Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT menggelar Festival Seni Budaya dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-67 Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/12/2025).
Festival yang mengusung tema “Generasi Muda Menjaga Warisan, Membangun Masa Depan Nusa Tenggara Timur” ini berlangsung mulai pukul 16.00 WITA hingga selesai di Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT, dengan peserta dan tamu undangan mengenakan pakaian bermotif daerah NTT.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, dan diawali dengan penampilan San Jose Choir, paduan suara yang telah menorehkan berbagai prestasi pada kompetisi nasional maupun internasional.
Dalam sambutannya saat membuka festival secara resmi, Johni Asadoma menegaskan budaya bukanlah sekadar artefak masa lalu, melainkan fondasi dinamis yang menentukan arah pembangunan masa depan daerah dan bangsa.
“Tanpa budaya, sebuah bangsa akan kehilangan kompas moral dan identitas sosialnya. Di NTT, budaya adalah kekuatan pengikat yang mempertemukan keberagaman dalam harmoni,” tegas Johanis Asadoma.
Menurutnya, keberlanjutan warisan budaya kini berada di pundak generasi muda. Anak-anak muda bukan hanya pewaris biologis tradisi, tetapi juga penjaga nilai-nilai luhur sekaligus penggerak kemajuan daerah.
Menjaga budaya tidak berarti menutup diri dari perubahan, melainkan menjadikan nilai-nilai lama tetap relevan, adaptif, dan bermakna bagi kehidupan modern.
“Festival budaya ini bukan sekadar panggung pertunjukan seni, tetapi ruang dialog lintas generasi, tempat terjadinya transfer pengetahuan dan kolaborasi antara tradisi dan inovasi,” katanya.
Wagub juga menegaskan penguatan karakter berbasis budaya bertujuan menanamkan rasa bangga terhadap identitas diri.
Rasa bangga tersebut akan melahirkan kepercayaan diri generasi muda untuk bersaing di tingkat nasional maupun internasional, sekaligus menjadi benteng terhadap perpecahan.
“Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen mendukung setiap upaya pelestarian dan pengembangan budaya daerah. Generasi muda harus menjadi kreator yang mampu menerjemahkan nilai-nilai luhur menjadi produk bernilai ekonomi dan estetika,” ujarnya.
Mantan Kapolda NTT itu juga mengajak seluruh elemen masyarakat menjadikan budaya sebagai kekuatan pemersatu dan sumber inspirasi pembangunan.
Baca juga: Songsong HUT ke-67 Provinsi NTT, Bank NTT Gelar Pelatihan Ekonomi Kreatif di Rote Ndao
“Dengan semangat kebersamaan antara pemerintah, tokoh adat, dan generasi muda, kita pastikan NTT tumbuh sebagai provinsi yang maju, berdaya saing, dan tetap bermartabat. Masa depan NTT akan bersinar seindah warna-warni tenun ikat yang ditenun dengan kesabaran dan cinta kasih,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Noldy Hosea Pellokila, S.Sos., M.M., dalam laporannya menyampaikan bahwa festival ini memiliki sejumlah tujuan strategis.
“Tujuan kegiatan ini antara lain meningkatkan literasi budaya, sejarah, dan nilai-nilai lokal, menciptakan ruang kreatif bagi sekolah dan generasi muda untuk menampilkan karya budaya daerah, serta mendorong pelestarian budaya melalui pendekatan yang edukatif dan menyenangkan,” ujar Noldy.
Ia menjelaskan, konsep Festival Seni Budaya ini dibagi ke dalam tiga sesi utama. Sesi pertama adalah Expo Produk Lokal NTT, yang menghadirkan aneka kuliner, fesyen, kriya, serta pasar UMKM.
Kegiatan ini juga disinergikan dengan kebutuhan masyarakat menjelang Natal melalui pasar murah yang dikoordinasikan bersama pelaku UMKM dan pemilik toko.
“Sesi expo ini akan terus bertambah, termasuk produk-produk UMKM yang disiapkan mulai besok pagi,” jelasnya.
Sesi kedua diisi dengan berbagai perlombaan, di antaranya lomba band dengan membawakan lagu-lagu daerah, lomba tari kreasi modern berbasis budaya NTT, serta lomba dongeng untuk pelajar tingkat SD hingga SMP.
Sementara sesi ketiga merupakan panggung hiburan rakyat, yang menampilkan tarian massal, penampilan solo vokal, stand up comedy, teater budaya, hingga paduan suara.
Target peserta dan audiens festival ini mencakup musisi lokal NTT, mahasiswa, pelajar SD hingga SMA se-Kota Kupang dan sekitarnya, komunitas seni, pelaku UMKM, wisatawan lokal dan domestik, serta para influencer perjalanan dan content creator.
“Output yang kami harapkan adalah terlaksananya festival ini sesuai rencana dengan partisipasi aktif seluruh seniman, budayawan, masyarakat, serta keterlibatan generasi muda sebagai pelaku, penggiat, dan penonton budaya. Harapannya tumbuh kesadaran, kepedulian, dan rasa bangga terhadap warisan budaya NTT, sekaligus tersedianya wadah berekspresi yang inovatif bagi generasi muda,” tambah Noldy.
Anggaran kegiatan ini bersumber dari APBD Provinsi NTT melalui DPPA Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT.
Festival Seni Budaya ini menjadi salah satu rangkaian perayaan HUT ke-67 Provinsi NTT menuju NTT yang sehat, maju, cerdas, sejahtera, dan berkelanjutan. (uan)