DPRD Riau Soroti Anggaran Kebencanaan di Riau Hanya 6,2 Miliar
December 19, 2025 03:29 AM

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Anggaran kebencanaan di Provinsi Riau mendapat sorotan dari banyak pihak karena rendahnya yang diplot dalam APBD Riau, apalagi saat ini banjir sudah mulai melanda sejumlah wilayah di Provinsi Riau.

"Dengan kejadian bencana saat ini di Riau, kami berharap perhatian pemerintah untuk kesiapsiagaan kita, dana tanggap darurat dipersiapkan lebih besar,"ujar Anggota Komisi IV DPRD Riau Khairul Umam kepada tribunpekanbaru.com Kamis (18/12/2025).

Sekarang memang lanjut Khairul Umam, pihaknya di DPRD menyadari terjadinya efisiensi anggaran di pemerintah Provinsi Riau.

"Tetapi curah hujan juga semakin tinggi dan menjadi ancaman bagi kita kedepannya, artinya harus siap, jangan sampai kita tidak siap menanggulangi ketika terjadi bencana,"tegas Khairul Umam.

Untuk itu, pemerintah Provinsi Riau dan Kabupaten Kota lanjut Khairul Umam harus menambah anggaran untuk tanggap darurat ini.

"Dana tanggap Darurat kita harus diperhatikan ditambahkan lagi,"jelas Khairul Umam mantan ketua DPRD Bengkalis ini.

Sebelumnya Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau mengkritisi, ditengah meningkatnya risiko bencana dan penetapan status siaga darurat oleh Pemerintah Provinsi Riau dan sembilan kabupaten kota di Riau justru komitmen anggaran pemerintah untuk ketahanan bencana menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.

Kritik ini disampaikan Kordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau Tarmidzi.

Menurutnya, dalam APBD Perubahan 2025 memperlihatkan prioritas fiskal terhadap penanganan dan mitigasi bencana belum mencerminkan urgensi di lapangan.

Baca juga: UMK Dumai 2026 Diperidiksi Naik, Rapat Penetapan Akan Digelar  Jumat 18 Desember 2025 Besok

Baca juga: Biaya Serba Mahal, Kebutuhan Hidup Harus Jadi Pertimbangan Penetapan Upah

Dalam APBD 2025, Pemerintah Provinsi Riau sebenarnya telah menyiapkan Belanja Tidak Terduga (BTT) 
sebesar Rp50 miliar sebagai dana darurat. 

"Namun pada APBD Perubahan 2025 alokasi tersebut dipangkas drastis hingga 54 persen sehingga hanya tersisa Rp23,1 miliar,"ujar Tarmidzi. 

Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena dalam APBD 2026, dana darurat kembali mengalami penurunan sebesar 16 % menjadi Rp20 miliar. 

"Penurunan BTT ini sangat kontradiktif dengan kondisi faktual Riau yang hampir setiap tahun menghadapi ancaman banjir, kebakaran hutan dan lahan, serta bencana sosial lainnya,"jelas Tarmidzi.

Selain itu, menurutnya, alokasi anggaran yang dipersiapkan melalui program penanggulangan dan penanganan bencana pada tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga sangat minim. 

Dalam APBD P 2025 total dukungan anggaran sebesar Rp6,25 miliar, dengan rincian, BPBD sebesar Rp3,95 miliar, Dinas Sosial Rp1,88 miliar, dan Dinas Kesehatan Rp413 juta. 

"Angka ini menunjukkan bahwa program mitigasi, kesiapsiagaan, dan layanan korban bencana belum menjadi prioritas utama ditengah situasi darurat saat ini,"jelas Tarmidzi.

Secara total dukungan anggaran untuk penanganan dan ketahanan bencana ditengah status darurat saat ini, baik dari BTT maupun anggaran program hanya sebesar 0,31?ri total belanja daerah sebesar Rp9,4 triliun dalam APBD Perubahan 2025. 

"Porsi ini terlalu kecil untuk sebuah provinsi yang saban tahun bergulat dengan bencana hidrometeorologi dan kejadian luar biasa lainnya,"ujarnya.

Fitra Riau memandang, kondisi ini merupakan sinyal melemahnya komitmen pemerintah dalam memastikan keselamatan dan perlindungan masyarakat. 

Di tengah meningkatnya intensitas bencana dan ditetapkannya status siaga darurat di berbagai daerah, penurunan alokasi anggaran justru berpotensi memperbesar dampak kerugian, memperlambat respons darurat, dan mengurangi efektivitas program penanggulangan di lapangan.

"Pemerintah Provinsi Riau harus segera meningkatkan alokasi dana darurat dan memperkuat anggaran program penanggulangan bencana, agar tidak terjadi kekosongan fiskal ketika bencana terjadi,"ujarnya. 

Selain itu, pemerintah kabupaten/kota yang telah menetapkan status siaga darurat juga perlu memastikan ketersediaan BTT yang memadai, mempercepat koordinasi lintas OPD, serta memperkuat layanan kepada masyarakat terdampak.

Dalam situasi kedaruratan seperti saat ini, komitmen anggaran merupakan indikator utama kesiapan pemerintah menjalankan mandat perlindungan warga. 

"Pemerintah daerah di Riau harus memastikan bahwa kebijakan fiskal sejalan dengan kebutuhan nyata masyarakat serta ancaman bencana yang terus meningkat dari tahun ke tahun,"jelas Tarmidzi.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.