Lebih dari Jimat, Statistik 116 Sentuhan Pemain Arsenal Rp2,1 T Buat Bukayo Saka Terasa Biasa Saja
December 21, 2025 10:52 PM

 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Ada sebuah kepuasan batin yang sulit digambarkan saat melihat seorang pemain mahal membuktikan bahwa label harga bukanlah beban, melainkan lencana kualitas.

Sabtu malam di Hill Dickinson Stadium, di tengah tekanan kemenangan Manchester City yang menghantui, Declan Rice menunjukkan mengapa Arsenal rela merogoh kocek hingga Rp2,11 Triliun (£105 Juta).

Di saat Bukayo Saka menjadi target utama pengawalan ketat bek-bek Everton, Rice justru mengambil alih panggung dan menjadi konduktor orkestra Mikel Arteta yang tak terbendung.

Media mungkin akan selalu menyoroti gocekan Saka, tapi mata jurnalis senior tidak bisa berbohong: Rice adalah alasan Arsenal pulang dengan tiga poin dan status pemuncak klasemen menjelang Natal.

Baca juga: Arsenal Bekerja Keras Untuk Merebut Pemain Real Madrid saat Arteta Harus Melepas Bintang Supersubnya

Dengan 116 sentuhan, Rice tidak hanya bermain bola; ia mendikte setiap jengkal lapangan.

Ia adalah perisai bagi Martin Zubimendi di lini belakang, sekaligus mesin pendorong yang menciptakan peluang besar di lini depan.

Penampilan ini layak diganjar rating 8/10. Rice tampil sangat efisien, memenangkan hampir semua duel udara dan darat yang ia hadapi.

Tidak mengherankan jika David Moyes sempat menyebutnya sebagai gelandang terbaik di dunia.

Di Merseyside, ia membuktikannya. Ia adalah pemain yang memberikan rasa aman bagi penggemar Arsenal, sebuah jaminan bahwa meski laga berjalan sulit, ada sosok jenderal yang tidak akan membiarkan timnya goyah.

Jika Arsenal benar-benar mengangkat trofi di akhir musim, nama Rice-lah yang harus dipahat pertama kali di trofi tersebut sebagai pondasi utama kesuksesan Arteta.

Analisis Data: Performa Pemicu Kemenangan vs Everton

(Data Statistik Pertandingan Desember 2025. Sumber: Sofascore/Opta)

Metrik Statistik    Declan Rice (Arsenal)    Bukayo Saka (Arsenal)

  • Sentuhan Bola    116    68
  • Operan Akurat    87/97 (90 persen)    32/41 (78 % )
  • Umpan Kunci    2    1
  • Duel Dimenangkan    7 dari 9    7 dari 11
  • Pemulihan Bola    10    3
  • Intersepsi/Sapuan    7    0
  • Nilai Pasar (IDR)    Rp2,11 Triliun    Rp2,51 Triliun

Sudut Pandang: Banyak klub menghabiskan triliunan rupiah untuk pemain depan yang egois,

namun Arsenal membelanjakannya untuk "asuransi" di lini tengah.

Keputusan Arteta mendatangkan Rice adalah pembeda antara Arsenal yang sekadar contender dan Arsenal yang siap menjadi juara.

Saat Saka buntu, Rice muncul sebagai solusi. Ia adalah pemain yang membuat rekan setimnya terlihat lebih baik.

Jika ada yang masih mempertanyakan harga Rp2,11 Triliun, tontonlah rekaman 96 menit laga ini; Anda akan melihat definisi gelandang modern yang sempurna.

Baca juga: Berta Kini Siap Menawarkan Pemain Bintang Arsenal yang Mahal Ke Klub Turki, Diputuskan Untuk Menjual

Sang Pembebas dari Spanyol: Mengapa Zubimendi Adalah Kunci bagi Rice?

Banyak yang bertanya-tanya mengapa Mikel Arteta begitu ngotot mendatangkan Martin Zubimendi dengan mahar Rp1,02 Triliun (£51 Juta/€60 Juta) dari Real Sociedad.

Jawabannya terpampang nyata dalam kemenangan atas Everton: Zubimendi adalah "asuransi" yang memungkinkan Declan Rice berhenti menjadi sekadar pemutus serangan dan mulai menjadi penghancur pertahanan lawan.

Dalam skema taktis jurnalisme senior, kita menyebutnya sebagai pembagian peran yang harmonis.

Musim lalu, Rice sering kali terbebani oleh tanggung jawab defensif yang terlalu berat.

Namun, dengan Zubimendi yang bertindak sebagai jangkar murni seorang pivot yang cerdas dalam membaca ruang dan memotong alur bola—Rice kini memiliki lisensi untuk merangsek maju.

Zubimendi adalah pemain yang "tidak terlihat" tapi krusial. Ia menyelesaikan operan pendek dengan akurasi luar biasa, memberikan ketenangan di depan empat bek.

Ketenangan inilah yang membuat Rice bisa mencatatkan 116 sentuhan, banyak di antaranya dilakukan di sepertiga akhir lapangan lawan.

Tanpa Zubimendi, Rice mungkin hanya akan mencatatkan setengah dari sentuhan tersebut karena harus sibuk menutup lubang di lini belakang.

Arteta telah menemukan formula emas: Zubimendi sebagai otak, dan Rice sebagai otot serta paru-paru tim.

Analisis Data: Efek Komplementer di Lini Tengah

(Data Rata-rata Per Laga Musim 2025/2026. Sumber: Opta/Squawka)

Metrik Statistik    Martin Zubimendi (Jangkar)    Declan Rice (Box-to-Box)

  • Akurasi Operan    92.5 %    89.1 %
  • Intersepsi    3.2    1.8
  • Umpan ke Sepertiga Akhir    8.4    12.6
  • Tembakan per Laga    0.4    1.9
  • Tekanan (Pressing)    22.1    18.5
  • Harga Pasar/Nilai    Rp1,02 Triliun    Rp2,11 Triliun

(Banjarmasinpost.co.id)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.