Tak Ada Barang Hilang saat Pembunuhan Anak Politisi PKS, Susno Duadji: Bisa Jadi Balas Dendam
December 22, 2025 03:38 AM

 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Purnawirawan Susno Duadji, menduga motif pembunuhan MAHM (9), anak politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Maman Suherman adalah balas dendam karena sakit hati.

Alasan Susno mengatakan demikian karena sebelumnya tidak ada barang yang hilang di rumah mewah politisi PKS tersebut setelah kejadian pembunuhan MAHM.

“Barang-barang berharga masih lengkap, tidak ada yang hilang,” kata Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Dermawan.

Kapolsek Cilegon, Kompol Firman Hamid, juga menambahkan bahwa sejumlah ponsel milik keluarga korban masih berada di rumah dan tidak disentuh pelaku.

Atas hal tersebut, Susno pun menduga motif pelaku menghabisi nyawa MAHM karena ingin membuat keluarga korban tersakiti atas kematian anaknya.
 
"Tidak ada satupun barang yang hilang, berarti dugaan motif daripada perkara ini adalah banyak ke arah untuk menyakitkan keluarga korban, membuat sakit hati atau balas dendam atau apalah gitu kan, karena tidak ada barang yang hilang," katanya, Minggu (21/12/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Sementara dari pihak kepolisian hingga kini belum memberikan keterangan terkait motif pelaku menghabisi nyawa korban karena masih mendalami kasus.

“Motifnya masih dalam pendalaman. Kami belum bisa menyimpulkan apakah ini murni pembunuhan atau ada motif lain,” kata AKP Sigit Dermawan.

Hingga kini, belum ada tersangka yang ditetapkan, tetapi polisi mengklaim telah memperoleh titik terang terkait sosok terduga pelaku pembunuhan.

Namun, polisi diketahui belum menemukan senjata atau alat yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban.

Susno pun mengatakan, terkait pelaku pembunuhan, memang patut dicurigai bahwa ada orang dekat yang masuk ke rumah mewah tersebut.

Baca juga: Pembunuhan Anak Politisi PKS Masih Misteri, Susno Duadji: Cari Sidik Jari, Cek WhatsApp hingga DNA

Namun, katanya, bisa juga hal itu terjadi karena kelalaian pemilik rumah sendiri.

"Sekarang kita mencurigai bahwa orang yang dekat yang masuk ke sana. Karena rumah itu sangat sangat aman gitu, sangat tertutup ya, bisa jadi rumah yang dianggap sangat aman, kemudian tertutup pagar, tertutup di komplek itu, si pemilik rumah abai gitu, tidak mengunci rumahnya."

"Orang bisa masuk dengan lompat pagar dan sebagainya, atau justru mungkin pintu gerbang depannya tidak dikunci," papar Susno.

Sehingga, menurut Susno, untuk saat ini tidak boleh langsung disimpulkan bahwa pelakunya merupakan orang yang sudah berada di dalam rumah tersebut.

"Jadi tidak boleh kita langsung mengatakan, mengambil kesimpulan ini orang yang berada di dalam rumah para pelakunya, bisa yang di luar rumah gitu."

"Tetapi ada kaitan dengan pihak keluarga korban. Nah, keluarga korban siapa? Bisa ibunya, bisa bapaknya," jelasnya.

Hingga kini, polisi masih terus mendalami kasus tersebut dan masih menunggu hasil autopsi korban.

Sejauh ini, polisi telah memeriksa 8 saksi terkait dugaan pembunuhan tersebut, baik dari pihak keluarga maupun dari pihak luar.

CCTV Rumah Rusak

CCTV di rumah korban diketahui juga tidak berfungsi saat kejadian berlangsung. Bahkan disebutkan sudah rusak sejak 2 minggu lalu.

Kendati demikian, menurut Susno, CCTV bukanlah satu-satunya alat bukti untuk mengungkap perkara ini. 

"Apa saja yang bisa diungkap dari perkara ini? Alat bukti saintifik yang kita telusuri dulu, karena alat bukti saintifik itu sangat penting, sebab alat bukti saintifik tidak bisa berbohong. Kita harus cari sidik jari," paparnya.

"Sidik jari di pintu, sidik jari di meja, sidik jari di alat yang digunakan, kalau memang masih ditemukan misalnya ada pisau, ada sarung tangan atau ada benda tajam atau benda tumpul yang digunakan untuk melakukan kejahatan itu."

"Kalau tidak ada demikian, bisa juga ditemukan selain di pintu juga di meja, di tempat-tempat sekitar situ yang itu adalah peninggalan dari korban, sidik jari," sambungnya.

Lebih lanjut, Susno mengatakan, pihak kepolisian bisa juga mengecek alat komunikasi, seperti Handphone atau HP para saksi hingga korban.

"Alat bukti berupa komunikasi digital di HP, baik di HP orang tuanya, di HP kakaknya, di HP anak itu sendiri, kalau ada HP, di HP pembantu dan di HP siapapun yang jadi saksi, yang dianggap bisa mengungkap perkara ini," katanya.

"Di HP itu akan terlihat ada pembicaraan lewat WhatsApp, adakah pembicaraan lewat SMS, adakah pembicaraan lewat telepon dan lain-lain. Itu akan memberikan petunjuk," imbuh Susno.

Jika sidik jari dan penelusuran melalui alat komunikasi tadi tidak juga ditemukan petunjuk, Susno mengatakan polisi masih bisa melakukan penyelidikan melalui tes DNA untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan.

"Satu lagi alat bukti yang juga tidak bisa dibantah adalah DNA, karena DNA ini bagi siapa yang pernah memasuki sekitar situ dan siapa yang pernah meninggalkan jejak, baik berupa hal yang sangat kecil pun itu bisa diungkap lewat DNA. Ini alat bukti yang bersifat saintifik yang tidak bisa terbantahkan," tegasnya.

Selain tiga cara itu, Susno menambahkan lagi, yakni bisa dengan keterangan para saksi-saksi hingga ahli. 

"Alat bukti lain yang diatur oleh hukum acara pidana kita adalah keterangan saksi, keterangan ahli. Di mana didapat keterangan ahli? Keterangan ahli didapat dari Post Mortem. Baik Post Mortem luar maupun untuk autopsi," jelasnya.

Selain CCTV yang rusak 2 minggu sebelum kejadian, sejumlah kejanggalan lainnya juga ditemukan. Di antaranya adalah rumah besar milik politikus PKS itu tidak memiliki satpam pribadi.

Petugas keamanan di kompleks perumahan, Sukir, mengatakan hanya ada dua asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di rumah Maman Suherman.

Namun, kedua ART itu diketahui sudah pulang sebelum kejadian pembunuhan.

"Ada dua pembantunya (ART). Pembantunya ada yang pulang jam 11.00 (WIB). Dan katanya ada satunya lagi (ART) pulang sekitar jam 2 (14.00 WIB)," ujar Sukir dikutip dari video Kompas.TV.

Selain itu, Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Dermawan, mengatakan bahwa tidak ada barang yang hilang di rumah tersebut setelah kejadian pembunuhan.

“Barang-barang berharga masih lengkap, tidak ada yang hilang,” kata AKP Sigit Dermawan.

Kapolsek Cilegon, Kompol Firman Hamid, juga menambahkan bahwa sejumlah ponsel milik keluarga korban masih berada di rumah dan tidak disentuh pelaku.

Kronologi Kejadian

Peristiwa pembunuhan itu terungkap sekitar pukul 14.20 WIB, saat Maman Suherman menerima telepon dari anak keduanya yang terdengar panik dan meminta pertolongan. 

Maman yang sedang bekerja langsung bergegas pulang ke rumah dan setibanya di lokasi, dia mendapati anaknya dalam kondisi tengkurap dengan luka serius dan pendarahan hebat. 

Korban kemudian segera dilarikan ke Rumah Sakit Bethsaida, Kota Cilegon. Namun, nyawanya tidak tertolong. 

Hasil pemeriksaan awal menyebutkan bahwa korban meninggal akibat luka tusuk benda tajam.

Awalnya, muncul dugaan bahwa kematian MAHM berkaitan dengan aksi perampokan dan disebutkan pelaku panik lalu menusuk korban setelah aksinya diketahui. 

Namun, dugaan tersebut dibantah pihak kepolisian. Kasat Reskrim Polres Cilegon, AKP Yoga Tama, memastikan kasus ini merupakan dugaan pembunuhan, bukan perampokan. 

Polisi juga menegaskan tidak ada barang berharga yang hilang dari rumah korban.

“Dari Polres Cilegon sudah membuat laporan polisi dengan dugaan pembunuhan, jadi bukan perampokan,” ujar Yoga.

AKP Sigit Dermawan turut menambahkan bahwa saat kejadian hanya korban dan kakaknya yang berada di rumah, sementara orang tua korban sedang bekerja di luar rumah.

Polisi juga mengungkapkan bahwa kamera CCTV di rumah tersebut tidak berfungsi karena telah rusak sekitar dua minggu sebelum kejadian.

(Tribunnews.com/Rifqah)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.