TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kondisi Hutanabolon, Kabupaten Tapanuli Tengah masih gelap gulita pada malam hari, Jumat (19/12/2025.
Belum ada penerangan listrik akibat hantaman banjir dan longsor parah yang menerpa wilayah ini pada 25 November lalu.
Kondisi ini diperparah aliran air bersih ke rumah warga yang juga masih terputus.
Setelah tiga minggu bencana banjir dan longsor, Kelurahan Hutanabolon, Kabupaten Tapanuli Tengah tak kunjung membaik.
Perjalanan ke Kelurahan Hutanabolon juga semakin parah.
Banjir masih mengalir di sisi rumah warga, kayu-kayu besar dan lumpur juga masih menutupi area rumah warga.
Begitupun dengan listrik dan air bersih yang tak kunjung hidup.
Masih banyak warga yang menggunakan air bekas banjir untuk MCK, cuci piring, baju dan lain-lain.
Akses menuju Hutanabolon atau tepatnya Jalan Simpang Sigotom, juga masih belum bisa dilalui kendaraan roda dua yang mesinnya matic.
Sehingga banyak warga sekitar terpaksa berjalan selama 2 jam pulang pergi membawa sembako seperti beras, minyak, telur dan lain-lain.
Setelah tiga minggu ini, jalan menuju Hutanabolon terlihat lebih parah.
Karena lumpur tebal memenuhi badan jalan.
Ketika tiba di Hutanabolon, kondisinya juga masih sama. Kayu-kayu, lumpur yang mengelilingi segelintir rumah warga yang tersisa masih terlihat.
Hanya saja, kini ada tiga alat berat yang diturunkan.
Alat-alat berat ini mulai memperbaiki aliran sungai.
Tetapi keberadaan roda empat yang hanyut sudah mulai terlihat di sisi kanan kiri jalan.
Pihak petugas gabungan juga mulai memperbaiki sekolah-sekolah dan gereja-gereja yang rusak.
Warga Kelurahan Hutanabolon Asrin Tambunan mengatakan, air sungai ini akan terus mengalir ke jalanan, jika aliran sungai tidak diperbaiki.
"Ini air aliran sungai banjir kemarin. Jadi sungai kami dipenuhi kayu-kayu. Makanya kalau kayu cepat diangkat, alirannya balik ke semula. Baru bisa rumah kami dibersihkan. Kalau enggak begini teruslah ini,"jelasnya.
Diakuinya, kalau lampu tak kunjung hidup pasca bencana banjir dan longsor yang terjadi sejak Selasa (25/11/2025).
"Belum ada listrik hidup. Gimana mau hidup, air sungai masih melintas di jalan ini. Masih banjirlah ini. Mudah-mudahan cepatlah diperbaiki aliran sungai ini,"ucapnya.
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution memberikan kejelasan soal nasib warga korban banjir bandang di Batangtoru, Tapanuli Selatan (Tapsel).
Banjir bandang yang melanda Huta Godang dan Garoga mengakibatkan sebagian rumah warga rusak.
Khusus Garoga, kondisinya nyaris hilang akibat diterjang kayu gelondongan. Rumah-rumah hancur hingga tak layak huni.
Warga di desa ini disarankan pindah ke lokasi lain yang sudah disediakan pemerintah.
Bobby Nasution menyebut pemerintah sudah menyiapkan lahan untuk hunian tetap bagi korban banjir bandang dan longsor di Tapsel.
Lokasinya ada di Desa Hapesong, Batangtoru milik PTPN IV.
Bupati Tapsel Gus Irawan sudah mengajukan dan disetujui untuk lahan 227 rumah di tanah seluas 5 hektare.
"Lahannya akan kami cek, pembangunan rumah segera dimulai agar warga korban banjir awal tahun ini bisa menempatinya," kata Bobby di Garoga, Jumat (19/12/2025).
Rencana pembangunan rumah untuk korban banjir dan longsor juga akan disegerakan pemerintah untuk warga Tapanuli Tengah, Sibolga dan Tapanuli Utara.
"Pembangunannya serentak untuk 1.006 unit rumah di Sumut tujuannya untuk mengurangi jumlah warga yang masih mengungsi," kata Bobby.
Lantas bagaimana dengan nasib tanah warga di Garoga jika pemerintah menyarankan untuk pindah ke lokasi hunian tetap?
Bobby merincikan kondisi rumah memang ada beberapa bagian, mulai dari rusak ringan hingga berat.
"Ada juga rumah hilang berikut tanahnya. Kita lihat lahannya di Garoga tanahnya pun sudah jadi aliran sungai. Makanya warga di sini kami prioritaskan mendapat hunian tetap," pungkas Bobby.
(Cr5/ase/tribun-medan.com)
Baca juga: Tampang Jaksa Albertinus Napitupulu Digiring ke KPK, Barang Bukti Uang Suap Ratusan Juta
Baca juga: Tampang Jaksa Albertinus Napitupulu Digiring ke KPK, Barang Bukti Uang Suap Ratusan Juta