TRIBUNTRENDS.COM - Setelah sempat tersimpan selama dua pekan di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mekar Jaya, Desa Padakaton, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, becak listrik bantuan Presiden Prabowo Subianto akhirnya kembali dapat digunakan.
Kabar ini pun membawa kebahagiaan tersendiri bagi Daklan (57), warga desa setempat.
Becak listrik tersebut sebelumnya belum bisa dimanfaatkan karena masih berada di tangan BUMDes.
Namun, pada Kamis malam (18/12/2025), pihak BUMDes resmi menyerahkannya kembali kepada para penerima bantuan, termasuk Daklan.
Usai menerima becak itu, Daklan langsung membawanya pulang ke rumah.
"Sudah diserahkan Kamis malam. Kami bertiga dipanggil dan becak diserahkan," ujarnya saat ditemui dirumahnha, Sabtu (20/12/2025).
Daklan mengungkapkan, becak listrik itu pertama kali ia operasikan pada Sabtu pagi.
Baca juga: Dindikpora Brebes Murka! Bantah Keras Instruksikan Sekolah Beli Tiket Konser Dewa 19 Pakai Dana BOS
Meski belum digunakan untuk menarik penumpang, becak tersebut sudah membantunya dalam aktivitas keluarga.
"Belum sempat mencari penumpang sih. Cuma tadi pagi dipakai untuk ambil rapor anak," ungkapnya.
Ia mengaku kehadiran becak listrik membuatnya semakin bersemangat untuk bekerja.
Dengan dukungan tenaga listrik, Daklan tak lagi harus mengayuh pedal secara manual seperti becak konvensional.
"Sekarang enak, tadi sudah dicoba. Jadi tambah semangat nyari penumpang."
Sebagai penerima manfaat, Daklan pun menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan.
"Terimakasih Pak Presiden Prabwo," tandasnya.
Sementara itu, Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) selaku penyalur bantuan becak listrik dari Presiden Prabowo Subianto melakukan klarifikasi terhadap tiga warga Desa Padakaton.
Klarifikasi tersebut dilakukan menyusul temuan bahwa dua nama penerima awal ternyata bukan berprofesi sebagai penarik becak.
Sebelum becak listrik kembali diterima oleh Daklan, perwakilan GSN, Erick Sunardi, sempat mendatangi Brebes dan bertemu langsung dengan para penerima bantuan serta Ketua BUMDes Mekar Jaya, Suherman, pada Sabtu siang (20/12/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Erick menegaskan bahwa pihaknya telah memastikan data penerima bantuan becak listrik sudah sesuai dengan hasil verifikasi yang dilakukan.
Hasil pertemuan menyimpulkan, dari tiga penerima bantuan, hanya satu yang benar-benar bekerja sebagai penarik becak, yakni Daklan.
Sedang dua lainnya, Sudrajat dan Muhtadi, mengaku bukan penarik becak.
"Untuk tiga penerima ini sudah dicatat, sudah kami cek dan kita sudah dapatkan hasil.
Hanya satu yang yang benar-benar penarik becak.
Dua lainnya bukan," ungkapnya.
Dengan klarifikasi ini, pernasalahan bantuan becak listrik yang ditarik Bumdes berakhir.
Selanjutnya, penyelesaian bantuan ini akan diserahkan ke Pemkab Brebes.
"Nanti ke depannya biar dari pihak Bupati yang menyelesaikan.
Termasuk nanti akan diberikan kepada siapa dua becaknya," pungkasnya.
Sembari mengelap becak lamanya yang sudah mulai usang, Daklan bercerita jika becak bantuan dari orang nomor satu di Indonesia itu kini tertahan oleh pihak bumdes setelah ia menerima pada Sabtu 6 Desember 2025 lalu di Pendopo Brebes.
"Saya awalnya yang mengundang Pak Herman ketua Bumdes, terus saya dapat becak listrik dari Islamic Centre ke pendopo."
"Terus saya naiki, sampai di tengah jalan ternyata saya suruh berhenti dan becak di naikan mobil sama Pak Daklan," ujarnya kepada media saat ditemui di rumahnya, Kamis (18/12/2025).
Daklan menyebut, setelah sampai di desa ternyata becak di masukkan ke kantor bumdes.
Pihak bumdes meminta agar becak disimpan terlebih dahulu.
"Setelah sampai di desa kemudian masukan, alasannya karena becak milik Bumdes."
"Yang bilang Pak Herman," tuturnya.
Baca juga: Pengayuh Becak Lansia Dapat Bantuan, 150 Unit Becak Listrik Tiba di Solo, Tempuh 35 Km Sekali Cas
Pantauan Tribunjateng.com di lokasi penyimpanan becak yang di maksud oleh Daklan, 3 becak tersimpan rapih.
Daklan ternyata bukan satu-satunya penerima bantuan becak listrik di desa tersebut, melainkan ada dua nama lain.
Mereka yakni Muhtadi (55) buruh harian lepas dan Sudrajat (65) yang merupakan karywan bumdes di bidang sampah.
"Becaknya sampai saat ini masih di kantor bumdes, saya takut gak berani menanyakan."
"Alasannya gaboleh," tuturnya.
Menurut Daklan, jika dari awal becak listrik tersebut tidak akan digunakan olehnya, ia tidak akan mau untuk mengambil becak tersebut.
Daklan mengaku kecewa, lantaran becak dari Presiden Prabowo tidak bisa ia manfaatkan untuk mencari nafkah.
"Kalau tahu becak itu bukan untuk saya, saya tidak mau meskipun dikasih seratus ribu rupiah," tandasnya.
Merespon keluhan warganya, Ketua Bumdes Mekar Jaya, Desa Padakaton, Suherman (44), memberikan menegaskan, jika becak listrik tersebut tidak diterima Bumdes, melainkan hanya dititipkan sementara di aula TPS 3R KSM Sejahtera Bersama.
"Diterima Bumdes itu tidak. Saat ini posisinya ada di gedung TPS 3R karena lokasinya bisa untuk garasi, untuk transit sementara," kata Herman.
Menurutnya, penempatan becak di TPS 3R hanya sementara saja. Hal itu karena lokasi tersebut memiliki gudang yang memadai.
Ia menilai munculnya anggapan bahwa becak diterima Bumdes hanya karena kesalahpahaman di masyarakat.
Herman juga menyebut proses pembagian berlangsung mendadak.
"Sebelumnya kami sudah berkordinasi dengan pihak desa, yang pada intinya becak tersebut kita rawat dulu."
"Malam ditelpon, paginya harus berangkat ke sana. Setelah dibawa pulang, langsung ramai. Tidak ada woro-woro kalau ada bantuan ini," ungkapnya.
Herman menjelaskan, di Desa Padakaton terdapat tiga nama penerima becak listrik.
Mereka adalah Muhtadi (55) yang bekerja sebagai harian lepas, Sudrajat (65) yang merupakan staf Bumdes, dan Daklan (57) yang sehari-hari bekerja sebagai pencetak batu bata.
"Kalau Sudrajat memang bekerja di Bumdes, tapi Muhtadi itu harian lepas, bukan anggota Bumdes," ungkapnya.
Ia menegaskan hingga kini tidak ada warga yang meminta becak tersebut.
Herman menegaskan, disimpannya becak tersebut hanya untuk menghindari ke gaduhan di tengah masyarakat atau kecemburuan sosial.
Lantaran keterbatasan bantuan becak listrik yang diterima oleh pihak desa.
"Sampai hari ini, becak listrik masih di gudang. Tidak ada satupun yang datang ke saya untuk meminta itu."
"Secepatnya kami akan meyerahkan becak listrik bantuan tersebut ke masyarakat, melihat kondusifitas ditengah masyarakat," pungkasnya.
(TribunTrends/TribunJateng)