Analisa Susno Duadji Soal Motif di Balik Pembunuhan Anak Petinggi PSK, Korban 22 Kali Ditusuk
December 21, 2025 09:27 AM

TRIBUN-MEDAN.COM - Mantan Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji memberikan analisanya terkait pembunuhan anak petinggi PKS di Cilegon.

Diketahui, A (9) ditemukan tewas dengan 22 luka tusukan di rumah mewah Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS), Kota Cilegon, Banten, Selasa (16/12/2025).  

A merupakan putra Dewan Pakar PKS Kota Cilegon, Maman Suherman.

Kasus ini memicu dugaan adanya motif dendam di balik aksi pelaku.

Susno Duadji Sebut Pelaku Mempunyai Motif Dendam

Susno Duadji menilai banyaknya luka tusukan di tubuh korban menunjukkan adanya dendam besar terhadap keluarga korban.  

“Kalau hanya ingin membunuh, tidak perlu melukai sebanyak itu. Ini menunjukkan dendam yang besar,” ujarnya dalam tayangan Kompas TV. 

Staf Ahli Kapolri, Hermawan Sulistyo, menambahkan bahwa emosi pelaku tampak meledak saat melakukan aksi tersebut.  

Ia menilai polisi tidak akan kesulitan mengungkap kasus ini, termasuk menelusuri kaitan profesi ayah korban sebagai politisi dan pengusaha. 

Terkait kondisi korban yang mengalami banyak luka, Susno menyimpulkan adanya kemungkinan motif dendam dalam kasus ini.

“Saya menyimpulkan bahwa itu ada semacam dendam ya, karena kalau misalnya hanya ingin membunuh saja tidak perlu terlalu banyak melukai, mencederai daripada korban,” ungkapnya.

Ia menyebut, pelaku bisa saja berasal dari lingkungan luar maupun orang terdekat keluarga korban.

Namun, Susno mengingatkan agar penyidik tidak berspekulasi tanpa alat bukti yang kuat.

“Bisa jadi orang luar bisa dan orang terdekat bisa. Tapi tidak boleh langsung diungkapkan wah ini orang terdekat. Jangan,” tegasnya.

Menurut Susno Duadji, Polri perlu mendalami latar belakang keluarga korban, lingkungan sekitar, hingga jejak komunikasi elektronik seperti ponsel dan pesan singkat yang mencurigakan sebelum kejadian.

Ia juga menilai kecil kemungkinan terjadinya salah sasaran, karena pelaku diyakini sudah mengamati target dengan matang sebelum beraksi.

“Kalau untuk salah sasaran kemungkinan kecil. Orang yang niatnya ingin mengederai atau ingin membunuh dia pasti paham betul siapa sasarannya. Paham dari wajah, nama, identitas."

"Jadi kalau untuk salah sasaran kemungkinan kecil gitu. Saya yakin bahwa sasarannya memang keluarga ini, si anak ini yang harus dicederai. Mungkin ada sesuatu masalah dengan keluarganya,” demikian analisis Susno Duadji.

Ia menduga, pelaku tidak langsung tiba-tiba melakukan perbuatannya.

"Pasti dia sudah mengintai, sudah mengamati rumah itu. Sudah mengamati sasarannya siapa, kalau tidak ketemu yang ini, ketemu yang ini, dia harus hafal betul. Pasti sudah dipantau sekian hari sebelum peristiwa terjadi," ujarnya.

Dalam mencari keterangan, Susno Duadji menekankan pentingnya pendampingan psikologis jika saksi anak di bawah umur.

Ini dilakukan untuk menghindari trauma.

“Semua orang-orang yang di bawah umur yang dimintai keterangan sebaiknya dan wajib didampingi oleh seorang ahli kejiwaan supaya tidak trauma,” tutupnya.

Pihaknya berharap polisi segera mengusut kasus ini dengan cepat dan tepat sasaran.

"Kita berharap peristiwa ini harus bisa diungkap oleh Polri. Kalau tidak diungkap ini dampaknya selain kepada keluarga korban, kepada masyarakat, juga kepada orang tua yang lain.

"Mereka (orang tua lain) merasa takut, merasa was-was, meninggalkan rumah dan sebagainya, meninggalkan anaknya. Kalau terjadi peristiwa yang serupa, maka harus diungkap tuntas," tegas Susno Duadji.

PKS Tunggu Hasil Penyelidikan Polisi

Ketua Bidang Advokasi PKS, Nurul Amalia, menyatakan pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan polisi terkait motif dan kronologi lengkap peristiwa. 

Suasana duka masih terasa di SD Islam Al-Azhar 40 Cilegon, tempat korban bersekolah. Kepala sekolah Ridwan Arifin mengenang A sebagai murid berakhlak baik, ceria, aktif Pramuka, dan berprestasi di kelas.  

Barang-barang pribadinya masih tersimpan rapi di loker kelas IV, menjadi jejak terakhir sang anak. 

Polisi hingga kini terus mendalami kasus ini dengan memeriksa latar belakang keluarga, lingkungan sekitar, hingga asisten rumah tangga.  

Kasus pembunuhan ini menjadi sorotan publik karena menyangkut keluarga tokoh politik lokal dan menelan korban seorang anak yang dikenal berperilaku baik.

Keseharian MAHM

Keseharian MAHM (9) tahun tewas mengenaskan di rumah mewah di Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS) kota Cilegon, Banten dikenal sebagai anak baik.

Tetangga dekat bernama Gina (nama samaran-red) menyebut tak hanya MAHM, keluarga yakni sang ayah Haji Maman semua berprilaku baik.

Gina mencontohkan ketika hendak pulang ke rumah pribadinya itu, Maman maupun sang istri kerap membuka jendela mobil untuk menyapa Gina yang kebetulan sedang berada di depan rumah.

"Haji Maman sosok yang baik banget. Dia menyapa kalau lewat. Misalnya pas ketemu, walaupun di dalam mobil dia buka jendela 'bu, permisi bu'," kata Gina.

"Istrinya juga gitu, lewat itu ya menyapa juga," tambahnya.

Saat ditemui sekira pukul 15.00 WIB, Gina sedang berada di depan pagar rumahnya yang persis berada di sebelah rumah mewah milik politikus PKS itu.

Rumah mereka berada di sisi kanan sebuah jalan yang buntu karena adanya portal di ujung jalan yang selalu ditutup oleh warga sekitar.

Sehingga, untuk menuju ke rumah Maman Suherman atau TKP ditemukannya MAHM harus terlebih dahulu melalui rumah Gina.

Rumah mewah Maman Suherman berdiri di kavling yang luasnya kurang lebih sekitar 500 meter persegi.

Melansir dari Tribunnews.com, Kamis (18/12/2025) di depan rumah itu terdapat sejumlah karangan bunga ucapan duka cita atas wafatnya MAHM dari sejumlah pihak.

Bangunan rumah tersebut dicat dengan warna putih di seluruh bagian dinding dengan perpaduan cat warna hitam serta emas pada bagian pagar maupun tralis-tralis yang terdapat pada bangunan rumah itu.

Halaman di depan rumah Maman Suherman terlihat masih cukup lapang. Hanya ada bangunan pendopo, parkiran mobil, dan taman kecil di sisi-sisi halaman rumah mewah itu.

Penghuni rumah diduga sedang tidak berada di lokasi saat ini. Sebab, beberapa lampu gantung bergaya eropa klasik pada dua teras rumah dalam kondisi masih menyala.

Gina melanjutkan ceritanya dengan mengatakan, putra politikus PKS yang ditemukan tewas secara mengenaskan beberapa waktu lalu itu juga merupakan sosok yang baik.

Menurut Gina, MAHM kerap tersenyum sambil menundukkan kepala ketika berpapasan dengan dia.

"Dia (MAHM) anaknya baik kok. Kalau ketemu ya senyum, gini (menundukkan kepala). Dan suka bercanda dengan cucu saya yang masih kecil (balita)," jelas Gina.

Tak hanya itu, Gina juga menyebut, dia kerap melihat Maman Suherman dan putranya, MAHM, berjalan kaki bersama untuk salat subuh berjamaah di masjid kompleks perumahan itu.

"Emang Pak Haji (Maman) salat enggak pernah ketinggalan. Dia sama anaknya yang paling kecil (korban MAHM) itu sering jalan lewat sini, mau salat subuh ke masjid," ungkap Gina.

Hal ini juga dibenarkan Ketua RT setempat, Istianto (65) yang mengatakan, ia kerap melihat Maman Suherman mengajak sang putra untuk salat subuh berjamaah di masjid.

"Pak Maman itu sama anaknya (MAHM) suka salat subuh berjamaah di masjid. Terutama pas si anaknya itu masih kecil ya," kata Istianto, saat ditemui, Kamis.

"Ya sekarang juga masih. Anaknya itu di masjid, salat subuh, salat Jumat juga," pungkasnya.

(*/ Tribun-medan.com)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.