BANGKAPOS.COM, COM, BANGKA — Surat edaran Bupati Bangka tentang gerakan ayah mengambil rapor anak ke sekolah menimbulkan pro kontra di masyarakat.
Pasalnya, himbauan tersebut dianggap tidak memikirkan perasaan anak yatim yang sudah tidak mempunyai sosok ayah.
Surat edaran dengan Nomor: 400.13/524/DP2KBP3A/2025 yang ditandatangani Bupati Bangka, Fery Insani tertanggal 16 Desember 2025 itu pun telah disampaikan ke sekolah-sekolah.
Saat dimintai tanggapan tentang hal tersebut, Bupati Bangka, Fery Insani menyebut bahwa dirinya tidak tau dan hanya tinggal menandatangani.
“Saya enggak tau ya, karena saya tinggal tanda tangan tanda tangan aja. Ada juga yang bilang bagaimana kalau anak tidak punya ayah, saya semalem jam 11, yang enggak punya ayah, ibu kali ya, atau pamannya,” kata Fery saat diwawancarai Bangkapos.com disela-sela kegiatannya, Kamis (18/12/2025).
Diakuinya, dirinya tidak bermaksud menyinggung orang yang tidak punya ayah. Pasalnya kata dia, sosok ayah yang terlalu sibuk bekerja kadangkala lupa mengurangi intensitas lost parent atau kehilangan figur orangtua.
“Tapi saya lupa ya, toh bagaimana anak yatim. Anak yatim ini, ya saya minta maaf lah ya. Kalau misalnya ada ibunya, ibunya, kalau misal ada pamannya, pamannya. Kita tidak bermaksud menyinggung perasaan mereka (anak yatim-red),” ujarnya.
Dirinya mengaku sungguh tidak bermaksud untuk melakukan hal tersebut. Kata dia, anak yatim semestinya diperlakukan lebih baik oleh pemerintah.
“Boleh saja (yang mengambil rapor-red) emaknya, pamannya atau siapa lah. Karena mereka sebenarnya kelompok yang diprioritaskan,” jelasnya.
Oleh karena itu, sekali lagi dirinya meminta karena sempat tidak memikirkan perasaan anak yatim.
“Tapi saya mohon maaf ya, saya tidak terpikir bagaimana anak yatim, karena ini kan seluruh Bangka Belitung, karena ini kelompok (anak yatim-red) yang diprioritaskan,” sambungnya.
Kata Fery, kedepannya dirinya akan berusaha keras membuat orang-orang yang hidup di Kabupaten Bangka ini nyaman, terlepas dari adanya kontra maupun yang tidak setuju atau tidak mendukung.
“Biasalah hidup itu. Kalau 10 orang, 5 orang yang pro aja udah baik itu, jadi kita jangan berharap semua orang dukung kita, semua orang tidak mengkritik, silahkan saja lah,” tuturnya.
Meski begitu, dirinya bertekad orang yang tinggal di Kabupaten Bangka dapat hidup nyaman, baik itu nyaman lingkungannya, nyaman dalam berurusan, nyaman sekolah dan lain-lain.
“Jadi kadang saya tidak paham, tidak mengetahui detil lah. Nah, teman-teman media lah disampaikan. Jadi saya mohon maaf, enggak ada maksud saya begitu,” imbuhnya.
(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)