TRIBUNTRENDS.COM - Duka mendalam yang menyelimuti keluarga almarhum Khoiruddin (77) di Sidoarjo berubah menjadi pilu yang menyesakkan dada.
Alih-alih mendapatkan penghormatan terakhir dengan tenang, prosesi pemakaman warga Perumahan Surya Kencana ini justru diwarnai aksi penghadangan dan penolakan yang viral di jagat maya.
Peristiwa memilukan ini terjadi di Desa Grogol, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo. Di balik ketegangan tersebut, terselip konflik lama terkait sengketa lahan antara warga desa setempat dengan pihak pengembang perumahan.
Rabu (17/12/2025) pagi, seharusnya menjadi momen terakhir keluarga melepas kepergian Khoiruddin.
Namun, rombongan pengantar jenazah justru menemui jalan buntu secara harfiah. Akses menuju Tempat Pemakaman Taman Surya Kencana ternyata telah ditutup paksa.
Rangga, salah satu warga perumahan yang ikut dalam rombongan, menceritakan betapa sulitnya perjalanan menuju liang lahat hari itu.
"Jalan akses menuju makam itu ditembok oleh warga Desa Grogol, lebarnya sekitar satu meter lebih. Akhirnya kami memutar melewati tembok tersebut agar almarhum bisa segera dimakamkan di Taman Surya Kencana," ujar Rangga, Kamis (18/12/2025).
Sayangnya, perjuangan mereka belum berakhir. Setibanya di gerbang pemakaman, puluhan warga Desa Grogol sudah berdiri mengadang.
Intimidasi tersebut memaksa rombongan untuk memutar balik, membawa kembali jenazah yang sudah siap dikuburkan ke rumah duka.
“Saat di depan pintu gerbang pemakaman, kami semua disuruh kembali. Warga Desa Grogol melarang jenazah dikuburkan di lokasi itu,” tambah Rangga.
Baca juga: Kronologi Aipda Simson Temukan Jenazah Ibunya Saat Cari Korban Banjir Tapteng: Di Bawah Reruntuhan!
Kericuhan sempat pecah di lokasi. Warga perumahan bersikeras bahwa jalan yang mereka lalui adalah akses umum, sementara warga desa mengklaim lahan tersebut masih milik hak ulayat desa yang belum diselesaikan oleh pengembang.
Lantaran tidak ada titik temu dan situasi kian memanas, keluarga tidak memiliki pilihan lain selain mengalah.
"Kata warga Desa Grogol, mereka melakukan penolakan, perkara jalan dari perumahan menuju makam yang diakui masih milik warga desa. Ya akhirnya kami balik ke rumah duka lagi," ungkap Rangga sedih.
Akibat penolakan ini, almarhum akhirnya dimakamkan jauh dari tempat tinggalnya, yakni di TPU Delta Praloyo Asri, Kecamatan Candi, Sidoarjo.
Baca juga: Jejak Digital AKBP Basuki! Sempat Kirim Foto Jenazah Dosen Untag ke Keluarga Lalu Dihapus: Panik!
Bagi Irwan Dwi Wahyudi, putra almarhum, kejadian ini adalah luka yang sulit disembuhkan.
Ayahnya, yang sempat berjuang melawan sakit di RS Siti Fatimah sebelum tutup usia pada Selasa malam, seolah tak diberi hak untuk beristirahat dengan tenang di tanah kelahirannya sendiri.
"Ayah kami meninggal malam Rabu, terus dimakamkan Rabu pagi sekitar jam 7 pagi kemarin di tempat pemakaman Taman Surya Kencana," tutur Irwan.
Irwan merasa heran dan sangat kecewa karena menurutnya, sang ayah juga merupakan bagian dari warga Desa Grogol secara administratif.
"Ngapain harus izin ke warga. Ayah saya juga warga desa sini. Kami benar-benar sedih, kecewa dan sangat terpukul. Salah apa ayah kami sampai ditolak seperti itu," keluhnya dengan nada getir.
Melalui video yang ia unggah ke media sosial, Irwan hanya ingin meluapkan kesedihan sekaligus berharap agar ego sengketa lahan tidak lagi mengorbankan sisi kemanusiaan di masa depan.
“Kami sangat sedih peristiwa ini terjadi di saat duka. Harapan kami, jangan sampai ada keluarga lain yang mengalami hal seperti ini lagi,” tutupnya.
(TribunTrends.com/TribunJatim.com)