Warga Desa Loli Oge Donggala Gelar Aksi Tolak Tambang dan Tuntut Transparansi Pengelolaan Lahan
December 18, 2025 02:24 PM

Laporan Wartawan TribunPalu, Misna Jayanti

TRIBUNPALU.COM, DONGGALA - Aliansi masyarakat Desa Loli Oge kembali menggelar aksi di Kantor Desa Loli Oge, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Kamis (18/12/2025)

Pantauan TribunPalu.com, ratusan massa mendatangi kantor desa sejak pukul 09.00 Wita. 

Mereka datang membawa pengeras suara serta spanduk berisi tuntutan.

Baca juga: Dugaan Maladministrasi dan Manipulasi Data, 12 Pejabat PTA Sulteng dan PA Palu Dilaporkan

Di bawah terik matahari, massa berdiri berhadapan dengan bangunan kantor desa bercat putih biru yang menjadi pusat aksi hari itu.

Spanduk besar bertuliskan pernyataan sikap Aliansi Masyarakat Desa Loli Oge dibentangkan tepat di depan pintu masuk kantor desa menggunakan tali rafia berwarna hijau, menutup sebagian akses masuk kantor, menjadi latar utama penyampaian tuntutan.

Satu spanduk lainnya dipasang di depan mobil pick up masa aksi.

Hingga pukul 12.00 Wita, massa aksi masih bertahan dan menduduki halaman kantor desa. 

Suasana aksi berlangsung cukup tegang dengan teriakan aspirasi.

Baca juga: Targetkan LP2B 87 Persen di 2029, Nusron Wahid Perketat Aturan Alih Fungsi Lahan Pertanian

Tak hanya kaum pria, sejumlah ibu-ibu turut ambil bagian dalam aksi tersebut.

Mereka menyuarakan kekhawatiran atas potensi kerusakan lingkungan di wilayah mereka.

"Kami menolak tambang baru di desa kami, sudah cukup tambang yang ada, kami yang rasa dampaknya," ujar salah seorang massa aksi sambil memegang mic ditangan kanannya dan suara yang sedikit bergetar.

Sejumlah warga merekam jalannya aksi menggunakan telepon genggam, sementara ibu-ibu dengan kerudung tampak berdiri di barisan depan, menyimak orasi yang disampaikan bergantian. 

Suara teriakan tuntutan menggema, memantul di dinding kantor desa, menambah ketegangan suasana.

Secara bergantian, perwakilan massa menyampaikan aspirasi dengan suara lantang dan tegas melalui pengeras suara.

Baca juga: BKD Sulteng Tegaskan Dugaan PPPK Siluman Sedang Ditangani Inspektorat

Di depan pintu masuk kantor, aparat kepolisian dan Babinsa terlihat berjaga, membentuk barikade tipis di antara warga dan teras kantor desa.

Aparat kepolisian dan Babinsa berdiri siaga di sisi teras dan di tepi jalan raya memastikan jalannya aksi tetap terkendali dan arus lalu lintas tetap lancar. 

Meski berlangsung dengan pengawalan ketat, aksi tetap berjalan tertib, mencerminkan kuatnya tekad warga dalam menyuarakan aspirasi mereka.

Dalam aksinya, Aliansi Masyarakat Desa Loli Oge menyampaikan tujuh tuntutan.

Pertama, menolak tambang batuan mineral yang baru.

Kedua, usut kasus mafia tanah terhadap oknum aparat desa yang menjadi makelar tambang.

Ketiga, masyarakat pemilik lahan menuntut agar di usut tuntas kasus penjualan lahan tanpa sepengetahuan pemilik lokasi.

Keempat, menuntut agar aparat desa mendata seluruh warga pemilik lahan agar dibuatkan pengantar SKPT untuk pembuatan sertifikat.

Baca juga: Harga iPhone Terbaru: iPhone 15, iPhone 16, iPhone 16E, iPhone 17 Pro Max, iPhone 17 Air

Kelima, kami masyarakat meminta transparan dan keterbukaan informasi terkait dana bagi hasil serta penggunaan dana CSR pertahun.

Keenam, meminta dan menuntut hasil kinerja BPD selaku pengawas pembangunan Desa Loli oge. 

Ketujuh, masyarakat meminta klasifikasi Kades Loli Oge terkait pengrusakan pondasi milik salah satu perusahaan tambang sesuai laporan polisi, apakah bangunan itu untuk perusahaan atau untuk kepentingan masyarakat yang dibangun dibadan jalan Desa.(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.