Permintaan Terakhir Nurhalizah PMI Bengkulu Sebelum Tewas Ditabrak di Malaysia, Ajak Ziarah Kubur
December 20, 2025 10:54 AM

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Permintaan terakhir Nurhalizah (36), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kota Bengkulu, masih terngiang di benak keluarga.

Nurhalizah merupakan warga Kelurahan Sukarami, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu.

Ia meninggal dunia setelah ditabrak mobil di Malaysia saat pulang bekerja.

Keluarga yang mendapatkan kabar dari rekan Nurhalizah sempat berupaya memulangkan jenazah korban.

Namun, upaya tersebut terkendala biaya pemulangan jenazah dari Malaysia ke Indonesia.

Nurhalizah akhirnya dikebumikan di Malaysia pada Jumat (19/12/2025) pukul 09.30 waktu setempat.

Sebelum meninggal dunia, Nurhalizah sempat menyampaikan keinginannya untuk pulang ke Bengkulu dan berkumpul bersama keluarga.

Ia berencana kembali ke kampung halaman pada Februari 2026.

Kepada adik bungsunya, Lili Sumiarti Sirait, Nurhalizah meminta agar ditemani selama berada di Bengkulu.

“Lis, kawani kakak ya, kalau kakak pulang bulan dua ini,” ujar Nurhalizah dalam pesan yang disampaikan kepada Lili.

Saat ditanya ke mana tujuan setelah pulang ke Bengkulu, Nurhalizah mengungkapkan keinginannya untuk berziarah.

“Emang mau ke mano kak?” tanya Lili saat itu.

“Kawani kakak ndak ziarah. Ke tempat kuburan ayah sama mamak,” kata Nurhalizah.

Kerinduan terhadap kedua orang tua yang telah meninggal dunia menjadi alasan utama Nurhalizah ingin kembali ke Bengkulu.

Tak hanya itu, Nurhalizah juga berharap seluruh adik-adiknya dapat berkumpul.

Ia bahkan meminta agar adik ketiganya, Evi, yang tinggal di Medan, turut pulang ke Bengkulu.

“Suruhlah juga Evi pulang ke Bengkulu, dia kan tinggal di Medan,” ucap Nurhalizah.

Dalam pesannya, Nurhalizah menggambarkan kebahagiaan sederhana yang ingin ia wujudkan bersama keluarga.

“Kita ngumpul di sini. Kita jalan-jalan. Kita di sini ngumpul semua,” katanya.

Namun, rencana pulang, berziarah ke makam orang tua, dan berkumpul bersama keluarga itu tak pernah terwujud.

Nurhalizah meninggal dunia setelah ditabrak mobil di Malaysia, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga serta permintaan terakhir yang kini menjadi kenangan paling berharga.

TEWAS DITABRAK -  Jenazah Nurhalizah setelah ditabrak mobil di Malaysia (kanan). Perempuan asal Bengkulu ini meninggal di Malaysia, namun keluarga belum mampu memulangkan jenazahnya.
TEWAS DITABRAK - Jenazah Nurhalizah setelah ditabrak mobil di Malaysia (kanan). Perempuan asal Bengkulu ini meninggal di Malaysia, namun keluarga belum mampu memulangkan jenazahnya. (TribunBengkulu.com/Muhammad Panji Destama Nurhadi)

Baca juga: Kisah Nurhalizah, Pekerja Migran Asal Bengkulu Tewas di Malaysia, Adiknya Kesulitan Biaya Pemulangan

Sosok Nurhalizah

Nurhalizah merupakan anak pertama dari lima bersaudara dan tinggal di rumah kayu berukuran sekitar 4x6 meter, yang berdiri di atas tanah milik sepupunya.

Setelah adik-adiknya memiliki keluarga masing-masing, Nurhalizah tinggal sendirian.

Ia yang yatim piatu kemudian memilih bekerja di luar negeri, tepatnya di Malaysia, di salah satu rumah makan, sejak 2023.

Rumah keluarga di Bengkulu pun tak terurus.

Menurut adiknya, Kartika Yuni Sirait, atau Tika, kakaknya merupakan perempuan yang bertanggung jawab.

“Almarhum (Nurhalizah, red) orangnya pekerja keras kak, meskipun kakak saya ini ada keterbatasan fisik, dia itu rela kerja apa saja demi adiknya, dulu pernah dia memilih cuti agar adiknya bisa sekolah,” ungkap Tika sembari mengelap matanya yang berair dengan jilbab hitamnya, Kamis (18/12/2025) pukul 10.56 WIB.

Tika menambahkan, kakaknya sempat mengikuti pelatihan untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) namun tidak lulus karena keterbatasan fisik.

Tak lama setelah itu, Nurhalizah pergi ke Malaysia tanpa memberi kabar sebelumnya.

“Kami juga kaget waktu tahu kakak sudah di Malaysia, dia bilang bekerja. Memang kakak pernah mau ikut pelatihan, karena keterbatasan fisik kakak tidak lulus. Tiba-tiba kakak ngabarin sudah di Malaysia,” tutur Tika.

Nurhalizah memilih bekerja di luar negeri karena sulit mencari pekerjaan di Bengkulu akibat kondisi fisiknya.

Selama di Malaysia, ia rutin mengirim kabar dan membantu keuangan adik-adiknya.

“Kakak itu memilih kerja di luar negeri karena di sana mudah mencari kerja, kondisi kakak kan ada keterbatasan fisik, di sana kakak mudah mendapatkan pekerjaan. Kakak juga sering bantu kami, saat saya mau melahirkan kakak bantu kirim uang, terus kakak kami yang cowok mau menikah ia kirim bantuan,” jelas Tika.

Tika juga menjelaskan, setelah kedua orang tuanya meninggal, kakak terlihat sangat gigih mencari nafkah.

Namun, kenangan bersama Nurhalizah harus terhenti setelah keluarga menerima kabar ia meninggal dunia akibat ditabrak mobil di Malaysia.

Saat ini, jenazah Nurhalizah masih berada di Malaysia.

Biaya pemulangan diperkirakan mencapai Rp130 juta–Rp150 juta, sehingga keluarga belum bisa membawa pulang jenazah.

Tika berharap jenazah kakaknya bisa dikuburkan di sebelah makam orang tua mereka di Pagar Dewa.

Namun keluarga tak mampu menanggung biaya tinggi itu.

“Biaya pemulangan, almarhum itu sekitar Rp130 juta-Rp150 juta, kami tak bisa berbuat apa-apa untuk soal biaya itu, kami aja dapat uang untuk makan besok alhamdulillah, mau pasrah gimana lagi keadaan kami seperti ini, harapannya ada bantuan dari Pemerintah,” tutup Tika sambil menangis.

Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.