Update Terbaru! Korban Jiwa Galodo Padang Panjang Tembus 45 Orang, Satu Korban Masih Misterius
December 21, 2025 02:27 PM

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PANJANG - Korban jiwa akibat banjir bandang atau galodo di jembatan kembar, Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang terus bertambah.

Data terbaru yang diberikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Panjang, korban meninggal dunia mencapai 45 orang hingga Sabtu (20/12/2025) pukul 20:45 WIB.

Kalaksa BPBD Padang Panjang, Nofi Yanti mengatakan korban jiwa akibat banjir bandang Padang Panjang mencapai 45 orang.

"Data terakhir kita update pada Sabtu (20/12/2025) pukul 20:45 WIB, dengan total 45 orang meninggal dunia," ungkapnya saat dikonfirmasi, Minggu (21/12/2025).

Ia menjelaskan, dari 45 orang meninggal dunia akibat banjir bandang, sebanyak 26 jiwa berasal dari kartu keluarga Padang Panjang.

Baca juga: Wako Bukittinggi Resmikan Kantor Baru BPRS Jam Gadang, Dorong Layanan Nasabah Ditingkatkan

"Korban meninggal dunia dari kartu keluarga Padang Panjang terhitung sebanyak 26 orang hingga Sabtu malam," jelasnya.

Sementara itu, korban meninggal dunia sisanya berasal dari luar kartu keluarga Padang Panjang.

"Data kita menunjukan, korban meninggal dunia di luar kk Padang Panjang berjumlah 18 orang," pungkasnya.

Sementara itu, dari 45 orang korban meninggal dunia akibat banjir bandang, terdapat satu jiwa belum diketahui identitasnya.

"Terdapat satu korban yang belum teridentifikasi hingga hari ini, kita beri tanda Mr.x," sebut Nofi Yanti.

Baca juga: Bahaya Jika Melintas, Jembatan Kembar Padang Panjang Bakal Dibongkar Total Usai Banjir Bandang

Di sisi lain, terhitung sebanyak 26 jenis kelamin laki-laki meninggal dunia akibat banjir bandang Padang Panjang.

Jumlah itu terhitung dari korban dengan kartu keluarga Padang Panjang maupun dari luar daerah.

"Sedangkan jumlah jenis kelamin perempuan 18 orang, baik dari kk Padang Panjang maupun yang dari luar," tambah Nofi Yanti.

Masa Transisi Darurat

Wali Kota Padang Panjang, Hendri Arnis, menyebut daerah yang dipimpinnya saat ini telah memasuki masa transisi darurat bencana pascabanjir bandang yang melanda Kota Padang Panjang pada Kamis (25/11/2025) lalu.

Hendri menjelaskan, status tersebut ditetapkan setelah masa tanggap darurat berlangsung selama 14 hari dan diperpanjang selama tiga hari.

“Kami sudah menurunkan status menjadi transisi darurat. Pasca tanggap darurat 14 hari, lalu ditambah tiga hari. Alhamdulillah sekarang sudah masuk masa transisi darurat,” kata Hendri Arnis saat ditemui TribunPadang.com di Lembah Anai, Kamis (18/12/2025).

Ia menyebutkan, masa transisi darurat bencana di Kota Padang Panjang akan berlangsung selama enam bulan ke depan. Dalam periode tersebut, pemerintah daerah menargetkan pemulihan kondisi masyarakat dan wilayah terdampak.

“Transisi darurat bencana ini berlangsung hingga enam bulan ke depan. Insyaallah dalam masa transisi ini kondisi sudah pulih, menghapus cerita dan derita lama untuk bangkit,” ujarnya.

Baca juga: Cara Klaim Manfaat JKP di laman siapkerja.kemnaker.go.id, Dapatkan 6 Bulan Gaji setelah PHK

Hendri menambahkan, saat ini seluruh warga terdampak banjir bandang telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman oleh Pemerintah Kota Padang Panjang.

“Para pengungsi sudah kami ungsikan. Sebagian ditempatkan di rumah susun sewa (rusunawa) dan sebagian lagi di rumah-rumah kontrakan yang berada di sekitar Kota Padang Panjang. Untuk ini kami fasilitasi selama tiga bulan ke depan,” jelasnya.

Untuk jangka panjang, Pemko Padang Panjang juga akan membangun hunian tetap bagi masyarakat yang saat ini masih menempati rusunawa dan rumah kontrakan.

“Kami sudah mengirimkan proposal pembangunan hunian tetap dan alhamdulillah sudah disetujui. Lahan juga sudah tersedia, jadi tinggal menunggu proses pembangunan,” katanya.

Baca juga: Persija Bidik Puncak Klasemen Super League, Siap Hadapi Semen Padang di Pekan ke-15

Adapun lokasi hunian tetap tersebut, lanjut Hendri, berada di depan rusunawa milik Pemko Padang Panjang.

“Lokasinya di depan rusunawa Padang Panjang,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan, banjir bandang yang melanda Kota Padang Panjang mengakibatkan kerusakan parah dan korban jiwa.

“Bencana ini menghanyutkan 41 rumah warga. Selain itu, ada juga rumah yang mengalami kerusakan berat dan sedang. Sementara jumlah korban jiwa mencapai 43 orang,” tutup Hendri.

Penanganan Jalan Padang-Padang Panjang

Jalan Padang Panjang–Bukittinggi akan ditangani secara permanen setelah penanganan sementara rampung.

Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat menargetkan pekerjaan permanen selesai paling lambat Juli 2026.

Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat, Elsa Putra Friandi, mengungkapkan banjir bandang yang melanda kawasan Jembatan Kembar Padang Panjang pada Kamis (27/11/2025) lalu menyebabkan kerusakan di 15 titik.

Hal tersebut disampaikan Elsa Putra Friandi saat ditemui TribunPadang.com di kawasan Lembah Anai, Kamis (18/12/2025).

“Di ruas Padang Panjang–Bukittinggi terdapat 15 titik yang mengalami kerusakan. Saat ini pekerjaan perbaikan sudah dilakukan oleh HKI. Alhamdulillah, seluruh titik tersebut sudah bisa difungsionalkan sejak 16 Desember kemarin,” ujar Elsa Putra Friandi. 

Baca juga: Galodo dan Dosa Pembangunan: Saat Negara Diuji oleh Murka Alam

Ia menjelaskan, ruas jalan tersebut kini sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat.

Namun, masih terdapat satu titik yang sedang dalam proses perbaikan sehingga diberlakukan sistem buka tutup.

“Ruas jalan sudah bisa dilalui, tetapi masih ada satu lokasi yang diberlakukan buka tutup,” jelasnya.

Selain itu, penutupan sementara juga akan diberlakukan kembali apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

“Jika curah hujan tinggi, ruas jalan ini akan kami tutup kembali demi keselamatan,” tegas Elsa.

Baca juga: Cuaca 7 Kota Sumbar Hari Ini: BMKG Catat Hujan Ringan hingga Berawan

Elsa menambahkan, perbaikan yang dilakukan saat ini masih bersifat sementara mengingat jalur tersebut merupakan akses vital yang menghubungkan Sumatera Barat dan Riau, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Untuk Nataru, kondisinya masih seperti ini karena penanganan permanen membutuhkan waktu yang cukup lama,” katanya.

Penanganan permanen, lanjut Elsa, ditargetkan rampung paling lambat pada Juli 2026.

“Setelah ini akan kita lanjutkan dengan penanganan permanen. Targetnya paling lambat bulan Juli 2026,” ujarnya.

Ia menyebutkan, total panjang jalan yang terdampak kerusakan mencapai 5,4 kilometer. Dalam proses pengerjaan, pihaknya menghadapi kendala cuaca karena lokasi pekerjaan berada di pinggir sungai.

Baca juga: Kafilah Solok Selatan Raih 12 Penghargaan di MTQ Nasional XLI Sumbar 2025 di Bukittinggi

“Kendala utama adalah cuaca yang masih sering hujan. Karena pekerjaan berada di pinggir sungai, kami harus terus memantau tinggi muka air,” jelasnya.

Untuk penanganan permanen nanti, Elsa memastikan lebar jalan tetap disesuaikan dengan kondisi semula.

“Lebar jalan pada penanganan permanen tetap sama seperti sebelumnya,” tegasnya.

Meski sudah difungsionalkan, saat ini masih ada pembatasan jenis kendaraan yang boleh melintas di jalur tersebut.

“Kendaraan yang diizinkan melintas saat ini adalah kendaraan roda dua dan roda empat. Untuk truk BBM, maksimal dengan muatan delapan ton karena kondisi jalan,” jelas Elsa.

Sementara itu, progres penanganan sementara telah mencapai lebih dari 90 persen.

“Pekerjaan sementara ini sudah lebih dari 90 persen dan selanjutnya akan langsung kita persiapkan untuk penanganan permanen,” pungkasnya.(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.