Sederet Dugaan Tewasnya Anak Politisi PKS Cilegon, Reza Indragiri: Korban Dijadikan Objek Pengganti
December 21, 2025 02:38 PM

TRIBUNTRENDS.COM - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengemukakan sejumlah analisis terkait tewasnya MAHM (9), putra Dewan Pakar PKS Kota Cilegon, Banten, Maman Suherman.

Menurut Reza, terdapat indikasi kuat bahwa korban bukanlah target utama dalam aksi pembunuhan tersebut.

Ia menduga MAHM kemungkinan hanya dijadikan sasaran pengganti (substitusi) oleh pelaku yang sejatinya ingin menyasar pihak lain yang memiliki keterkaitan erat dengan korban, seperti orang tuanya.

Baca juga: Guru Besar Kriminologi UI Duga Pelaku Bunuh Anak Politisi PKS karena Dendam: Mungkin Saja Terjadi

"Boleh jadi pelaku mengincar pihak lain yang punya keterkaitan dengan korban, misal orang tua korban," kata Reza, dikutip dari YouTube KompasTV, Sabtu (20/12/2025).

Reza menjelaskan, pelaku diduga memilih jalan tersebut karena menilai tidak memungkinkan melakukan serangan secara langsung terhadap target utamanya.

"Namun, karena tidak mungkin melakukan serangan secara frontal kepada orang tua korban, maka korban dijadikan objek pengganti atau substitusi," imbuhnya.

Korban Bukan Sasaran Utama

Lebih lanjut, Reza menilai ada kemungkinan pelaku tidak sepenuhnya menjadikan korban sebagai sasaran utama sejak awal.

Ia menekankan bahwa dalam kasus kejahatan tertentu, motif dan perilaku pelaku tidak selalu berjalan searah.

"Boleh jadi orang yang menghabisi korban, tidak sungguh-sungguh menjadikan korban sebagai target aslinya," jelas Reza.

"Antara perilaku dan motif belum tentu linear, karena belum tentu orang yang menghabisi korban adalah orang yang sungguh-sungguh punya kepentingan bagi meninggalnya korban," tuturnya.

Reza kemudian menguraikan alasan mengapa MAHM diduga kuat dijadikan sebagai target pengganti.

Dugaan Korban Jadi Sibstitusi

Menurutnya, status korban yang masih anak-anak menjadikannya sasaran yang relatif mudah bagi pelaku kejahatan.

"Kenapa korban yang saat ini dijadikan sebagai substitusi? Karena hitung-hitungan di atas kertas, anak-anak memang termasuk dalam kelompok yang rentan menjadi korban kejahatan," urai Reza.

"(Mereka) lemah secara fisik, lemah secara psikis, dan juga mungkin lemah secara sosial," imbuhnya.

Saat disinggung mengenai kemungkinan pelaku berasal dari lingkaran dekat keluarga korban, Reza menilai hal tersebut patut menjadi fokus penyelidikan.

Ia meyakini pelaku memiliki pengetahuan dan akses terhadap kondisi rumah korban.

"Tentu harus (diketahui dari) pemeriksaan oleh pohak kepolisian (apakah pelaku orang dekat)" katanya.

"Tapi, saya membayangan pelaku ready access ke rumah tersebut, kemudian bisa memperkirakan kondisi rumah tersebut, mungkin anak sendirian saja, tidak dijaga."

"Kemungkinan memang dilakukan oleh orang yang sudah mengenal kondisi atau situasi rumah dan keluarga pemilik rumah tersebut," pungkasnya.

ANAK MAMAN SUHERMAN - Kolase potret A, anak Maman Suherman, dan isi lokernya di sekolah
ANAK MAMAN SUHERMAN - Kolase potret A, anak Maman Suherman, dan isi lokernya di sekolah (Tribunnews.com)

Korban Derita 22 Luka

Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Darmawan mengungkapkan MAHM tewas akibat luka senjata tajam dan benda tumpul.

Sigit mengatakan ada total 22 luka di tubuh MAHM.

Puluhan luka itu terdiri dari 19 luka tusuk dan tiga luka memar.

Luka itu ditemukan setelah dilakukan pemeriksaan di rumah sakit.

"Total ada 22 luka, terdiri dari 19 luka tusukan atau kekerasan benda tajam dan tiga luka memar dari kekerasan benda tumpul," jelas Sigit, Kamis (18/12/2025), dilansir Kompas.com.

Akibat banyaknya luka tersebut, MAHM mengalami pendarahan hebat yang menyebabkan tewas.

Dua hari sejak terjadinya pembunuhan, polisi sampai saat ini belum menemukan alat yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban.

"Untuk benda-benda tersebut belum ada, itu masih dicari, belum ditemukan," katanya.

Sebelumnya, Sigit mengatakan tidak ada barang berharga yang hilang dari kediaman Haji Maman di kawasan Ciwaduk, Kota Cilegon.

Padahal, narasi yang beredar mengatakan kasus tersebut merupakan perampokan disertai pembunuhan.

"Untuk barang-barang berharga, sampai saat ini belum ditemukan adanya barang yang hilang," ujar Sigit, Rabu (17/12/2025), masih dilansir Kompas.com.

Hingga saat ini polisi telah memeriksa delapan saksi dalam kasus tewasnya MAHM.

Saksi-saksi tersebut terdiri dari pihak keluarga dan warga setempat.

"Untuk jumlah saksi sementara yang sudah kita lakukan pemeriksaan itu ada delapan orang."

"(Saksi) dari keluarga dan warga setempat yang ada di lingkungan lokasi kejadian," kata Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Yoga Tama, Rabu, dikutip dari TribunBanten.com.

Selain memeriksa saksi, polisi juga telah mengamankan tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan penanganan awal, termasuk visum terhadap korban.

Kronologi MAHM Ditemukan

Maman Suherman pertama kali mengetahui MAHM terluka ketika mendapat telepon dari anak keduanya, D (8), Selasa (16/12/2025).

D menelepon sembari berteriak meminta bantuan.

Saat kejadian, Haji Maman diketahui sedang bekerja dan langsung bergeas pulang ke rumah.

Setelah tiba di rumah, Haji Maman menemukan MAHM dalam kondisi bersimbah darah di dalam kamarnya.

Meski korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk diberi pertolongan medis, nyawa MAHM tidak selamat.

"Korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis," bunyi keterangan dari Polsek Cilegon, Polres Cilegon, Selasa, dikutip dari TribunBanten.com.

(TribunTrends.com/Tribunnews.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.