Laporan Wartawan Tribun Gayo Asnawi Luwi | Aceh Tenggara
TribunGayo.com, KUTACANE - Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kemen PKP) diminta percepat penanganan pemulihan pasca bencana di Kabupaten Aceh Tenggara, Jumat (19/12/2025).
Diketahui, musibah banjir bandang yang menerjang Aceh Tenggara pada Kamis (27/11/2025), telah merenggut 15 nyawa dan satu orang hanyut.
Baca juga: Ditreskrimsus Kepri Salurkan Bantuan Rp 75 Juta untuk Korban Banjir Bandang di Aceh Tenggara
Selain itu, banjir bandang turut merusak sejumlah fasilitas umum, seperti:
Dilaporkan, banjir bandang terparah menerjang Kecamatan Ketambe, dan menyebabkan jalan nasional penghubung Aceh Tenggara- Gayo Lues putus total.
Akibatnya, masyarakat di Gayo Lues maupun Rumah Bundar, Aceh Tenggara sempat terisolasi selama 21 hari.
Saat ini, kendaraan roda empat sudah dapat melintas menuju Rumah Bundar Kecamatan Ketambe hingga Perbatasan Gayo Lues, melalui jalur alternatif.
"Saat ini di Aceh Tenggara transisi pemulihan pasca bencana banjir selama 90 hari kedepannya. Artinya, Kementerian PU, BPJN Aceh, BWS Sumatera 1 dan Kementerian PKP harus fokuskan menangani kerusakan fasilitas infrastruktur di Aceh Tenggara.
Serta membangun rumah bagi masyarakat korban banjir bandang," ujar Pengamat Kebijakan Publik Aceh yang juga Tokoh Masyarakat Aceh Tenggara, Dr Nasrul Zaman kepada TribunGayo.com pada Jumat (19/12/2025).
Dr Nasrul juga mengungkapkan bahwa sejumlah jembatan di Aceh Tenggara putus total akibat banjir bandang, diantaranya:
"Dari ke empat jembatan itu, saat ini Jembatan Salim Pipit sudah bisa dilintasi kendaraan roda dua melalui jembatan alternatif, begitu juga Jembatan Mbarung memiliki jembatan alternatif yang bisa dilintasi roda dua dan roda tiga.
Sedangkan, Jembatan Silayakh Pedesi sudah diperbaiki opprit jembatan sehingga jembatan ini menjadi satu-satunya jembatan yang bisa dilalui kendaraan roda empat dan jenis lainnya," ungkap Dr Nasrul.
Baca juga: Jalan Nasional Aceh Tenggara-Perbatasan Gayo Lues Sudah Bisa Dilalui Kendaraan
Musibah banjir bandang yang begitu dahsyat menghantam rumah warga.
Banjir bandang juga menghanyutkan kayu gelondongan serta bebatuan yang kini masih menggunung di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Alas dan pemukiman penduduk.
"Kementerian PU dan PKP khususnya BWS Sumatera 1 dan BPJN Aceh, kita harapkan fokus bekerja menangani bencana banjir bandang di Aceh Tenggara. Kita harapkan dapat memaksimalkan alat berat agar bisa bekerja di sepanjang DAS.
Karena kIta khawatirkan kalau tidak secepatnya ditangani maka kerusakan semakin parah dan mengancam pemukiman penduduk," pungkas Dr Nasrul.
Lebih lanjut, Dr Nasrul juga berharap melalui Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Dapil Aceh, Irmawan, dapat membawa para pejabat dari Kemen PU dan PKP ke Aceh Tenggara.
Sementara itu, masyarakat korban banjir bandang di Desa Ketambe juga menyampaikan sejumlah harapannya kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera 1, agar:
Selain itu, kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh, masyarakat meminta untuk memperbaiki ratusan meter jalan lasional di lintasan Aceh Tenggara- Gayo Lues, yang amblas akibat diterjang ganasnya banjir bandang Sungai Alas.
"Kami tidak bisa tidur akibat banjir bandang yang membuat pemukiman penduduk nyaris lenyap dan aliran Sungai Alas yang meluas ke rumah warga.
Jalan nasional dan pembangunan TPT ini penting, karena Desa Ketambe adalah ikon Aceh Tenggara sebagai desa Wisata Internasional yang dijuluki Ketambe sebagai paru-paru dunia di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser," kata Kepala Desa Ketambe, Lahad. (*)
Baca juga: Korban Banjir Bandang di Aceh Tenggara Demo dan Blokir Jalan, Desak BWSS-1 Pindahkan Sungai Alas