KOSTER Prediksi 700 Ribu Wisatawan Selama Liburan Nataru di Bali, Badung Khawatir Kunjungan Menurun
December 20, 2025 12:03 AM

TRIBUN-BALI.COM - Masalah sampah dan banjir di Bali dikhawatirkan berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan. 

Kekhawatiran disampaikan Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa. Dia menilai isu yang terjadi di Bali sangat sesitif terhadap kunjungan wisatawan.

Apalagi kata Adi Arnawa, saat ini di tengah keterbukaan informasi di media sosial (Medsos) yang kadang menggungah kembali bencana yang telah lalu. Bahkan semua itu sempat terjadi sehingga memunculkan keganduhan di masyarakat.

“Saya takut ini (pariwisata) akan menurun. Karena isu banjir, sampah, memang kita tidak bisa pungkiri dengan perkembangan media sosial sekarang,” ujarnya, Jumat (19/12).

Baca juga: JEBOL Bahu Jalan di Ubud Saat Hujan Lebat, Mahayastra: Volume Air Besar Membuat Jalan Jebol

Baca juga: NEKAT Jambret Kalung Emas 20 Gram Turis India, Riski dan Riko Berdalih Terdesak Finansial

Adi Arnawa mengakui sering melihat unggahan di medsos, di mana kejadian tersebut telah lalu, sehingga wisatawan yang tidak mengetahui kondisi riil menjadi takut untuk berkunjung ke Bali. “Kadang-kadang saya lihat ada di media sosial, orang sudah tidak ada banjir, masih dibilang banjir. Jadi orang yang mau datang ke Bali, di Bali masih banjir, orang akan berpikir seperti itu. Kompetitor kita banyak dan kita hidup dari pariwisata,” terangnya.

Karena itu, mantan Sekda Badung itu mengajak masyarakat lebih bijak dalam bermedia sosial. Sebab, masalah keamanan dan kenyamanan menjadi prioritas. “Masalah keamanan, kenyamanan memang menjadi prioritas buat kita. Termasuk, bagaimana misalnya penanganan sampah, termasuk juga masalah banjir,” ucapnya.

Pejabat asal Pecatu, Kuta Selatan ini juga mengaku susah maksimal menangani sampah. Bahkan dalam mencegah banjir dirinya juga melakukan normalisasi sungai yang ada di Badung.

Hal senada diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya. Ia juga khawatir dengan isu sampah dan banjir berdampak terhadap pariwisata. Terlebih, dengan adanya kebijakan menutup TPA Suwung.

“Isu penutupan TPA tanggal 23 Desember ini menurut saya belum tepat. Kasih luang waktu lagi dan semoga jangan sampai yang dikhawatirkan akan jadi tsunami sampah nanti di akhir tahun ini. Karena kita tahu 160.000 hotel room lebih, terus 71 persennya ada di Kabupaten Badung. Ini perlu kita pikirkan,” ucapnya. 

Sementara itu, Gubernur Bali, Wayan Koster memprediksi terkait kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke Bali periode liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Koster memprediksi angka kunjungan akan meningkat hingga 700 ribu kunjungan pada Desember 2025.

Hal tersebut disampaikan usai menghadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin 2025 di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, Denpasar, Jumat (19/12).

Koster mengakui adanya sedikit penurunan jumlah kedatangan harian jika dibandingkan dengan periode September hingga Oktober lalu khususnya untuk wisatawan mancanegara (wisman). Namun, ia menilai hal tersebut sebagai siklus tahunan yang wajar.

“Jumlah wisatawan mancanegara harian sekarang agak turun, kira-kira 17 sampai 18 ribu per hari. Sebelumnya sekitar 20 ribu. Ada penurunan sedikit karena memang memasuki masa low season,” ujar Koster. 

Meski demikian, ia memprediksi arus peningkatan wisatawan akan mulai terlihat di pekan ketiga bulan Desember bertepatan dengan libur Nataru. “Kalau bulan Desember itu kira-kira 600 sampai 700 ribu (wisatawan). Tren kenaikan ini biasanya akan bertahan terus sampai bulan Maret tahun depan,” bebernya. (ian/gus)

Belum Terjadi Cancel Booking Hotel

Kondisi cuaca ekstrem yang melanda wilayah Indonesia Timur khususnya Bali, Nusa Tenggara Barat hingga Nusa Tenggara Timur (Bali Nusra) mulai pengaruhi tingkat kunjungan wisatawan baik wisatawan asing maupun wisatawan nusantara jelang libur Nataru 2025/2026.

“Saya rasa kalau peningkatan okupansi terus terang cukup, situasinya cukup menantang karena salah satu isu yang ditanyakan masyarakat adalah mengenai cuaca,” ujar Direktur Operasi Injourney Tourism Development Corporation (ITDC), Troy Reza Warokka, usai konferensi pers kesiapan ITDC menghadapi libur Nataru 2025/2026 di The Westin Resort Nusa Dua Bali, pada Jumat (19/12).

Ia menambahkan ITDC ini mengelola kawasan yang berada di tiga daerah yang berdekatan yakni Bali, NTB, NTT. Pihaknya terus berkomunikasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi terkini cuaca di Bali Nusra. Selain itu, juga diskusi dengan InJourney (PT Aviasi Pariwisata Indonesia) agar semua terjaga dengan baik.

“Jadi kalau kita bicara okupansi, saya rasa bergerak (meningkat). Karena sekarang cukup banyak imbauan dari pemerintah, misalnya untuk melakukan wisata di negeri sendiri yang dilakukan oleh banyak stakeholder. Nah, itu saya rasa juga cukup hal yang bagus,” ucap Troy Warokka.

Sementara itu, General Manager The Nusa Dua, I Made Agus Dwiatmika mengungkapkan hingga kemarin belum ada pembatalan pemesanan atau cancel booking hotel dari tamu-tamu yang akan menginap selama periode libur Nataru kali ini. 

“Sampai saat ini kita belum terima (informasi cancel booking). Belum ada. Karena biasanya kalau wisatawan yang akan datang ke The Nusa Dua, dia sudah akan prediksikan kira-kira seperti apa rencananya (jadwal kunjungannya disusun dengan matang),” ujar Agus Dwiatmika.

Menurutnya wisatawan akan memilih penerbangan yang mungkin pagi dari pada sore hari atau malam yang lebih berisiko, begitupun kepulangannya ke daerah atau negara asalnya.

Pemerintah menurutnya juga cukup responsif karena begitu ada cuaca yang kurang bersahabat, biasanya BMKG sudah menginformasikan melalui saluran-saluran resmi BMKG. Bahkan ke masing-masing handphone pemilik yang telah download aplikasi BMKG.

“Jadi itu juga kami sangat apresiasi. Di samping kami juga selalu mengingatkan ke tenant-tenant juga untuk selalu mengingatkan wisatawan yang menginap terkait dengan cuaca. Entah itu yang mengenai gelombang laut maupun mungkin kadang-kadang hujan yang sering datang,” ucapnya.

Mengenai target kunjungan di The Nusa Dua, Agus Dwiatmika menargetkan sebanyak 3,4 juta kunjungan target okupansi sebesar 77,5 persen. Angka tersebut diharapkan bertahan sampai akhir Desember.

“Okupansi di bulan ini kami target 83 persen. Soal okupansi selama tahun 2025 ini, satu hingga dua persen itu sudah bertumbuh, angkanya sudah cukup tinggi kalau dilihat dari okupansi rate di luar kawasan,” katanya. 

“Tahun ini kami menargetkan 77 persen (okupansi) dan tercapai. Kami tetap bersyukur melihat angka ini (capaian okupansi) karena di luar kawasan yang cukup stragling di Seminyak, Ubud dan beberapa hotel yg bergantung pada MICE,” urainya. (zae)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.