BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Satu penyebab kecelakaan di Lintas Kalsel-Kaltim Kotabaru Kalsel smpai membakar dua mobil, Minggu (21/12/2025).
Kecelakaan lalulintas terjadi di Jalan Lintas Provinsi Kalsel-Kaltim, Desa Batang Kulur, Kecamatan Kemelumpang Barat, Kabupaten Kotabaru, Minggu (21/12/2025).
Insiden di tikungan tajam ini berlangsung sekitar pukul 06.30 wita, dengan melibatkan mobil boks Isuzu, dikemudikan Muhammad Basri yang bergerak dari arah Bakikpapan menuju Batulicin.
Sedangkan satu unit lainya, pick up yang dikemudikan Iwan Susianto bersama Rahmad Hidayat yang melaju dari arah sebaliknya.
Baca juga: Armansyah dari Tabalong Juarai Turnamen Biliard Banjarbaru, Ini Janji H Mansyur
Baca juga: Imbas OTT KPK di Amuntai HSU, Kejagung Copot Kajari, Kasi Intel dan Datun, Tri Taruna Buron
Diungkapkan Kanit Gakkum Satlantas Polres Kotabaru, Aipda Syalfian, kronologi kejadian berawal dari Muhammad Basri yang tekor menikung ke kiri saat mendekati TKP.
Pergerakan mobil boks yang dikemudikannya pun melebar ke kanan dan di saat bersamaan Iwan Susianto melintas dengan muatan sembako dan BBM 10 derigen di bak belakang.
Akibat jarak yang sudah terlalu dekat, tabrakan pun tidak terhindarkan dengan menghantam bagian samping tangki BBM pick up.
"Tabrakan inilah yang diduga menimbulkan percikan api yang kemudian membesar dan membakar dua unit mobil ini," sebut Syalfian.
Dari video yang beredar di media sosial, kedua unit di KM 347 ini terpisah cukup jauh, namun api membakar di seluruh unit pick up dan bagian kabin mobil boks.
Sejumlah warga di sekitar lokasi pun sempat mengira Muhammad Basir telah keluar meninggalkan kemudi, namun nyatanya tidak ditemukan.
"Ternyata sopir mobil boks masih di dalam, dan diduga tidak bisa keluar hingga terbakar dan meninggal dunia," pungkas syalfian.
Teknik Menikung yang Aman untuk Pengemudi Mobil
Menikung bukan sekadar membelokkan setir, tetapi juga soal menjaga keseimbangan dan stabilitas kendaraan.
Kecepatan yang tidak terkontrol saat memasuki tikungan dapat menyebabkan mobil kehilangan traksi, bahkan berisiko tergelincir.
Menurut Marcell RDC Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre (RDC), semakin tinggi kecepatan mobil saat menikung, semakin besar gaya sentrifugal yang bekerja, yang dapat mengurangi daya cengkeram ban ke permukaan jalan.
"Ketika mobil melaju terlalu cepat saat masuk tikungan, beban kendaraan akan berpindah ke sisi luar, menyebabkan potensi understeer atau oversteer. Jika tidak dikendalikan dengan baik, mobil bisa keluar jalur atau kehilangan kendali," kata Marcell kepada Kompas.com.
Ia menambahkan bahwa pengemudi perlu mengurangi kecepatan sebelum memasuki tikungan dan memastikan mobil dalam kondisi stabil sebelum kembali menambah gas.
Teknik ini memungkinkan ban tetap memiliki grip optimal terhadap aspal, sehingga mobil bisa melewati tikungan dengan aman dan mulus.
Mengambil jalur yang lebih landai dan menghindari manuver mendadak dapat membantu mengurangi efek gaya sentrifugal yang berlebihan.
Untuk mobil manual, penggunaan gigi rendah sebelum menikung juga disarankan agar torsi tetap optimal dan kontrol kendaraan lebih terjaga.
"Penting juga untuk menggunakan teknik kemudi yang tepat, seperti hand-over-hand, agar putaran setir lebih mulus dan responsif," kata Marcell.
Dengan memahami efek kecepatan terhadap stabilitas mobil saat menikung, pengemudi dapat lebih bijak dalam mengatur laju kendaraan, sehingga perjalanan menjadi lebih aman dan nyaman.
(Banjarmasin Post/muhammad Tabri)