TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Kalijaga Research Innovations and Community Engagement Awards (KRISNA) 2025.
Diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), KRISNA dirancang bukan sekadar sebagai ajang penghargaan, melainkan perayaan bersama atas kerja akademik yang terus dijalankan secara konsisten.
Ketua LPPM UIN Sunan Kalijaga Dr. Abdul Qoyum mengatakan KRISNA merupakan ruang apresiasi terhadap proses akademik yang berkelanjutan.
Menurutnya, berbagai capaian riset institusi merupakan buah dari ketekunan panjang para dosen dan peneliti yang bekerja secara konsisten, sering kali dalam kondisi yang tidak mudah.
“Capaian institusi adalah hasil kerja bersama, dari level program studi hingga universitas. KRISNA adalah bentuk penghormatan atas kerja kolektif itu,” katanya melalui keterangan tertulis, Jumat (19/12/2025).
Ia mengungkapkan kinerja riset UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sepanjang 2025 gemilang, baik di kancah nasional maupun internasional.
Pada tingkat nasional, sistem penilaian SINTA juga menempatkan UIN Sunan Kalijaga pada peringkat pertama di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), mengukuhkan konsistensi mutu riset dan publikasi yang terus dijaga.
“Capaian ini diharapkan berkelanjutan dan terus meningkat, sebagai hasil kerja kolektif civitas akademika, terutama di tingkat program studi,”ungkapnya.
Baca juga: DPRD Minta Pemda DIY Seriusi Migrasi Becak Listrik di DIY
Publikasi bereputasi internasional scopus, kampus ini menempati peringkat pertama di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
“Dampak sitasi publikasi UIN Sunan Kalijaga juga tercatat kompetitif, dengan Field-Weighted Citation Impact (FWCI) mencapai 2,91, yang menunjukkan bahwa publikasi tersebut disitasi hampir tiga kali lipat di atas rata-rata dunia pada berbagai rumpun keilmuan .Capaian ini turut memperkuat optimisme institusi dalam pemeringkatan global, termasuk Times Higher Education (THE),” lanjutnya.
Sementara itu, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Noorhaidi Hasan menegaskan riset dan pengabdian perguruan tinggi harus diarahkan untuk memastikan terjadinya transformasi sosial menuju visi Indonesia Emas 2045.
Transformasi sosial, salah satunya mensyaratkan kapasitas sumber daya manusia yang mampu mengelola dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
“Transformasi sosial juga harus diikuti dengan penguatan ketahanan sosial yang juga menjadi bagian dari tugas perguruan tinggi,” terangnya.
Dalam kerangka Asta Protas Kementerian Agama, ketahanan sosial dipahami sebagai penguatan kerukunan bangsa yang bertumpu pada harmoni relasi antarumat beragama, etnisitas, dan keberagaman sosial lainnya.
Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menumbuhkan dan memperkuat nilai-nilai tersebut melalui pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Sehingga penghargaan yang diberikan dalam KRISNA bukanlah titik akhir. Capaian tersebut justru menjadi awal dari upaya berkelanjutan dalam membangun perguruan tinggi yang unggul,” pungkasnya. (maw)