SURYA.CO.ID, KEDIRI - Menjelang akhir tahun 2025, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito menyampaikan komitmennya dalam mengangkat 3.211 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu.
Pengangkatan tersebut menjadi salah satu prioritas utama meski di tengah efisiensi anggaran yang sedang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Hal tersebut disampaikan Mas Dhito pada acara pengarahan dan penyerahan Surat Keputusan (SK) PPPK Paruh Waktu yang digelar di lapangan Kantor Pemkab Kediri, Kamis, (18/12/2025).
Acara tersebut dihadiri oleh ribuan pegawai yang baru menerima SK sebagai bagian dari program pengangkatan PPPK.
Selain pegawai, terlihat sejak pukul 08.00 WIB, Kepala Satuan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan 21 Camat se-Kabupaten Kediri juga hadir memenuhi area lapangan.
"Walaupun kita berada di tengah proses efisiensi, pengangkatan PPPK Paruh Waktu tetap menjadi prioritas saya. Ini adalah bentuk apresiasi kepada mereka yang sudah lama mengabdi dan tetap setia bekerja untuk pemerintah," kata Mas Dhito.
Mas Dhito menjelaskan bahwa pada tahun 2026 mendatang, banyak daerah yang diperkirakan akan melakukan efisiensi besar-besaran akibat berkurangnya transfer dana daerah.
Salah satunya adalah Kabupaten Kediri, yang diproyeksikan akan mengalami efisiensi sekitar Rp 265 miliar.
Meski demikian, pengangkatan PPPK tetap menjadi langkah penting untuk memastikan kinerja pemerintahan tetap berjalan dengan baik.
Di antara ribuan PPPK Paruh Waktu yang diangkat, Mas Dhito menegaskan bahwa banyak di antaranya sudah mengabdi lebih dari 10 tahun.
Pengangkatan ini, menurutnya, adalah bentuk jaminan dari pemerintah daerah terhadap hak-hak para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang selama ini bekerja dengan penuh dedikasi.
"Banyak dari mereka yang sudah mengabdi bertahun-tahun. Inilah wujud komitmen kami untuk memberikan kepastian kepada mereka yang selama ini sudah bekerja keras untuk Pemkab Kediri," tambah Mas Dhito.
Terkait dengan kinerja dan kualitas pelayanan publik, Mas Dhito berharap pengangkatan PPPK Paruh Waktu ini dapat membawa dampak positif.
Menurutnya, pelayanan publik adalah ujung tombak dalam birokrasi pemerintahan. Karena itu, kinerja dan tanggung jawab setiap pegawai, baik ASN maupun PPPK, sangat penting untuk memastikan pelayanan kepada masyarakat tetap optimal.
"Bekerjalah dengan hati. Itu pesan saya yang paling sederhana, namun sangat berarti. Mari kita pegang teguh prinsip dan kode etik ASN sebagai pedoman dalam bekerja," pesan Mas Dhito kepada seluruh PPPK yang baru diangkat.
Mas Dhito pun menekankan bahwa pengangkatan PPPK Paruh Waktu ini adalah bentuk nyata dari perhatian dan apresiasi pemerintah terhadap para tenaga honorer yang telah lama bekerja di sektor publik.
Ia berharap dengan pengangkatan ini, kinerja pemerintahan pemda dapat semakin optimal dan pelayanan publik menjadi lebih baik.
“Ini adalah bentuk kita memberikan perhatian kepada mereka yang sudah bekerja lama. Pengangkatan ini bukan hanya soal status kepegawaian, tetapi juga soal memberikan motivasi dan pengakuan terhadap pengabdian mereka,” tutup Mas Dhito.
Dari total 3.211 orang yang menerima SK PPPK Paruh Waktu tersebut, 1.585 di antaranya merupakan guru, 1.497 tenaga teknis, dan sisanya adalah tenaga kesehatan.
Plt Kepala Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Kediri, Noor Rokhayati menjelaskan, seluruh PPPK Paruh Waktu yang baru diangkat akan mengikuti program orientasi pada 2026 mendatang.
Ia juga menambahkan bahwa pengangkatan PPPK Paruh Waktu ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan tenaga non-ASN yang masih ada di berbagai sektor pemerintahan.
"Pemkab Kediri sudah mengangkat PPPK Paruh Waktu melalui tiga gelombang. Gelombang pertama dan kedua merupakan pengangkatan PPPK, sementara gelombang ketiga adalah untuk PPPK Paruh Waktu," jelasnya.
Salah satu PPPK Paruh Waktu ini adalah Eka Susanti, seorang guru SDN Kalirong 1 asal Desa Kalirong Kecamatan Tarokan.
Eka merasa terharu dan bersyukur karena setelah 17 tahun mengabdi sebagai guru honorer, ia mendapatkan kepastian dengan diterima sebagai PPPK Paruh Waktu.
"Alhamdulillah, hari ini saya diterima sebagai PPPK Paruh Waktu. Sebelumnya saya honorer. Senang sekali karena pengangkatan ini adalah penantian saya bertahun-tahun. Di Kalirong, banyak teman-teman saya yang sudah mengabdi lebih dari 20 tahun. Mereka pun kini mendapatkan harapan yang sama untuk program PPPK," ungkap Eka dengan mata berkaca-kaca.
Eka juga menceritakan betapa beratnya perjuangan menjadi guru honorer. Selama ini, selain gaji yang jauh dari cukup, beban pekerjaan yang sama dengan guru ASN dan PNS sering kali membuat para guru honorer merasa terabaikan.
Dengan adanya pengangkatan PPPK Paruh Waktu ini, Eka berharap bisa meningkatkan kesejahteraan dan motivasi para tenaga pendidik lainnya di wilayah tersebut.
"Di Tarokan, banyak teman-teman yang sudah mengabdi selama 19 tahun, 20 tahun, bahkan ada yang 21 tahun. Kami sangat bersyukur karena akhirnya ada pengakuan terhadap kerja keras kami," jelas Eka. *****