Jadikan FKUB Kediri Fasilitator Kerukunan Beragama, Kemenag Kedepankan Silaturahim Dan Dialog
December 22, 2025 12:32 AM

 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kediri terus berkomitmen dalam menjaga kerukunan umat beragama.

Juga menangkal radikalisasi melalui penguatan peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Upaya ini dinilai penting untuk menjaga stabilitas keamanan dan mendukung pembangunan daerah.

Kasubbag Tata Usaha Kemenag Kabupaten Kediri, M Tontowi Jauhari menyampaikan bahwa FKUB menjadi mitra strategis Kemenag dalam merawat persaudaraan lintas agama. 

Menurutnya, kerukunan yang telah terjaga selama puluhan tahun di Kabupaten Kediri tidak boleh terganggu faham ekstrem.

"Tentunya kita sebagai FKUB yang pertama menjaga persaudaraan, kerukunan di antara umat beragama, menjaga kondisi kritis, stabilitas, keamanan, khususnya di Kabupaten Kediri," kata Tontowi usai pengukuhan anggota FKUB di Gedung BKAD Pemkab Kediri tengah pekan lalu.

Tontowi menjelaskan, Kemenag Kabupaten Kediri terus mengawal FKUB agar menjalankan tugas sesuai amanat pemerintah daerah, khususnya Bupati Kediri. 

FKUB diminta bekerja optimal dalam memperkuat nilai keagamaan yang moderat dan membangun komunikasi lintas umat beragama.

"Dan selanjutnya, kita akan tetap (berjalan-red) dengan apa yang diamanatkan oleh Bapak Bupati Mas Dhito yakni melaksanakan sebaik-baiknya, itu saja," ucapnya.

Pendekatan Dialogis

Menurut Tontowi, penguatan kerukunan tidak hanya dilakukan melalui silaturahim, tetapi juga dialog antarumat beragama yang berkesinambungan. Dialog tersebut menjadi sarana penting untuk saling memahami dan mencegah potensi konflik.

"Artinya di perjalanan kan ada penguatan nilai-nilai silaturahim dan keagamaan. Bukan hanya nilai-nilai silaturahim, tetapi kita dialog," ujarnya.

Kemenag Kediri menilai dialog lintas agama efektif dalam menjaga stabilitas sosial. Tontowi menegaskan, jangan sampai muncul gesekan yang dapat merusak keharmonisan yang telah terjaga selama beberapa dekade.

"Jadi jangan sampai adanya gesekan-gesekan ini yang sudah terjaga, yang tidak pernah terjadi dari dekade sekian tahun ini, ada hal-hal yang tidak kita inginkan," tuturnya.

Terkait ancaman radikalisme, Kemenag Kediri memandang faham tersebut sebagai bahaya nyata bagi kehidupan beragama dan pembangunan daerah. 

Radikalisme dinilai dapat memicu konflik dan mengganggu tatanan sosial yang sudah tertata dengan baik.

"Radikalisme memang suatu hal yang sangat berbahaya, khususnya dalam stabilitas pembangunan, dalam perjalanan pembangunan, dalam perhubungan beragama yang sudah tertata dengan baik," kata Tontowi.

Ia mengungkapkan bahwa program penangkalan radikalisme hingga terorisme telah menjadi agenda Kemenag bersama FKUB sejak periode sebelumnya dan akan terus dilanjutkan. 

Program ini dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan tokoh agama lintas iman. "Sampai sekarang juga akan tetap kita lanjutkan program penangkalan, berarti menangkal radikalisme bahkan sampai terorisme," lanjutnya.

Pembinaan Keagamaan Generasi Muda

Selain fokus pada radikalisme, Kemenag Kediri juga memberi perhatian serius pada pembinaan generasi muda. Hal ini menyusul kejadian dugaan radikalisasi yang melibatkan remaja di Kediri pada 2021 waktu lalu.

"Ini adalah bagaimana bisa membimbing umat, khususnya anak-anak remaja yang kemarin pernah terjadi di Kediri, jangan sampai anak kita kecolongan lagi," ujar Tontowi.

Pembinaan tersebut diarahkan pada penguatan etika dan budi pekerti melalui pendekatan keagamaan yang sesuai dengan peran masing-masing tokoh agama.

Kemenag berharap FKUB dapat berperan aktif sebagai fasilitator di tengah masyarakat.

"Jangan sampai ini hanya sebagai slogan forum komunikasi, forum persaudaraan, tetapi ini juga sebagai fasilitator dengan masyarakat secara umum," tegasnya.

Ia menambahkan, kepengurusan FKUB saat ini diisi figur-figur yang berpengalaman sehingga diharapkan mampu menjalankan tugas dengan maksimal. 

Tidak hanya tokoh Islam, dalam forum ini juga diisi tokoh lintas agama seperti Kristen, Protestan, Hindu, Budha dan Komghucu.

Sinergitas antara Kemenag, FKUB, dan pemerintah daerah menjadi kunci utama menjaga Kediri tetap aman dan rukun. "Ini sebenarnya orang-orang lama. Jadi baru tetapi orang-orang lama. Jadi kita bukan asing lagi," pungkasnya.

Melalui penguatan FKUB, Kemenag berharap nilai moderasi beragama semakin mengakar di masyarakat, sekaligus menjadi benteng kuat dalam mencegah radikalisasi dan menjaga keharmonisan kehidupan beragama.

Sebelumnya, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana menyebut saat ini penguatan peran keagamaan harus selalu dilakukan khususnya pada generasi muda. 

Mas Dhito mengaku di Kabupaten Kediri telah ada informasi tentang masuknya aliran yang mengarah ke ekstrem.

"Ada informasi masuk di wilayah Pare namun masih didalami lagi. Yang penting FKUB ini juga punya peran untuk memonitoring, skrinning dan juga melihat mana saja izin rumah pendirian ibadah yang dianggap punya tendensi mengarah ke radikalisme," ungkapnya. *****

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.