PROHABA.CO, SUKAMAKMUE - Setelah sempat terhenti akibat bencana hidrometeorologi, dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya Unit 3 dan 4 yang dikelola PT Meulaboh Power Generation (PT MPG) kini telah kembali beroperasi dan resmi masuk ke sistem kelistrikan Sumatera.
Presiden Direktur PT MPG, Yang Kai, menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras seluruh tim pembangkit yang bergerak cepat melakukan pemulihan di tengah kondisi darurat pascabencana.
“Bencana alam yang terjadi merupakan kondisi di luar kendali. Namun, sejak awal kami menempatkan keselamatan personel sebagai prioritas utama, sembari terus berupaya menjaga stabilitas pembangkit agar dapat kembali menyuplai listrik secepat mungkin bagi masyarakat,” ujar Yang Kai.
Ia menjelaskan, bencana alam langka yang dipicu Siklon Tropis Senyar di Selat Malaka pada akhir November lalu menyebabkan curah hujan ekstrem dan berdampak serius pada infrastruktur kelistrikan.
Sebanyak 19 tower transmisi roboh dan 11 tower lainnya mengalami kerusakan di wilayah Aceh dan Sumatera Utara, yang mengakibatkan putusnya jaringan listrik utama.
Akibat gangguan tersebut, PLTU Nagan Raya 3-4 terpaksa dihentikan secara darurat pada 26 November 2025 menyusul terganggunya jaringan transmisi 275 kV dan 150 kV, termasuk jalur Arun–Bireuen serta Langsa–Pangkalan Brandan.
Deputi Plant Head PT MPG, Ridwan Iwan, menjelaskan, bahwa proses pemulihan dilakukan secara bertahap melalui koordinasi intensif dengan PLN, baik di tingkat wilayah maupun pusat.
"Unit 4 berhasil melakukan startup dan sinkronisasi ke sistem kelistrikan Sumatera pada malam 18 Desember. Saat ini, unit tersebut telah stabil menyuplai daya sekitar 100 megawatt (MW), ujarnya.
Sedangkan unit 3, katanya, menyusul masuk ke sistem pada 20 Desember 2025 pukul 22:54 WIB.
Dengan demikian, kedua unit PLTU Nagan Raya 3-4 kini telah beroperasi penuh dan terhubung kembali ke Grid Sumatera.
Ridwan menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan penuh PLN dalam memulihkan jaringan transmisi utama 275 kV Langsa–Pangkalan Brandan yang menjadi kunci normalisasi sistem kelistrikan Aceh.
“Setelah jaringan 275 kV kembali bertegangan dan aman, interkoneksi sistem 150 kV menjadi lebih stabil. Saat ini kondisi sistem kelistrikan Aceh sudah terkendali dan pasokan listrik berangsur normal,” jelas Ridwan.
Ia memastikan pengoperasian pembangkit dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan pengawasan ketat untuk menjaga keandalan sistem jangka panjang.
Kembalinya PLTU Nagan Raya 3-4 diharapkan dapat memperkuat stabilitas energi di Aceh dan Sumatera bagian utara pascabencana. (*)