Hadapi Cuaca Ekstrem dan Nataru, BPBD Sleman Perkuat Jaringan EWS dan Relawan
December 19, 2025 10:14 PM

 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman meningkatkan kesiapsiagaan mitigasi bencana di kawasan lereng Gunung Merapi menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. 

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap potensi cuaca ekstrem dan aktivitas vulkanik Merapi yang masih berada pada status Siaga (Level III).

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sleman, Uun Mardiyanto mengatakan, penguatan difokuskan pada pemeliharaan rutin dan pengujian fungsi Early Warning System (EWS) yang tersebar di wilayah strategis.

Ancaman banjir lahar

Lebih dari  90 persen total EWS di Kabupaten Sleman dipasang khusus untuk memantau ancaman banjir lahar hujan dan awan panas di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Sisanya dipasang di wilayah Prambanan untuk memantau ancaman bencana pergerakan tanah. 

"EWS ini selalu kami pantau. Apalagi periode libur Nataru nanti, diperkirakan akan sangat banyak wisatawan yang berwisata ke lereng merapi. Makanya kami update terus (jaringannya). Jangan sampai ada kerusakan," kata Uun, Jumat (19/12/2025). 

Uun mengatakan, jumlah EWS yang dipasang di seputar lereng Gunung Merapi berjumlah lebih kurang 37 unit. Sistem peringatan dini tersebut disebar disejumlah titik strategis yang dilengkapi dengan 21 kamera CCTV. Sistem tersebut dimanfaatkan untuk memantau aktivitas vulkanik Gunung Merapi sekaligus bencana lahar hujan. 

Setiap titik EWS dijaga oleh relawan kebencanaan. Mereka secara berkala melaporkan fungsi alat. Apabila terjadi kerusakan maka langsung dilaporkan ke tim BPBD Kabupaten Sleman. 

"Kami punya teknisi yang siap terjun 24 jam, jika ada laporan kerusakan," ujarnya. 

Barisan Relawan Disiagakan

Lebih lanjut Uun mengungkapkan, selain perkuat EWS, untuk menghadapi libur akhir tahun ini, pihaknya telah diminta untuk menggerakkan barisan relawan. Para relawan kebencanaan ini akan distandby-kan di posko pelayanan Nataru. Tujuannya untuk memantau situasi dan kondisi. Manakala terjadi laporan bencana maka relawan tersebut bisa langsung berkoordinasi agar respon cepat terhadap penanganan bencana bisa segera dilakukan. 

"Kami coba nanti ada relawan bertugas di posko Nataru. Agar bisa ikut 
Standby. Posko ini menjadi tempat orang lapor, sehingga ketika terjadi sesuatu bisa langsung berkoordinasi," jelas dia. 

Spanduk imbauan waspada bencana juga bakal dipasang di sejumlah titik strategis. Mulai dari Kaliurang untuk mewaspadai ancaman banjir lahar dan tanah longsor di Prambanan. Spanduk imbauan bencana juga akan dipasang di tengah kota yang kerap terjadi banjir genangan jika terjadi hujan lebat dengan intensitas lama. 

Status Siaga Darurat Erupsi Merapi Diperpanjang 

BPBD Kabupaten Sleman terus melakukan persiapan dan koordinasi lintas sektor sebagai persiapan menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Surat Keputusan (SK) Bupati tentang Status Siaga Darurat Erupsi Merapi juga telah diperpanjang. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan, SK nomor 48.10/Kep.KdH/A/2025 tersebut mengatur perpanjangan status siaga darurat erupsi Gunung Merapi, mulai tanggal 1 Oktober hingga 31 Desember 2025. Penetapan status siaga darurat erupsi Merapi itu dapat diperpanjang sesuai kondisi dan perkembangan yang terjadi. Sekretaris Daerah ex-officio Kepala BPBD Sleman juga ditugaskan untuk mengambil langkah dan tindakan yang diperlukan terkait kesiapsiagaan sarana dan prasarana kedaruratan serta sumber daya manusia atau personel untuk antisipasi erupsi Gunung Merapi. 

"Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari pelaksanaan Keputusan ini dapat bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara; anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," terang dia.(*) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.