TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Malaysia sekaligus Ketua ASEAN Periode 2025 Anwar Ibrahim kembalimenyerukan kepada Thailand dan Kamboja untuk segera menemukan solusi damai atas konflik mereka pada Minggu (21/12/2025).
Seruan ini kembali disampaikan Anwar Ibrahim jelang pertemuan para menteri luar negeri ASEAN yang rencananya akan digelar pada hari Senin ini (22/12/2025) di Kuala Lumpur, Malaysia.
Adapun agenda dari pertemuan luar biasa para menteri luar negeri ASEAN yang digelar pada awal pekan ini adalah dialog antar anggotanya guna menemukan solusi atas konflik yang sedang berlangsung antara Thailand dan Kamboja.
Pesan bagi Kamboja dan Thailand untuk segera berdamai ini disampaikan melalui unggahan Facebook akun ofisial Anwar Ibrahim.
Di unggahannya tersebut, sosok kelahiran Bukit Mertajam, Malaysia ini menyatakan bahwa Thailand dan Kamboja harus mematuhi semangat dialog, kebijaksanaan, dan saling menghormati untuk mengurangi ketegangan serta mempertahankan stabilitas dan perdamaian di kawasan.
Melalui unggahan Facebook-nya itu, Anwar juga mengaku telah menekankan hal ini kepada Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul.
Pesan ini sebelumnya juga diutarakan Anwar Ibrahim kepada keduanya selama pembahasan deklarasi damai pada Oktober lalu.
Lebih lanjut, Anwar menambahkan bahwa pertemuan hari Senin ini akan memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk bernegosiasi secara langsung dan menyelesaikan konflik secara damai.
"Pertemuan Para Menteri Luar Negeri ASEAN besok (red: Senin) akan menjadi forum yang sesuai dan konstruktif bagi kedua negara untuk membuka negosiasi, menyelesaikan konflik secara damai, dan bersama-sama menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan." ungkap Anwar
Pertemuan luar biasa para Menlu se-ASEAN ini rencananya akan dipimpin langsung oleh Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamed Hassan.
Berkumpulnya para Menlu se-ASEAN ini juga dilakukan sebagai upaya untuk menindaklanjuti kesepakatan sebelumnya yang dicapai oleh Anwar Ibrahim dengan para pemimpin Thailand dan Kamboja pada tanggal 11 Desember.
"Pertemuan ini akan menyediakan platform bagi para menteri luar negeri ASEAN untuk bertukar pandangan mengenai situasi terkini antara Kamboja dan Thailand," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Malaysia yang dirilis pada hari Minggu.
Sesi khusus antara Menlu se-ASEAN ini juga akan mempertimbangkan langkah-langkah yang mungkin yang dapat diambil oleh anggota ASEAN untuk mendukung upaya yang sedang berlangsung guna menurunkan eskalasi kekerasan dan mengakhiri permusuhan, demi kepentingan perdamaian dan keamanan di seluruh kawasan.
"Malaysia tetap teguh dalam mempromosikan dialog yang konstruktif dalam semangat ASEAN," ungkap Kemenlu Malaysia dalam pernyataan tersebut.
"Karena hal itu, Malaysia akan mendukung kedua belah pihak dalam mematuhi hukum internasional, mempertahankan hubungan bertetangga yang baik dan hidup berdampingan secara damai, serta kerja sama bilateral dan multilateral menuju penyelesaian sengketa yang damai, adil, dan berkelanjutan." pungkas pihak Kemenlu Malaysia.
Tak hanya Anwar Ibrahim, Vietnam juga menginginkan agar Thailand dan Kamboja segera mengakhiri konflik berkepanjangan yang terjadi antara kedua negara.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Vietnam Le Hoai Trung dalam rangka kunjungan resminya ke Thailand pada 14 Desember 2025 lalu.
Bertemu langsung dengan Menteri Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkaew, Le Hoau Trung menyampaikan sejumlah kekhawatirannya mengenai situasi yang ada.
Salah satu kekhawatirannya yakni efek peperangan antara Kamboja dan Thailand yang bisa berimbas kepada Vietnam yang bertetangga dengan kedua negara.
"Saya khawatir tentang situasi tegang di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja, karena Vietnam adalah tetangga dari kedua negara tersebut." ungkap Le Hoau Trung seperti yang dikutip dari Thairath.
Le Hoau Trung juga menilai peperangan pada akhirnya tak akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
"Pertempuran dan ketegangan membawa penderitaan bagi rakyat kedua negara dan berdampak negatif terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan" sambungnya.
Baca juga: ASEAN Siapkan Pertemuan Darurat, Thailand–Kamboja Sepakat Hadiri Dialog di Kuala Lumpur
Ia pun mengharapkan agar kedua negara dapat kembali menjalin hubungan baik seperti sedia kala.
"Saya berharap hubungan baik antara Kamboja dan Thailand dapat pulih kembali," pungkas Le Hoau Trung.
Selain membahas perkembangan terkini terkait peperangan yang ada, Pertemuan kala itu juga membahas hubungan kedua negara khususnya pada tahun 2026, yang menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik bilateral antar Thailand dan Vietnam.
(Tribunnews.com/Bobby)