Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ambon mengambil langkah progresif dalam merawat kemajemukan di Maluku.
IMM menggelar Workshop Moderasi Beragama dengan tajuk yang menyentuh akar budaya lokal: “Hidup Orang Basudara: Merajut Damai untuk Ambon Maju”, di salah satu Cafe di kawasan Stain, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Kamis (18/12/2025).
Kegiatan ini bukan sekadar diskusi rutin, melainkan upaya strategis untuk menanamkan pemahaman moderasi beragama sebagai pilar keharmonisan sosial.
Baca juga: Kabar Duka, Mantan Bupati SBT, Mukti Keliobas Meninggal Dunia
Baca juga: Malam Jumat, Intel, 5 Pos dan 2 Truk Polisi Siaga di STAIN Ambon
Workshop ini dihadiri oleh puluhan kader IMM serta perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Ambon.
Ketua Bidang Hikmah & Politik PC IMM Kota Ambon, Ahmad Rifaldi Loilatu, menegaskan bahwa konsep "Hidup Orang Basudara" bukan sekadar slogan, melainkan identitas yang harus diaktualisasikan.
“Melalui workshop ini, IMM ingin menghadirkan ruang edukasi dan dialog yang meneguhkan semangat persaudaraan. Moderasi beragama adalah jalan tengah untuk merajut perdamaian sekaligus mesin penggerak bagi kemajuan Kota Ambon,” tegas Loilatu dalam sambutannya.
Pemerintah Kota Ambon memberikan lampu hijau dan apresiasi tinggi terhadap inisiatif mahasiswa ini.
Penjabat (Pj) Sekretaris Kota Ambon, Robert Sapulette, yang hadir mewakili Wali Kota, menyebut langkah IMM sebagai aksi nyata dalam menjaga stabilitas sosial.
Menurut Sapulette, sinergi antara kaum intelektual muda dan pemerintah adalah kunci untuk menciptakan suasana kota yang kondusif.
Ia menilai moderasi beragama yang digaungkan mahasiswa akan sangat membantu program pemerintah dalam menjaga kerukunan umat beragama di Ambon.
Workshop ini dikemas secara tajam dengan menghadirkan narasumber kompeten yang mengupas tuntas tiga aspek:
* Perspektif Keagamaan: Penguatan nilai toleransi dan konsep moderasi.
* Sosial Kemasyarakatan: Implementasi nilai Pela Gandong dan hidup berdampingan.
* Keamanan: Peran pemuda dalam mendeteksi dini konflik dan menjaga stabilitas.
Sesi diskusi berlangsung interaktif. Para peserta tampak antusias melontarkan pertanyaan kritis mengenai peran mahasiswa sebagai agen perdamaian (agent of peace) di tengah dinamika media sosial dan politik yang sering kali memecah belah.
Melalui kegiatan ini, IMM Kota Ambon berharap para kader dan pemuda tidak hanya memahami teori moderasi secara tekstual.
Tetapi mampu menjadi pelopor perdamaian di lingkungan kampus dan masyarakat luas.
Workshop ini menjadi bukti otentik bahwa mahasiswa Ambon memiliki kepedulian besar untuk memastikan ibu kota Provinsi Maluku ini tetap aman, damai, dan terus melaju menuju kemajuan. (*)