TRIBUN-MEDAN.com - Kisah menyentuh datang dari seorang pria yang bekerja jauh dari rumah demi menghidupi keluarganya.
Selama lima tahun, ia rutin mengirimkan uang hasil jerih payahnya kepada sang istri tanpa pernah bertanya bagaimana uang tersebut digunakan.
Kepercayaannya itu akhirnya terbayar ketika ia secara tidak sengaja menemukan rahasia yang disimpan istrinya di dalam brankas rumah.
Dikutip dari Sanook, Jumat (19/12/2025), pria bernama Lin Hao memutuskan meninggalkan kampung halamannya di pedesaan untuk merantau ke Kota Guangzhou, Tiongkok, demi mencari pekerjaan.
Keputusan berat tersebut diambil ketika anak pertamanya baru berusia empat bulan.
Lin Hao terpaksa meninggalkan istrinya, Qin Yu, untuk mengurus rumah dan anak seorang diri karena tingginya biaya hidup di kota besar yang tidak memungkinkan mereka tinggal bersama sebagai satu keluarga.
Selama lima tahun terakhir, Lin Hao bekerja di sebuah pabrik komponen elektronik.
Ia menjalani rutinitas kerja yang berat dengan masuk shift pagi hingga malam demi mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Dari hasil kerja kerasnya itu, Lin Hao hidup sangat hemat dan secara rutin mengirimkan uang ke rumah rata-rata sebesar 9.500 yuan per bulan, atau sekitar Rp46 juta.
Ia mengirimkan seluruh penghasilannya kepada sang istri tanpa pernah menanyakan secara rinci untuk apa uang tersebut digunakan, karena sepenuhnya mempercayai Qin Yu dalam mengelola keuangan keluarga.
Kepercayaan tersebut diuji ketika pada Oktober tahun lalu Lin Hao kehilangan dokumen penting saat berada di Guangzhou.
Karena dokumen tersebut diperlukan segera, ia harus pulang ke kampung halaman secara mendadak untuk mengurus penerbitan ulang.
Kepulangan itu dilakukan tanpa memberi tahu istrinya terlebih dahulu.
Saat tiba di rumah, Lin Hao tidak menemukan siapa pun. Anak mereka sedang berada di sekolah, sementara Qin Yu diduga sedang bekerja serabutan di luar rumah.
Ia juga menyampaikan bahwa ia sempat membelikan mainan untuk anak mereka.
Setelah itu, Lin Hao masuk ke kamar tidur dan membuka brankas dengan tujuan mengambil dokumen penting seperti kartu keluarga dan akta nikah.
Namun, ketika pintu brankas terbuka, apa yang ia lihat membuatnya terdiam.
Di dalam brankas tersebut, bukan hanya terdapat uang tunai, melainkan dua sertifikat tanah yang tercatat atas nama dirinya dan sang istri.
Tanah tersebut berada di desa mereka dengan luas masing-masing 40 meter persegi dan 55 meter persegi.
Penemuan itu membuat Lin Hao dipenuhi tanda tanya.
Namun, ia memilih menyimpan rasa penasaran tersebut hingga seluruh urusan administrasinya selesai dan ia kembali bekerja ke Guangzhou.
Keesokan harinya, Lin Hao menghubungi istrinya melalui sambungan telepon untuk menanyakan kebenaran di balik temuan tersebut.
Jawaban sang istri membuat Lin Hao terdiam dan menangis terharu. Qin Yu menjelaskan bahwa selama lima tahun terakhir, uang yang dikirimkan suaminya tidak digunakan sedikit pun untuk kebutuhan pribadi.
Ia memilih menyimpannya dengan membeli emas secara bertahap.
Ketika harga emas naik, emas tersebut dijual dan hasilnya digunakan untuk membeli tanah.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Qin Yu mengandalkan pekerjaan serabutan yang dilakukannya sendiri, yang menurutnya cukup untuk menghidupi dirinya dan anak mereka.
Qin Yu juga menyampaikan alasan di balik keputusannya tersebut.
Ia mengatakan bahwa jika mereka hanya menghabiskan uang yang dihasilkan Lin Hao, kondisi hidup keluarga tidak akan mengalami kemajuan.
Hidup terpisah sebagai suami istri merupakan hal yang berat baginya.
Oleh karena itu, ia bertekad untuk menabung dan membangun fondasi ekonomi agar suatu hari mereka bisa kembali hidup bersama sebagai satu keluarga.
Pengakuan tersebut membuat Lin Hao tidak mampu menahan air mata. Ia menyadari bahwa istrinya bukan sekadar ibu rumah tangga yang menunggu kiriman uang, melainkan pasangan hidup yang memiliki pandangan jauh ke depan dan rela menanggung kesulitan demi masa depan keluarga.
Lin Hao pun merasa seluruh rasa lelah selama bertahun-tahun bekerja terbayar oleh pengorbanan sang istri.
Pasangan tersebut kemudian sepakat untuk terus bekerja keras selama dua tahun ke depan.
Mereka berencana mengumpulkan modal untuk membangun rumah dan membuka usaha pabrik kecil milik sendiri, sesuai dengan impian mereka untuk kembali hidup bersama sebagai keluarga yang utuh.
Kisah ini kemudian dibagikan Lin Hao melalui media sosial.
Dalam unggahannya, ia menuliskan bahwa meskipun dirinya adalah orang yang mencari nafkah untuk keluarga, sang istri merupakan pilar utama yang menopang kekuatan batin dan masa depannya.
(cr31/tribun-medan.com)