IMI Maluku Akui Sudah Ingatkan Risiko Sirkuit, Kecelakaan Ojan Terjadi Usai Bendera Finish Berkibar
December 19, 2025 05:52 PM

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

TRIBUNAMBON.COM – Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Maluku, Febrian Kermite, akhirnya buka suara terkait kecelakaan serius yang menimpa pembalap muda Mauzali Fauzan Tuasikal alias Ojan Tuasikal pada ajang Road Race Kabupaten Kepulauan Aru, Rabu (17/12/2025).

Febrian menegaskan, insiden yang membuat Ojan kini kritis dan dirawat intensif di ruang ICU RSUD Cendrawasih Dobo terjadi saat race ke-6 Kualifikasi Time Trial (QTT) kelas Matic sudah dinyatakan selesai.

“Race itu sebenarnya sudah saya angkat bendera finish. Tapi masih ada beberapa motor yang tetap melaju, termasuk Ojan,” kata Febrian saat dikonfirmasi TribunAmbon.com melalui pesan WhatsApp, Kamis (18/12/2025) malam.

Menurutnya, kecelakaan terjadi di lintasan berbahaya antara tikungan dua (R2) menuju tikungan tiga (R3). 

Ojan sempat menyalip satu motor di depannya, namun kemudian keluar jalur dan terjatuh dengan keras.

Baca juga: Minyak Tanah di Ambon Tak Langka, Pertamina Jamin Stok Nataru 2026 Aman 

Baca juga: Jenazah Abdul Mukti Diberangkatkan ke Amarsekaru, Wakil Bupati SBT Sampaikan Duka: Mohon Dimaafkan

Namun di balik kejadian itu, Febrian mengungkap fakta penting bahwa peringatan soal aspek keselamatan sirkuit sebenarnya sudah disampaikan jauh hari sebelum lomba digelar.

“Satu hari sebelum latihan resmi, saya sudah sampaikan ke panitia bahwa sirkuit ini kurang safety, khususnya dari R2 ke R3,” ujarnya.

Ia bahkan mengusulkan agar sirkuit diubah menjadi lebih pendek demi memudahkan pengawasan dan meningkatkan keamanan di seluruh sudut lintasan. 

Namun usulan tersebut ditolak.

“Panitia bersama seluruh pembalap saat itu protes dan menolak usulan perubahan sirkuit,” jelas Febrian.

Karena usulannya tidak diterima, ia kemudian meminta agar jika sirkuit tetap digunakan dalam jalur panjang.

Selain itu pembalap dan panitia diminta membuat pernyataan bersama agar IMI Maluku tidak diprotes apabila terjadi kecelakaan.

“Seluruh pembalap dan panitia akhirnya setuju, dengan catatan sirkuit dibuat lebih safety lagi,” katanya.

Febrian mengklaim, setelah dilakukan penyesuaian pengaman dan digelar latihan resmi, tidak ada lagi protes dari pembalap.

“Setelah latihan resmi, tidak ada yang menyampaikan keberatan. Makanya saat QTT digelar, langsung dijalankan,” ucapnya.

Penjelasan IMI Maluku ini muncul di tengah tuntutan keras dari pihak keluarga Ojan Tuasikal, yang menilai kecelakaan tersebut bukan sekadar insiden balap biasa.

Melainkan akibat kelalaian panitia penyelenggara dalam menjamin keselamatan lintasan.

Ojan hingga kini masih berada dalam kondisi kritis akibat patah tangan kanan dan kiri, patah rahang, serta pendarahan hebat.

“Ini bukan kecelakaan biasa. Ini akibat sirkuit yang sejak awal sudah tidak aman,” tegas Achonk, keluarga sekaligus mekanik Tim AMR.

Achonk menyebut, bukan hanya pembalap yang mengeluhkan kondisi lintasan.

Tetapi pimpinan lomba juga telah menyampaikan peringatan agar sirkuit diubah. Namun panitia tetap memaksakan lomba berjalan.

“Permintaan untuk memperbaiki pengaman di titik rawan tidak pernah ditindaklanjuti secara serius,” katanya.

Dugaan kelalaian panitia semakin menguat karena sebelum Ojan, pembalap Marco Sitanala juga mengalami kecelakaan di tikungan yang sama, dengan cedera serius pada tempurung lutut. 

Namun insiden itu tidak dijadikan bahan evaluasi untuk menghentikan sementara lomba atau memperbaiki pengaman lintasan.

Kecelakaan Ojan sendiri terjadi pada Rabu (17/12/2025) sekitar pukul 15.30 WIT, saat sesi QTT Matic 150cc di sirkuit non-permanen yang memanfaatkan kawasan perkantoran Bupati Kepulauan Aru, Kota Dobo.

Minimnya pembatas dan pengaman lintasan membuat benturan yang dialami Ojan tidak dapat diredam, sehingga berujung cedera berat dan pendarahan hebat.

Kini, keluarga korban mendesak IMI Maluku dan panitia penyelenggara untuk bertanggung jawab serta melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari proses rekomendasi, kelayakan sirkuit non-permanen, hingga pengawasan teknis di lapangan.

Sirkuit yang menggunakan area perkantoran pemerintahan tersebut pun menjadi sorotan luas komunitas otomotif Maluku. 

Publik mempertanyakan bagaimana sebuah event balap tetap digelar meski peringatan keselamatan sudah disampaikan dan korban telah berjatuhan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.