TRIBUNNEWS.COM - Jurnalis perempuan bernama Irine Wardhanie sedang menjadi bahan perbincangan warganet.
Videonya saat menangis melaporkan kondisi lokasi bencana banjir dan tanah longsor di Aceh Tamiang, viral lewat media sosial.
Ia mengaku, sudah satu minggu ada di lokasi bencana, namun tidak ada perubahan.
Oleh karenanya, menurut Irine, bisa dibenarkan warga Aceh mengibarkan bendera putih sebagai isyarat menyerah dengan keadaan.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Aceh telah mengirim surat ke dua lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meminta bantuan.
"Lebih dari seminggu di Aceh tidak ada perubahan. Jadi wajar masyarakat Aceh mengibarkan bendera putih kepada pemerintah," katanya, dikutip dari video viral, Jumat (18/12/2025).
Irine kemudian menunjukkan kondisi akses di wilayah Aceh Tamiang masih terisolir.
Jembatan yang jadi akses utama mobilisasi putus diterjang banjir.
"Disebelah sana masih banyak anak-anak yang nggak makan," katanya sambil meneteskan air mata.
Irine dalam laporannya juga mendapatkan pesan dari para korban.
"Ini berat buat kami. Seberat relawan menembus wilayah-wilayah terdampak," tegas Irine.
Baca juga: Prabowo Bilang Situasi Banjir Sumatra Terkendali, Greenpeace: Pemerintah Belum Ada Langkah Nyata
Irine memiliki nama lengkap Irine Octavianti Kusuma Wardhanie.
Dikutip dari akun Linkedin miliknya, Irine merupakan pernah kuliah di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dirinya mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan lulus pada 2015.
Sebelum lulus, Irine sudah bekerja di Villalet yang bergerak dalam bidang properti khususnya villa di Bali.
Ia menempati jabatan sebagai Customer Coordinator pada Februari-Desember 2014.
Irine lalu terjun ke dunia jurnalistik.
Dirinya bertugas sebagai pewarta di The Geotimes Magazine pada Januari-Oktober 2015.
Ia menjabat sebagai produser lapangan dari November 2015 hingga sekarang.
Selain di dunia jurnalistik, Irine juga seorang pecinta satwa.
Ia tergabung dalam Centre for Orangutan Protection (COP) adalah organisasi nirlaba independen Indonesia yang didirikan tahun 2007 untuk melindungi orangutan dan habitatnya.
Irine sudah bergabung sejak Juni 2011 hingga sekarang.
Di sosial media, Irine cukup aktif membagikan aktivitasnya di Instagram, @irinewardhanie.
Ia sudah memiliki pengikut sebanyak 3.061 orang.
Lewat postingannya, Irine diketahui memiliki hobi berlari.
Baca juga: Kunjungi Pengungsi di Agam, Prabowo: Kita Memikirkan Tiap Hari Bagaimana Memperbaiki Keadaan
Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan situasi di tengah banjir bandang dan tanah longsor di Sumatra, terkendali.
Adapun Prabowo sudah dua kali bilang bahwa situasi pasca-bencana Sumatra terkendali.
Pertama, saat kunjungan kerja selama dua hari ke wilayah terdampak bencana di Aceh dan Sumatra Utara, Sabtu (13/12/2025).
Kala itu, Prabowo memastikan penanganan dan pemulihan bencana di sejumlah daerah terdampak berada dalam kondisi terkendali.
“Ya, saya lihat keadaan terkendali. Saya cek terus,” ujar Prabowo kepada awak media di Pangkalan TNI AU Soewondo, Kota Medan.
Menurutnya, pemerintah tetap memantau langsung kondisi di lapangan, khususnya di lokasi pengungsian.
Meski ada sedikit keterlambatan, kata Prabowo, pelayanan terhadap para pengungsi berjalan dengan baik dan kebutuhan dasar masyarakat masih terjaga.
“Di sana sini memang keadaan alam, keadaan fisik, ada keterlambatan sedikit. Tapi saya cek semua ke tempat pengungsi kondisi mereka baik, pelayanan pada mereka baik, suplai pangan cukup,” tutur Prabowo.
Kedua, saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025).
Prabowo menyebut bahwa situasi pasca-bencana di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh masih terkendali saat menanggapi desakan tentang penetapan status bencana nasional.
Menurutnya, pemerintah sudah mengerahkan seluruh kemampuan untuk mengatasi bencana.
"Ada yang teriak-teriak ingin ini dinyatakan bencana nasional. Kita sudah kerahkan, ini tiga provinsi dari 38 provinsi. Jadi, situasi terkendali. Saya monitor terus, ya," kata Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menyebut akan membentuk satuan tugas (satgas) untuk rehabilitasi dan rekonstruksi.
(Tribunnews.com/Endra/Rizki A)