Jembrana, Bali (ANTARA) - Tiga orang yaitu Kiang Geliduh, Suprig dan Ketut Swentra dikukuhkan sebagai legenda jegog yang merupakan kesenian musik tradisional khas Kabupaten Jembrana, Bali.

Pengakuan dan pengukuhan terhadap tiga orang tokoh itu diumumkan bersamaan dengan Jegog Spirit Festival 2025 di Anjungan Cerdas Mandiri Rambut Siwi, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, Minggu.

"Jegog merupakan identitas kultural bagi masyarakat Jembrana. Kesenian musik tradisional ini terus bertahan lintas generasi dan jaman," kata Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan.

Dia mengatakan dirinya sepakat dengan pengamat, pelaku dan pecinta jegog yang menobatkan Kiang Geliduh, Suprig dan Ketut Swentra sebagai legenda kesenian musik berbahan bambu tersebut.

Dalam sejarah jegog, tiga orang tersebut memiliki peran yang signifikan terhadap kesenian yang pada tahun 2018 ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Kiang Geliduh asal Banjar/Dusun Sebual diyakini sebagai pencipta jegog pada tahun 1912, yang awalnya ditujukan sebagai hiburan bagi para petani. Kala itu, suara musik nyaring dari musik berbahan bambu tersebut juga dimanfaatkan untuk memanggil orang bergotong-royong.

Berganti zaman dan generasi, muncul Suprig yang mengkolaborasikan musik jegog dengan tari dan silat yang memperluas cakupan penampilan kesenian ini. Lewat Suprig, jegog bukan semata-mata hiburan bagi petani, tapi menjadi seni pertunjukan panggung yang bertahan hingga kini.

Terakhir Ketut Swentra atau yang populer dengan panggilan Pekak (kakek -red) Jegog, membawa kesenian tradisional ini tampil di mancanegara.

Kala itu, bersama Yayasan Jegog Suar Agung dia melawat ke sejumlah negara, termasuk yang fenomenal tampil pada pembukaan Piala Dunia Sepakbola 1998 di Perancis.

Sekretariat sekaligus berfungsi sebagai padepokan jegog yayasan ini di Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana juga kerap menjadi jugjugan warga negara asing, yang ingin belajar jegog maupun sekedar menikmati irama rancak musik ini.

Kepala Biro Pengadaan Barang/Jasa dan Perekonomian Provinsi Bali I Made Budi Adiana yang hadir dalam Jegog Spirit Festival 2025 mengatakan festival ini membuka ruang ekspresi bagi para seniman Jegog, mendorong regenerasi pelaku seni, serta memperkuat peran generasi muda agar tetap mencintai dan melestarikan warisan budaya leluhur di tengah derasnya globalisasi dan modernisasi.

Jegog Spirit Festival 2025 diikuti sekitar 1.500 seniman yang bergabung dalam 75 sekaa jegog.