TRIBUNTRENDS.COM - Motif pembunuhan Muhammad Axle Herman Miller (9), putra politisi PKS Cilegon Maman Suherman, dianalisis oleh kriminolog Adrianus Meliala.
Dikutip dari TribunBogor.com, Adrianus menilai, dugaan kuat di balik tewasnya bocah tersebut berkaitan dengan aksi pencurian yang berujung gagal.
Sebelumnya, penyidik Polres Cilegon telah memastikan bahwa kematian Axle merupakan kasus pembunuhan, bukan perampokan seperti isu yang sempat beredar.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Anak Politisi PKS Diduga Kenal Situasi Rumah Korban, Pakar Sebut Kondisi Korban
Dugaan Pelaku Orang Dalam atau Kenal Keluarga
Menurut Adrianus, pelaku diduga merupakan orang yang mengenal lingkungan dan keluarga korban.
Ia menilai, kecil kemungkinan pelaku adalah orang asing yang sama sekali tidak memiliki akses ke rumah korban.
“Bisa diduga pencurian itu dilakukan oleh orang dalam. Bisa ART, satpam, atau tamu yang datang tanpa termonitor,
Bisa juga saudara atau kenalan lama yang diterima bertamu dan tidak menimbulkan kecurigaan,” ujar Adrianus dalam tayangan Kompas TV, Jumat (19/12/2025).
Ia menduga pelaku masuk ke rumah dengan cara yang tidak mencurigakan, sebelum akhirnya aksinya diketahui oleh korban.
Adrianus menduga, Axle menjadi korban karena melihat langsung aksi pelaku di dalam rumah.
“Dalam ruangan ada anak yang melihat. Saya menduga pelakunya bukan orang jauh. Polisi tentu punya insting dan dugaan ke arah itu,” katanya.
Baca juga: Duka Maman Suherman Politisi PKS, Harus Ambil Rapor Anak yang Sudah Meninggal, Nilai Terungkap
Kemungkinan Motif Dendam Tak Dikesampingkan
Selain pencurian gagal, Adrianus juga membuka kemungkinan adanya motif dendam dalam pembunuhan tersebut.
Ia menilai, jumlah luka tusukan yang banyak bisa mengindikasikan luapan emosi pelaku.
“Kalau motifnya dendam, mungkin ada hubungan yang kurang baik sebelumnya, lalu ada pemicu besar yang meledak menjadi kemarahan dan berujung pada belasan tusukan,” ungkapnya.
Ia menyebut, potensi pelaku bisa berasal dari lingkaran terdekat keluarga, seperti ART, sopir, atau pekerja lain yang merasa tersinggung.
“Bisa saja ada ketersinggungan dengan keluarga, lalu anak menjadi sasaran,” lanjut Adrianus.
Baca juga: Duka Maman Suherman Politisi PKS, Harus Ambil Rapor Anak yang Sudah Meninggal, Nilai Terungkap
Spekulasi Motif Politik Dinilai Kecil
Terkait spekulasi motif politik, Adrianus menilai kemungkinan tersebut sangat kecil.
Isu ini mencuat karena peristiwa pembunuhan terjadi dua hari setelah Maman Suherman dilantik sebagai Dewan Pakar PKS Cilegon pada 14 Desember 2025, sementara Axle tewas pada 16 Desember 2025.
Namun, Adrianus menilai mengaitkan peristiwa tersebut dengan politik lebih bersifat cocokologi.
“Dari pengalaman, sering kali tidak benar mengaitkan kejadian seperti ini dengan konteks politik. Saya lebih melihat motif dendam atau pencurian gagal sebagai kemungkinan yang lebih masuk akal,” ujarnya.
Adrianus menambahkan, jabatan Maman Suherman sebagai dewan pakar bukan posisi yang cukup strategis untuk memicu konflik politik serius.
“Bapaknya bukan ketua DPD atau jabatan yang vital, sebagai penasihat, kecil kemungkinan menimbulkan kemarahan atau sakit hati secara politik,” pungkasnya.
Hingga kini, polisi masih terus mendalami kasus tersebut untuk mengungkap pelaku dan motif sebenarnya di balik pembunuhan Axle.







