Misteri Tewasnya Mahasiswi UMM, Diduga Ada Konflik Keluarga Hingga Polisi Nekat Bunuh Adik Ipar
December 18, 2025 11:27 PM

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Misteri kematian tragis mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Faradila Amalia Najwa (21), perlahan mulai terkuak.

Namun, alih-alih menjawab semua pertanyaan, rangkaian fakta yang terungkap justru membuat kasus ini kian menyita perhatian publik.

Hingga kini, Polda Jawa Timur masih mendalami kasus pembunuhan yang menewaskan Faradila, atau yang akrab disapa FAN. Korban ditemukan tak bernyawa di pinggiran sungai kawasan Jalan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa malam (16/12/2025).

Penemuan jasad FAN dalam kondisi mengenaskan tak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga, tetapi juga memunculkan berbagai kejanggalan yang mengarah pada dugaan pembunuhan berencana.

FAN diketahui merupakan mahasiswi semester tiga Program Studi Hukum UMM asal Kabupaten Probolinggo.

Saat ditemukan, tubuh korban tergeletak terlentang di dasar sungai dalam kondisi masih berpakaian lengkap. Di kepalanya terpasang helm berwarna pink yang belakangan justru menjadi tanda tanya besar.

Helm tersebut diketahui bukan milik korban. Lebih mencurigakan lagi, sejumlah barang pribadi FAN, seperti tas dan ponsel, tidak ditemukan di lokasi kejadian.

Identitas korban dipastikan melalui pemeriksaan sidik jari. Dalam waktu kurang dari 24 jam, polisi bergerak cepat dan mengamankan seorang terduga pelaku berinisial Bripka AS.

Bripka AS diketahui merupakan kakak ipar korban sekaligus anggota Polri yang bertugas di Polsek Krucil, Kabupaten Probolinggo. Seiring berkembangnya penyidikan, penanganan perkara ini kemudian diambil alih oleh Polda Jawa Timur.

Hubungan Keluarga yang Retak

Ayah korban, H Ramlan, mengungkapkan bahwa hubungan antara putrinya dan Bripka AS sudah lama tidak harmonis. Konflik tersebut bahkan melibatkan kakak sulung korban.

Menurut Ramlan, FAN dikenal sebagai sosok berani dan tidak segan melawan jika merasa diperlakukan tidak adil. Sifat itu kerap memicu ketegangan di lingkungan keluarga.

Ramlan juga menduga motif pembunuhan berkaitan dengan persoalan penguasaan harta. Dugaan ini diperkuat hasil sementara otopsi yang menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan sebelum korban meninggal dunia.

Pada tubuh FAN ditemukan bekas cekikan di leher, lebam, serta memar di sejumlah bagian tubuh. Luka tersebut meliputi benturan di dahi, tekanan di bagian nadi, hingga bekas cubitan di paha, yang mengindikasikan adanya perlawanan sebelum korban tewas.

Samsul, sopir pribadi keluarga korban, turut mengungkap sejumlah kejanggalan. Helm pink yang dikenakan korban terlihat bersih dan baru, namun kondisi itu bertolak belakang dengan rambut dan wajah korban yang berlumuran lumpur.

Fakta lain yang menambah tanda tanya, sepeda motor dan helm asli milik FAN masih berada di tempat kosnya. Sementara tas dan ponsel korban raib tanpa jejak.

Kondisi tersebut memunculkan dugaan bahwa helm baru sengaja dipakaikan agar kematian korban terkesan sebagai korban begal atau kecelakaan.

Rekaman CCTV di sekitar kos menunjukkan FAN dijemput pengemudi ojek online sekitar pukul 20.14 WIB pada malam kejadian. Sementara CCTV di dekat lokasi penemuan jasad memperlihatkan sebuah mobil double cabin jenis Strada Triton mondar-mandir di sekitar TKP.

Mobil tersebut diketahui milik Bripka AS dan bahkan dibelikan oleh ayah korban sendiri.

Penangkapan dan Pendalaman Kasus

Sebelum resmi diamankan, Bripka AS sempat diminta keluarga datang ke RS Bhayangkara Watukosek, Sidoarjo, tempat jenazah FAN menjalani autopsi. Ia datang bersama dua sopir keluarga.

Namun tak lama kemudian, Bripka AS justru dibawa oleh anggota Polda Jawa Timur dan diamankan oleh Tim Jatanras.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, membenarkan bahwa Bripka AS kini menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik Ditreskrimum dan Bidang Propam.

“Yang bersangkutan masih diamankan. Dalam waktu 1x24 jam akan ditetapkan status hukumnya berdasarkan bukti permulaan yang cukup,” ujar Jules, Rabu (17/12/2025).

Polisi juga menegaskan bahwa penyelidikan tidak berhenti pada satu orang. Berdasarkan hasil awal, diduga terdapat pelaku lain yang terlibat.

“Dari penyelidikan sementara, diduga masih ada pelaku lain. Artinya, yang bersangkutan tidak melakukan perbuatan ini seorang diri,” tegas Jules.

Polisi Buka Peran Masyarakat
Polda Jawa Timur memastikan proses penyidikan akan dilakukan secara transparan dan profesional, mengingat kasus ini melibatkan oknum anggota kepolisian.

Polisi juga mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait kasus ini, terutama dugaan keterlibatan pihak lain, untuk segera melapor.

“Kami membuka ruang bagi masyarakat untuk memberikan informasi. Polda Jatim berkomitmen mengusut tuntas perkara ini dan memastikan seluruh pihak yang terlibat diproses sesuai hukum,” pungkas Jules.

Kasus pembunuhan Faradila Amalia Najwa kini menjadi sorotan luas publik, bukan hanya karena kejiannya, tetapi juga karena dugaan keterlibatan orang terdekat dan aparat penegak hukum. Polisi memastikan pengungkapan kasus ini dilakukan seterang-terangnya demi keadilan bagi korban dan keluarganya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.