Pemkab Bireuen Laporkan Dampak Banjir Bandang ke Pusat, Relokasi Desa Jadi Opsi Pemulihan
December 19, 2025 01:58 AM

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Pemkab Bireuen telah melaporkan dampak banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu kepada pemerintah pusat dan terus melakukan pembaruan data setiap hari. 

Laporan tersebut mencakup berbagai kerusakan, mulai dari jembatan rusak, rumah warga hilang atau rusak, hingga infrastruktur publik lainnya.

Hal itu disampaikan Kepala Bappeda Bireuen, Dailami SHut MLing, kepada Serambinews.com, Kamis (18/12/2025), saat mendampingi tim kementerian serta anggota DPR RI H Ruslan M Daud meninjau Bendungan Irigasi Pante Lhong, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen.

Menurut Dailami, pendataan dampak banjir terus diperbarui karena masih terdapat penambahan informasi dari lapangan.

Ia menegaskan, seluruh permasalahan infrastruktur dan permukiman warga yang terdampak banjir telah dilaporkan secara berkala kepada pemerintah pusat.

Pemkab Bireuen, lanjutnya, sangat berharap adanya kontribusi dan peran aktif pemerintah pusat dalam penanganan banjir bandang tersebut.

Baca juga: USK Pulihkan 91 Sumur Korban Banjir dan Longsor di Pidie Jaya dan Bireuen

Kunjungan tim kementerian, balai, serta Anggota DPR RI diharapkan menjadi titik awal proses rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah terdampak.

Terkait sejumlah desa yang terdampak parah hingga rumah warga hilang akibat banjir bandang, Pemkab Bireuen membuka opsi relokasi desa.

Relokasi dinilai perlu agar warga terdampak memiliki tempat tinggal yang aman dan layak.

“Jika ketersediaan lahan memungkinkan, Pemkab Bireuen akan melakukan koordinasi lanjutan. Apabila tidak tersedia, hal ini akan kami sampaikan kepada pemerintah pusat untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Dailami.

Ia menambahkan, wilayah dengan kondisi terparah berada di Kecamatan Juli, di mana banyak desa mengalami kerusakan berat hingga hilang.

Sementara itu, di Kecamatan Kutablang, sejumlah desa terendam endapan lumpur setinggi 1 hingga 2 meter, sehingga cukup sulit untuk difungsikan kembali sebagai kawasan permukiman.

Baca juga: Kabel Trafo PLN di Geudubang Aceh Langsa Baro Dicuri, Puluhan Rumah Mati Lampu

Kondisi serupa juga terjadi di beberapa desa di Kecamatan Peusangan, Peusangan Selatan, dan Peusangan Siblah Krueng.

Di wilayah tersebut, desa-desa tidak seluruhnya tergerus menjadi alur sungai, namun tertimbun endapan lumpur akibat banjir bandang. (*)

 

 

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.