Mahfud MD Jadikan Purnawirawan Bali Mangku Pastika Sebagai Teladan, Jangan Jadi Centeng Politik
December 20, 2025 03:03 PM

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Anggota Komisi Percepatan Reformasi Polri (KPRP), Mahfud MD menonjolkan sosok tokoh kepolisian dan Politikus asal Bali I Made Mangku Pastika sebagai standar keteladanan Polri. 

Hal itu ia sampaikan kepada awak media usai diskusi yang digelar KPRP di Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar, Bali, pada Jumat 19 Desember 2025,

Mahfud mengenang keberanian Mangku Pastika saat menangani kasus Bom Bali yang penuh tekanan, namun berhasil diselesaikan dengan integritas tinggi tanpa bergantung penuh pada anggaran negara.

"Semangat seperti Pak Mangku Pastika ini yang harus kita kembangkan kembali. Beliau membuktikan bahwa dengan keberanian dan cara-cara yang benar, Polri bisa membanggakan tanpa harus bertanya uangnya dari mana," bebernya. 

Baca juga: KRITIK Mahfud MD! Ungkap Ciri Pemerintah Otoriter, Contohkan MA Ubah Umur Calon Kepala Daerah!

Mahfud MD memberikan apresiasi yang mendalam terhadap sosok I Made Mangku Pastika. 

Bagi Mahfud, Mangku Pastika bukan sekadar purnawirawan berpangkat tinggi, melainkan sosok dengan "kaliber besar" yang telah memberikan standar keteladanan yang luar biasa, baik bagi institusi Polri maupun masyarakat luas.

Mahfud menekankan bahwa salah satu kekuatan utama Mangku Pastika terletak pada dedikasinya yang tulus. 

Mantan Gubernur Bali itu digambarkan sebagai pemimpin yang berorientasi pada solusi. 

Seperti keberanian mengambil tanggung jawab dengan tidak pernah mempersoalkan hambatan teknis atau anggaran di awal tugas.

Narasi keteladanan ini mencapai puncaknya saat Mahfud mengenang kengerian tragedi Bom Bali. 

Di saat seluruh negeri diliputi rasa takut dan ketidakpastian, Mangku Pastika hadir memimpin operasi penyelesaian dengan hasil yang gemilang.

"Beliau menyelesaikan (kasus Bom Bali) dengan berbagai cara yang benar dan halal. Bahkan, yang luar biasa adalah keberhasilannya menuntaskan operasi besar tersebut tanpa bergantung sepenuhnya pada anggaran negara." tuturnya. 

Bagi Mahfud MD, semangat yang dimiliki Mangku Pastika adalah "roh" yang harus terus dijaga dan dikembangkan kembali di dalam tubuh Polri. 

Jika setiap anggota Polri memiliki integritas dan keberanian yang sama, maka Polri akan tetap berdiri tegak sebagai institusi yang menjadi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia.

Selain itu, pertemuan di Bali menghasilkan berbagai masukan konkret, mulai dari usulan kerja sama Polri dengan Pecalang hingga reformasi struktural dan kultural yang diajukan oleh kelompok mahasiswa dan tokoh agama. 

Seluruh aspirasi ini telah direkam oleh KPRP untuk dijadikan bahan rekomendasi kebijakan kepada Presiden.

"Tujuannya satu mengembalikan citra Polri agar kembali menjadi institusi yang membanggakan, bukan lagi dianggap sebagai centeng politik atau pelindung koruptor," ujar Mahfud.

Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa periode 2004-2008 ini juga menyoroti munculnya sindiran tajam di tengah publik yang memplesetkan akronim NKRI.

"Setiap kami keliling, sangat menyedihkan. Sekarang rakyat ada yang mengenal NKRI itu menjadi 'Negara Kepolisian Republik Indonesia', " kata Mahfud. 

"Polisi-polisi yang baik tentu sakit hati, kita pun sakit hati. Kenapa institusi yang begitu penting bagi ketentraman masyarakat justru dianggap seperti 'centeng'?" jabarnya.

Untuk diketahui, Made Mangku Pastika adalah sosok pensiunan Polri dengan pangkat Komisaris Jenderal, ia sempat mengemban tanggung jawab besar sebagai Kapolda Bali.

Negarawan kelahiran Buleleng pada tahun 1951 ini merupakan perwira tinggi Polri lulusan terbaik (Adhi Makayasa) tahun 1974, namanya melambung ke kancah internasional saat ia memimpin Tim Investigasi Bom Bali 2002 saat itu ia masih menjabat Kapolda Papua. 

Keberhasilannya mengungkap jaringan terorisme tersebut tidak hanya memulihkan kepercayaan dunia terhadap keamanan Indonesia, tetapi juga mengukuhkan reputasinya. 

Setelah menanggalkan seragam kepolisian, ia menjabat sebagai Gubernur Bali selama dua periode 2008–2018.

Usai masa jabatannya sebagai gubernur berakhir, ia melanjutkan pengabdian di tingkat nasional sebagai Anggota DPD RI perwakilan Bali periode 2019–2024. 

Bahkan di usianya yang senja, ia terus menunjukkan semangat belajar yang luar biasa dengan meraih gelar Doktor keduanya pada pertengahan tahun 2025. (*) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.