrove, belum lagi kalau air laut sedang pasang yang membuat sebagian jembatan tergenang air. Menjadi ‘sarapan’ Pak Asdar setiap paginya.
“Kalau (air laut) pasang, air bisa naik sampai ke jembatan. Kadang ada papan yang rusak, jadi harus hati-hati, jalannya pelan supaya makanan tidak tumpah dan anak-anak bisa makan tepat waktu,” ucap Pak Asdar dengan senyum tulus.
Setiap paginya, Pak Asdar membawa sebanyak 149 porsi makanan bergizi untuk para siswa melewati jembatan kayu yang kurang layak tersebut. Namun yang bikin terkaget-kaget, ternyata Pak Asdar melakukan perjalanan tiga kali bolak-balik melewati jembatan kayu karena motornya hanya bisa membawa 63 porsi sekali jalan.
Namun, rasa tegang dan jerih payahnya tiga kali bolak-balik melewati jembatan kayu tersebut langsung hilang seusai tiba di sekolah. Hampir setiap harinya, ketika Pak Asdar tiba di sekolah, anak-anak sudah berlari menyambut, melambaikan tangan sambil tersenyum lebar.
“Anak-anak sangat senang saat kami datang. Itu yang membuat saya ikut bahagia,” katanya dengan tulus.
Baca juga: Jerih Payah Pak Asdar, Pengantar MBG untuk Anak-anak Sekolah di Pulau Osi
Senyum anak-anak sekolah yang menjadi bensin semangat Pak Asdar itu juga disampaikan oleh para guru yang setiap hari melihat langsung momen haru tersebut. Guru kelas IV SDN Pulau Osi Heni menyampaikan kehadiran Pak Asdar memang membuat para siswa bahagia.
"Kalau Pak Asdar datang mereka (siswa-siswa) sangat senang langsung lari menyambut, rebutan membantu menurunkan ompreng" ujarnya sambil tersenyum.
Ia juga menyampaikan dedikasi Pak Asdar sangatlah besar, karena meski jalan yang ditempuh memiliki kondisi yang memprihatinkan, ia selalu datang tepat waktu.
Dedikasi tersebut membuat Pak Asdar semakin bersemangat menjalankan tugasnya. Ia berharap Program MBG dapat terus berlanjut agar anak-anak di Pulau Osi mendapatkan makanan bergizi.
"Saya berharap program ini jangan dihentikan, karena sangat bermanfaat," ungkapnya penuh harap.
Kisah Pak Asdar ini menjadi bukti nyata semangat besar yang jarang tersorot namun punya peran krusial untuk kelancaran program MBG di pelosok negeri.
Baca juga: Penyajian Menu Lokal dalam Program MBG: Sesuai Selera Masyarakat, Kuatkan Ekonomi Daerah