Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama memberikan penghargaan kepada 30 guru pendidikan agama Buddha dan pendidikan keagamaan Buddha dari berbagai daerah di Indonesia yang diserahkan langsung Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Nasaruddin Umar mengatakan penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk motivasi agar para guru tetap menjadi teladan bagi peserta didik.
“Kemampuan untuk menyisihkan anggaran dan memberikan apresiasi kepada guru berprestasi, seperti pemberian laptop dan piagam penghargaan, akan sangat membantu guru agar lebih termotivasi meraih prestasi ke depan,” ujar Menag di Jakarta, Minggu.
Ia menyoroti apresiasi kepada guru yang bertugas di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T). Menurutnya, penghargaan terhadap guru di wilayah sulit, serta mereka yang berinovasi, berprestasi, aktif sosial, dan kreatif di bidang konten, akan menumbuhkan semangat baru di kalangan pendidik.
“Dengan apresiasi ini, hasilnya pasti akan terlihat dalam dunia pendidikan. Murid-murid akan lebih hebat dan lebih bersemangat untuk berprestasi,” kata Nasaruddin.
Sementara itu, Dirjen Bimas Buddha Supriyadi menegaskan pemberian penghargaan tersebut merujuk pada amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang menegaskan bahwa guru berdedikasi dan inovatif berhak memperoleh penghargaan tertinggi.
Sepanjang 2025, Ditjen Bimas Buddha secara konsisten mengimplementasikan program prioritas Kementerian Agama di bidang pendidikan melalui tiga pilar strategis.
Ia menjelaskan, pilar pertama adalah kurikulum dan karakter dengan peluncuran kurikulum berbasis cinta sebagai fondasi moral bagi anak bangsa. Pilar kedua, profesionalisme, diwujudkan melalui percepatan sertifikasi guru lewat program PPKK Jabatan serta transformasi pembelajaran digital agar guru adaptif terhadap teknologi.
Pilar ketiga adalah kesejahteraan dan mutu, melalui pelaksanaan asesmen nasional, cek kesehatan gratis bagi siswa, serta penyediaan buku penunjang di daerah tertentu.
“Kami menyadari bahwa guru adalah jantung transformasi ini. Melalui tema Bakti Guru untuk Negeri, Cerdas Berteknologi, Peduli Inklusi, Mulia dalam Budi, kita sedang membangun peradaban,” ujar Supriyadi.
Sebagai informasi, sebanyak 30 guru terpilih menerima apresiasi setelah melalui proses seleksi yang ketat, meliputi verifikasi dan validasi portofolio.
Dokumen pendukung para kandidat sebelumnya dihimpun dan diajukan oleh Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Buddha dari Kantor Wilayah Kementerian Agama tingkat provinsi di seluruh Indonesia.
Penghargaan diberikan kepada Guru Pendidikan Agama Buddha dalam delapan kategori, yakni Dedikatif, Inspiratif, Mengabdi di Daerah Khusus (3T), Inovasi Pembelajaran, Kreatif, Konten Kreator, Guru Berprestasi Akademik dan/atau Non-Akademik, serta Aktivis Sosial (Pengabdian Masyarakat).
Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada Guru Pendidikan Keagamaan Buddha (PKB) dalam dua kategori khusus, yaitu Guru Inovatif (PKB) dan Guru Kreatif (PKB).







