Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Kristoforus Bota
POS-KUPANG.COM, BETUN - Dosen Universitas Hamzanwadi, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Iwan Usma Wardani S.Pd, M.Pd, menegaskan pentingnya peran guru tangguh dalam menghadapi dinamika perubahan zaman pada momentum Wisuda ke-6 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Sinar Pancasila Betun di Aula Garuda Hold, Betun, Kabupaten Malaka, Sabtu (20/12/2025).
Penegasan tersebut disampaikan Dr. Iwan saat membawakan orasi ilmiah berjudul “Dari Malaka untuk Indonesia: Menyiapkan Guru dan Peserta Didik Tangguh di Tengah Dunia yang Berubah” dalam prosesi wisuda yang berlangsung khidmat dan penuh makna.
Kepada POS-KUPANG.COM, Dr. Iwan menekankan bahwa kualitas masa depan bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan hari ini.
Menurutnya, peran perguruan tinggi, khususnya kampus keguruan, menjadi sangat strategis karena melahirkan para pendidik yang kelak berada di garda terdepan pembentukan sumber daya manusia Indonesia.
“Perguruan tinggi keguruan tidak lagi cukup hanya menjadi tempat kuliah. Kampus harus bertransformasi menjadi ekosistem inovasi yang menumbuhkan kreativitas, karakter, serta daya adaptif calon guru dalam menghadapi perubahan sosial dan global,” ujarnya.
Dalam orasi ilmiahnya, Dr. Iwan menyoroti potensi STKIP Sinar Pancasila Betun sebagai kampus daerah yang memiliki kekuatan khas.
Ia menilai, STKIP Sinar Pancasila Betun memiliki peluang besar dalam mengintegrasikan teknologi pendidikan dengan kearifan lokal, sekaligus mengembangkan riset dan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Malaka dan Nusa Tenggara Timur secara umum.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG, Hujan Berpotensi Guyur Sejumlah Wilayah NTT, Minggu 21 Desember 2025
Keberagaman latar belakang budaya mahasiswa juga dinilainya sebagai modal sosial yang sangat berharga.
Menurut Dr. Iwan, keragaman tersebut justru dapat melahirkan calon guru dengan perspektif luas, sikap humanis, serta kepekaan sosial yang tinggi terhadap realitas masyarakat tempat mereka mengabdi.
Lebih lanjut, Dr. Iwan memaparkan empat tantangan besar pendidikan di daerah, yakni tantangan kualitas sumber daya manusia, keterbatasan infrastruktur pendidikan, dinamika lingkungan sosial yang terus berubah, serta pengaruh globalisasi yang semakin kompleks.
Dalam konteks tersebut, guru di Nusa Tenggara Timur tidak hanya dituntut berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing moral dan penguat karakter peserta didik.
Pada bagian inti orasi, Dr. Iwan mengaitkan peran strategis guru dengan kebijakan nasional melalui implementasi Profil Pelajar Pancasila.
Ia menekankan pentingnya menerjemahkan kebijakan tersebut ke dalam praktik pembelajaran nyata di ruang-ruang kelas, terutama pada jenjang Sekolah Dasar sebagai fondasi awal pendidikan.
Empat keterampilan utama yang harus dikembangkan sejak dini, menurutnya, adalah kemampuan pemecahan masalah (problem solving), pola pikir STEM (science, technology, engineering, and mathematics), kemampuan storytelling yang kritis, serta penguatan kemampuan logika. Keempat keterampilan tersebut dinilai sebagai fondasi penting dalam membentuk peserta didik yang bernalar kritis, kreatif, berkarakter, dan mampu bertahan di tengah dunia yang penuh ketidakpastian.
“Guru bukan hanya pengajar, tetapi arsitek masa depan bangsa. Dari ruang-ruang kelas sederhana di Malaka, lahir harapan besar untuk Indonesia,” tegas Dr. Iwan.
Ia juga mengingatkan bahwa gelar akademik yang diraih para lulusan STKIP Sinar Pancasila Betun bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab besar dalam membangun peradaban.
Para wisudawan/i diharapkan mampu menjadi guru yang tidak sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai, menyalakan inspirasi, serta memimpin perubahan di tengah masyarakat.
Dr. Iwan berharap Wisuda ke-6 STKIP Sinar Pancasila Betun menjadi momentum reflektif sekaligus inspiratif bagi seluruh civitas akademika dan para pemangku kepentingan pendidikan di Kabupaten Malaka.
Melalui orasi ilmiah tersebut, ditegaskan kembali komitmen bersama untuk menjadikan pendidikan sebagai jalan pengabdian dan transformasi sosial, dari Malaka untuk Indonesia.
4 Mahasiswa Berprestasi Raih Penghargaan
Sebelumnya, dalam Pantauan POS-KUPANG.COM, Jumat (19/12/2025), kegiatan pengukuhan wisudawan dan wisudawati tersebut dipimpin langsung oleh Ketua STKIP Sinar Pancasila Betun, Yanuarius Bria Seran, S.Pd., M.Pd., didampingi oleh para anggota senat akademik.
Momentum sakral itu turut dihadiri Ketua Yayasan Marlilu, Bertrandus Bria, Wakil Bupati Malaka Henri Melki Simu, Ketua PGRI Malaka, Jonathan Seran Suri, jajaran dosen dan pegawai STKIP Sinar Pancasila, para mahasiswa aktif, orang tua/wali wisudawan/i, serta sejumlah undangan lainnya.
Suasana Aula Garuda Betun tampak tertata rapi dan penuh khidmat.
Ketua STKIP bersama para senat menempati panggung utama, sementara para wisudawan dan wisudawati duduk berhadapan dengan senat, didampingi orang tua serta undangan di bagian bawah aula.
Di sisi kanan panggung utama, tampak paduan suara mahasiswa STKIP Sinar Pancasila yang mengiringi jalannya prosesi wisuda dengan lantunan lagu-lagu akademik, menambah nuansa sakral acara.
Rangkaian kegiatan wisuda diawali dengan pembacaan Surat Keputusan Ketua STKIP Sinar Pancasila tentang pengukuhan lulusan.
Selanjutnya, satu per satu wisudawan dan wisudawati dipanggil naik ke atas panggung untuk menerima ijazah yang diserahkan oleh perwakilan senat akademik.
Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pemindahan tali toga oleh Ketua STKIP Sinar Pancasila sebagai simbol resmi penyematan gelar sarjana kepada para lulusan.
Pada kesempatan tersebut, pihak kampus juga memberikan penghargaan kepada para lulusan terbaik dari masing-masing program studi.
Penghargaan itu diberikan kepada empat mahasiswa berprestasi dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan Sejarah, dan Program Studi Pendidikan Geografi sebagai bentuk apresiasi atas capaian akademik dan dedikasi selama menempuh pendidikan.
Prosesi wisuda kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sumpah dan janji wisudawan yang dipandu oleh salah satu perwakilan wisudawati dan diikuti secara serentak oleh seluruh peserta wisuda.
Pengucapan sumpah dan janji tersebut menjadi peneguhan komitmen moral para lulusan untuk mengabdikan ilmu pengetahuan, menjunjung tinggi etika profesi, serta berkontribusi positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara. (ito).