TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Teknologi Alfons Tanudjaya mengimbau Telkomsel untuk segera menyalakan kembali layanan telekomunikasi di wilayah Aceh yang terdampak banjir.
Alfons menilai konektivitas komunikasi merupakan kebutuhan dasar dalam kondisi darurat, baik untuk komunikasi warga, koordinasi bantuan, maupun layanan pemerintah.
“Dalam situasi bencana, tidak ada ruang untuk gengsi atau alasan teknis yang berlarut-larut. Jika infrastruktur backbone atau jaringan transmisi utama terganggu, Telkomsel dapat dan seharusnya menggunakan solusi sementara, termasuk memanfaatkan koneksi satelit seperti Starlink yang kemudian disambungkan ke BTS agar layanan dasar seperti panggilan suara, SMS, dan data bisa segera aktif,” kata Alfons, Jumat (19/12/2025).
Menurutnya, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Telkomsel memiliki mandat pelayanan publik dan dukungan negara, baik dari sisi regulasi, sumber daya, maupun koordinasi lintas lembaga.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya BTS Telkomsel menjadi yang pertama menyala, bahkan sebelum BTS milik operator lain, terutama di wilayah yang sangat bergantung pada jaringan Telkomsel.
“Teknologi itu ada, solusinya ada. Tinggal kemauan dan kecepatan eksekusi. Dalam kondisi darurat, yang utama adalah jaringan nyala dulu. Justru jangan mencari kambing hitam atas kererlambatan tersebut,” tegas Alfons.
Keterlambatan pemulihan jaringan, tambahnya, tidak hanya berdampak pada kenyamanan tetapi juga berpotensi menghambat evakuasi, distribusi bantuan, serta akses informasi masyarakat.
Dalam kondisi bencana, konektivitas bukan layanan premium, melainkan infrastruktur kritikal.
“Bisa menambahkan genset untuk menyalakan BTS,” katanya
Alfons menegaskan bahwa publik tidak menuntut jaringan sempurna.
“Tidak perlu menunggu semua normal. Asal nyala dulu. Kualitas bisa menyusul. Yang penting masyarakat Aceh tidak terputus dari dunia luar,” ujarnya.
Alfons berharap Telkomsel segera mengambil langkah konkret, proaktif, dan transparan dalam memulihkan layanan, sebagai wujud tanggung jawab sosial dan peran strategisnya sebagai operator telekomunikasi milik negara.
Baca juga: PMI dan DMI Bersinergi Bersihkan Masjid Terdampak Banjir Bandang di Aceh Utara
Jumlah korban jiwa dalam bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumut, dan Sumbar terus bertambah
Data BNPB hingga Senin (15/12/2025), jumlah korban jiwa keseluruhan menjadi 1.030 jiwa orang
Sementara jumlah pengungsi ialah 608.940 orang
Jumlah korban hilang adalah 206 orang dengan jumlah terbesar masih di Provinsi Aceh sebanyak 572.862 jiwa
Selain menimbulkan korban jiwa, banjir juga membuat infrastruktur jalan. listrik, dan telekomunikasi rusak