Wali Kota Bengkulu Akan Panggil Pedagang Pantai Panjang yang Ngamuk, Minta Sewa Pondok Rp1 Juta
December 18, 2025 07:54 PM

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Bima Kurniawan

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU – Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, akan memanggil seorang pedagang di kawasan wisata Pantai Panjang yang viral di media sosial setelah mengamuk dan mengusir pengunjung usai meminta biaya sewa pondok sebesar Rp1 juta pada Sabtu (29/11/2025) lalu.

Pemanggilan tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut atas keluhan pengunjung yang terekam dalam sebuah video dan beredar luas di media sosial Instagram.

Dalam video tersebut, terlihat seorang pedagang sekaligus pemilik pondok di Pantai Panjang mengamuk dan mengusir rombongan pengunjung dengan menggunakan kayu.

Menanggapi kejadian itu, Dedy menegaskan bahwa pihaknya telah berulang kali mengimbau para pedagang di kawasan wisata Pantai Panjang agar menjaga sikap dan mengedepankan kenyamanan pengunjung.

Ia menyampaikan, Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu akan segera menindaklanjuti kasus tersebut dengan menyurati dan memanggil oknum pedagang yang bersangkutan.

“Kepala Dinas Pariwisata akan memanggil pedagang itu melalui surat. Jika yang bersangkutan masih melakukan hal seperti itu, mohon maaf, tidak kita izinkan lagi untuk berjualan,” tegas Dedy pada Kamis (18/12/2025).

Baca juga: Viral Pedagang Pantai Panjang Bengkulu Minta Sewa Pondok Rp1 Juta dan Usir Pengunjung Pakai Kayu

Selain penindakan terhadap oknum pedagang, Dedy juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) akan membangun fasilitas pendukung di kawasan Pantai Panjang.

Fasilitas yang dimaksud berupa pembangunan gazebo untuk menunjang kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut.

“Sembari itu, kita juga menyiapkan pembangunan gazebo-gazebo di sana, kurang lebih 20 gazebo untuk tahun ini,” jelasnya.

Pembangunan gazebo tersebut merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Bengkulu dalam menciptakan suasana wisata yang aman, nyaman, dan tertib.

Langkah ini juga dilakukan untuk mengantisipasi terulangnya kejadian serupa di kemudian hari.

“Gazebo itu nantinya gratis dan bisa digunakan oleh seluruh pengunjung wisata,” pungkas Dedy.

RESPON WALI KOTA - Wali Kota Bengkulu saat diwawancarai TribunBengkulu.com pada Kamis (18/12/2025). Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi merespon terkait pengunjung pantai panjang diamuk dan diusir salah satu pedagang serta pemilik pondok pantai panjang
WALI KOTA - Wali Kota Bengkulu saat diwawancarai TribunBengkulu.com pada Kamis (18/12/2025). Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi merespon terkait pengunjung pantai panjang diamuk dan diusir salah satu pedagang serta pemilik pondok pantai panjang (M. Bima Kurniawan/Bima Kurniawan)

Viral di Media Sosial

Sebelumnya, viral di media sosial, insiden pedagang pemilik pontok di Pantai Panjang, Bengkulu mengamuk dan mengusir pengunjung.

Video yang beredar menunjukkan pemilik pondok mengamuk dan mengusir rombongan pengunjung sekitar 10 orang dengan membawa kayu, meski rombongan tersebut telah memesan makanan.

Setelah video tersebut menjadi viral di media sosial, wartawan TribunBengkulu.com mencoba mengonfirmasi langsung kronologi kejadian kepada pengunjung.

Insiden tersebut ternyata terjadi pada Sabtu, (29/11/2025) lalu.

Salah satu pengunjung, Dewi, menjelaskan bahwa dirinya datang bersama keluarga usai mengantar orang tuanya berangkat umrah.

Rombongan yang berjumlah sekitar 10 orang itu bermaksud beristirahat sejenak di kawasan Pantai Panjang.

"Kami sekeluarga, sekitar 10 orang, baru selesai mengantar bapak untuk umrah, lalu mau istirahat di Pantai Panjang,” ucap Dewi.

Setelah menemukan pondok yang terlihat kosong, rombongan Dewi duduk untuk beristirahat.

Tak berselang, pemilik pondok mendatangi mereka dan meminta agar rombongan tersebut tidak hanya duduk, tetapi juga berbelanja.

“Yang punya pondok datang dan bilang jangan duduk saja, ini dibayar dan minta tolong berbelanja. Kami jawab iya, kami bayar,” jelasnya.

Menanggapi permintaan tersebut, rombongan Dewi memesan empat porsi mi rebus dan beberapa gelas es teh.

Namun, pedagang menyampaikan bahwa pesanan tersebut tidak tersedia.

“Kami pesan mi rebus empat porsi dan es teh, tapi dia bilang tidak ada,” kata Dewi.

Karena pesanan tidak tersedia, rombongan kemudian menanyakan biaya sewa pondok.

Pedagang tersebut menyebutkan tarif sebesar satu juta rupiah untuk dua pondok yang digunakan.

“Kami tanya kenapa semahal itu, sementara kami juga tidak jadi berbelanja,” ungkap Dewi.

Menurut Dewi, setelah terjadi perbincangan soal harga, pedagang tersebut langsung emosi dan mengamuk.

Bahkan, ia mengusir rombongan pengunjung dengan membawa kayu.

“Kami sebenarnya mau bayar, tapi ibu itu sudah ngamuk. Bagaimana mau bayar kalau kami diancam mau dipukul pakai kayu,” jelas Dewi.

Akibat kejadian itu, rombongan Dewi terpaksa meninggalkan lokasi meski belum selesai makan. Bahkan, makanan yang masih ada disebut dibuang oleh pedagang tersebut.

“Kami diusir, padahal sedang makan. Nasi kami dibuang-buang,” pungkas Dewi.

Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.