TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Pembangunan trotoar di sepanjang Jalan Perintis, Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara ( Kaltara ) sempat menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Banyak masyarakat yang mempertanyakan terkait urgensi Dinas PUPR Perkim Tana Tidung membangun trotoar dan terkesan menyampingkan perbaikan jalan yang dirasa lebih dibutuhkan bagi masyarakat.
Untuk itu Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Perkim Tana Tidung, Punjul, angkat bicara terkait proyek pembangunan trotoar, termasuk soal anggaran, panjang pekerjaan, hingga prioritas penanganan infrastruktur jalan di Kabupaten Tana Tidung.
Kepada TribunKaltara.com, Punjul menjelaskan proyek trotoar tersebut memiliki pagu anggaran sebesar Rp1,6 miliar dan setelah melalui proses lelang dikontrak sekitar Rp1,5 miliar lebih.
Baca juga: Gelontorkan Anggaran Rp 1,5 Miliar, PUPR Perkim Tana Tidung Kaltara Buat Trotoar Sepanjang 900 Meter
Berdasarkan hasil evaluasi bersama tim pelaksana dan konsultan, panjang pekerjaan yang direalisasikan mencapai sekitar 650 meter, bukan 900 meter seperti yang diperkirakan sebelumnya.
“Rp1,6 miliar itu pagu, setelah dilelang kontraknya sekitar Rp1,5 miliar sekian. Target panjangnya sekitar 650 meter, itu sudah dihitung berdasarkan analisa Bina Marga,” ujar Punjul, Jumat (19/12/2025).
Ia menegaskan penyusunan anggaran dilakukan berdasarkan analisa teknis yang jelas, bukan tanpa dasar.
Dalam penentuan biaya, terdapat perhitungan satuan seperti meter persegi, meter lari, maupun meter kubik yang mengacu pada standar Kementerian PUPR.
“Kita menyusun anggaran itu bukan sembarang di Bina Marga ada analisa harga satuan yang dikeluarkan Kementerian PUPR, kemudian ada juga analisa sendiri, jadi semuanya ada dasar perhitungannya,” jelasnya.
Terkait sorotan publik di media sosial, Punjul mengatakan proyek tersebut masih berjalan dan masa pelaksanaannya hingga 31 Desember 2025.
Setelah selesai, proyek akan melalui proses audit oleh Inspektorat dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Namanya juga masyarakat menilai, tidak apa-apa. Tapi proyek ini kan masih berjalan, nanti setelah selesai akan ada audit dari Inspektorat dan BPK untuk memastikan kesesuaian anggaran dengan pelaksanaan di lapangan,” tegasnya.
Dianggap Tidak Prioritaskan Jalan
Menjawab pertanyaan soal prioritas pembangunan trotoar dibandingkan jalan, Punjul menjelaskan penanganan infrastruktur di Tana Tidung dilakukan secara bertahap dan menyeluruh, dan tidak hanya fokus pada satu lokasi.
“Konsepnya beda-beda. Bukan hanya satu lokasi saja yang kita pikirkan, tapi seluruh Kabupaten Tana Tidung,” ujarnya.
Ia mengungkapkan sebelumnya Dinas PUPR Perkim Tana Tidung sempat memperoleh alokasi anggaran pusat sebesar Rp 34 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) serta Program Inpres Jalan Daerah (IJD) untuk penanganan ruas Bundaran HU hingga Bebatu sepanjang 11 kilometer.
Namun anggaran tersebut batal didapatkan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung melalui Dinas PUPR Perkim akibat efisiensi anggaran yang dikeluarkan berdasarkan Inpres Nomor 1 Tahun 2025.
“Anggaran itu dihilangkan karena efisiensi. Bukan cuma kita, seluruh Indonesia terdampak,” katanya.
Meski demikian, Punjul memastikan penanganan jalan tetap dilakukan secara bertahap menggunakan sumber pendanaan lain, seperti Dana Bagi Hasil (DBH) sawit, termasuk perbaikan ruas jalan di Seputuk dan Bebatu.
“Bukan kita biarkan. Kalau tidak bisa ditangani penuh, yang rusak tetap kita tangani pakai alat yang kita punya,” ujarnya.
Ia menambahkan kondisi jalan tanah memang rawan rusak akibat hujan, genangan air, serta dilalui kendaraan berat setiap hari.
Namun Dinas PUPR Perkim Tana Tidung terus melakukan perbaikan secara bergilir di sejumlah titik.
“Jalan Bebatu sudah kita tangani, lalu Sebawang, kemudian jalan provinsi, setelah itu alat kita geser lagi ke Seputuk,” ungkapnya.
Demi Keselamatan Anak Sekolah
Terkait pembangunan trotoar di Jalan Perintis, Punjul menegaskan proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pelajar yang setiap hari berjalan kaki menuju sekolah.
“Anak-anak sekolah itu rawan karena berjalan di badan jalan, dari forum LLAJ Dinas Perhubungan ada rekomendasi supaya dibangunkan trotoar, jadi itu yang kita tindak lanjuti,” jelasnya.
Trotoar tersebut dibangun dari simpang Jalan Tanah Abang hingga akses keluar lingkungan sekolah, sehingga pelajar tidak lagi berjalan di badan jalan aspal.
Baca juga: Dinas PUPR Tana Tidung akan Lanjutkan Pembangunan Trotoar di Jalan Perintis
“Kita jaga supaya anak sekolah lebih aman. Bukan berarti kita mengabaikan jalan, anggarannya memang berbeda-beda,” katanya.
Punjul menegaskan Dinas PUPR Perkim khususnya Bidang Bina Marga terbuka terhadap kritik masyarakat dan menjadikan masukan tersebut sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan.
“Kami bukan tidak bekerja, tapi berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Kritikan itu jadi pengingat buat kami,” pungkasnya.
(*)
Penulis : Rismayanti