Pelita, Renungan P/KB GMIM 21-27 Desember 2025, Rahmat Tuhan Atas Orang yang Takut Akan Dia
December 22, 2025 12:22 AM

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pelita, renungan Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM dalam sepekan mulai 21-27 Desember 2025.

Pembacaan alkitab terdapat pada Lukas 1:46-56.

Tema perenungan adalah Rahmat Tuhan Atas Orang-orang yang Takut Akan Dia.

Khotbah:

Sahabat-sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati  Tuhan,

Maria (Ibrani: Miryam, Yunani: Maria atau Mariam) berasal dari Nazaret di Galilea (Lukas 1:26-27).

Nazaret pada abad pertama adalah desa miskin, terpencil dan jauh dari pusat keagamaan di Yerusalem.

Maria berasal dari keluarga biasa, bukan dari golongan kaya atau imam. Namun iman Maria 
dibentuk oleh tradisi iman Israel; mengenal Allah sebagai Penyelamat umat-Nya.

Allah memilih seorang yang rendah hati dan sederhana untuk melahirkan Sang Mesias. Sementara dalam budaya Yahudi abad pertama. perempuan tidak memiliki jabatan sosial, tinggi setiap keputusan penting ada di tangan laki-laki. 

Tugas utama mereka adalah mengurus rumah tangga dan anak anak serta menjaga kemurnian dan kehormatan keluarga.

Oleh karena itu, ketika malaikat Gabriel datang kepada Maria yang masih perawan (Luk. 1:26-27). hal ini sangat mengherankan secara sosial budaya.

Utusan Allah berbicara langsung kepada seorang perempuan muda, bukan kepada imam atau raja. 

Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan,

Nyanyian Maria (Magnificat) ini tampaknya terinspirasi dari syair Mazmur dan kisah Hana (1 Sam. 2).

Ini menunjukkan bahwa Maria dekat dengan Kitab Suci yang tertanam kuat dalam iman Israel. Allah memilih seseorang yang rendah hati, tidak terkenal dan hidup di tempat terpencil untuk menjadi alat yang istimewa dalam karya keselamatan-Nya.

Maria adalah bukti bahwa kasih karunia Allah tidak bergantung pada status sosial, tetapi pada hati yang taat dan percaya.

Lukas 1:27 menyebut Maria sebagai "seorang perawan yang bertunangan dengan 
seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud."

Usia Maria mungkin sekitar 15 tahun, karena usia bagi perempuan itu lazim untuk hubungan pertunangan di kalangan masyarakat Yahudi waktu itu.

Sedangkan tunangannya, Yusuf berasal dari keturunan Daud, sehingga Yesus sebagai anaknya secara hukum termasuk dalam garis Mesias (Mat. 1:1-16).

Maria bukan hanya ibu dari Juruselamat tetapi juga teladan dan contoh hamba yang setia 
dari awal hingga akhir pelayanan Yesus. 

Maria benar-benar memuliakan Tuhan dengan sangat gembira.

Kata "memuliakan" menunjukkan pengakuan akan kebesaran Allah dalam hidupnya.

Allah melihat orang yang rendah hati dan sederhana. Sebab itu Maria mengakui apa yang ia terima adalah anugerah bukan karena kemampuannya.

la yakin keturunannya akan mengingat dan memberkati orang yang hidup dalam ketaatan kepada Allah.

Maria mengakui keperkasaan Allah yang memiliki otoritas tertinggi dan kekudusan.

"Perbuatan besar" merujuk pada keajaiban inkarnasi: Allah menjadi manusia melalui rahim perawan Maria. 

Maria yakin bahwa kasih setia Allah tidak hanya berlaku bagi satu orang atau generasi melainkan bagi setiap orang yang takut akan Dia dari generasi ke generasi.

Pengakuan ini menunjukkan pula bahwa tindakan Allah memihak pada yang rendah hati dan taat. 

Maria melihat tindakan keadilan Allah; orang yang rendah hati diangkat, dan orang yang sombong diturunkan.

Artinya Allah menghendaki manusia rendah hati dan adil. Allah tetap konsisten akan karya keselamatan yang telah lama dirancang-Nya dan pasti ditepati.

Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan, 
 

Allah dapat memakai siapa saja yang dikehendaki-Nya sebagai alat untuk kemuliaan-Nya.

Firman Tuhan saat ini mengingatkan kita sebagai hamba-hamba Tuhan agar memiliki 
kerendahan hati, pujian, ketaatan dan pengakuan akan otoritas Allah atas seluruh kehidupan kita.

Hal ini sepatutnya kita tampakkan dalam perkataan dan perbuatan sehari-hari yang memuliakan Allah dengan berlaku benar, jujur dan adil terhadap sesama.

Kita telah diberkati hanya oleh kasih karunia Allah maka kita tidak boleh memegahkan diri sebab orang yang meninggikan diri akan direndahkan, tetapi orang yang merendahkan diri akan ditinggikan Allah.

Menjadi pengikut Kristus bukan suatu kebetulan di dunia ini melainkan atas rencana Allah yang telah ditetapkan-Nya sejak semula. Ia telah memilih dan menetapkan kita untuk menjadi alat kesaksian-Nya tentang keselamatan melalui Yesus Kristus.

Inilah yang harus kita wartakan dan wariskan kepada anak cucu; hidup takut akan Tuhan dalam 
 segala hal. Kita merupakan generasi yang sangat menentukan bagi generasi selanjutnya untuk terus menyaksikan bahwa kasih setia Allah turun-temurun dari masa ke masa sampai Tuhan 
Yesus datang kembali. Amin.

Pertanyaan untuk PA:

 1. Mengapa Maria benar-benar bergembira dan memuji Allah menurut perikop ini? 

 2. Bagaimana respons kita terhadap kasih karunia dan berkat berkat dari Allah di dalam hidup sehari-hari?

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.