TRIBUNTRENDS.COM - Sudah sepekan berlalu sejak tragedi memilukan menimpa keluarga Maman Suherman, Dewan Pakar DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Cilegon, namun tabir misteri kematian putranya belum juga terkuak.
Bocah berinisial MAMH (9), siswa kelas 4 Sekolah Dasar, ditemukan tewas di rumah mewah keluarganya di Perumahan BBS 3, Kota Cilegon, pada Selasa (16/12/2025).
Hingga kini, publik masih menanti kejelasan. Aparat kepolisian terus bekerja di tengah sorotan tajam masyarakat yang berharap kasus ini segera menemukan titik terang.
Baca juga: Bedah Tabir Gelap Kematian Anak Maman Suherman! Susno Duadji Singgung Balas Dendam Politik
Kapolres Cilegon, Martua Raja Taripar Laut Silitonga, menegaskan bahwa pihaknya masih mendalami seluruh rangkaian peristiwa yang menyebabkan kematian bocah tersebut.
Ia meminta masyarakat untuk memberikan ruang dan waktu bagi kepolisian dalam menjalankan tugasnya.
"Berikan waktu kepada kami aparat kepolisian melaksanakan tugas kami.
Kami pun butuh bantuan, dukungan, informasi dari teman-teman media, teman-teman masyarakat," kata Martua kepada wartawan di Cilegon, Sabtu.
Ia pun mengajak masyarakat untuk turut berperan aktif dengan menyampaikan informasi apa pun yang dianggap relevan.
"Jika ada informasi apa pun, sekecil apa pun, disampaikan kepada Satuan Reserse Kriminal," sambungnya.
Menurut Martua, hingga saat ini Polres Cilegon masih fokus mengumpulkan alat bukti yang ditemukan di lapangan.
Namun, proses tersebut tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa karena membutuhkan ketelitian dan analisis yang mendalam.
Alat bukti yang dikumpulkan harus dikaitkan secara menyeluruh, mulai dari pola waktu, pola tempat, hingga pola sasaran.
"Jadi, harus membutuhkan analisis yang memang matang," ujar Martua.
Pendekatan ini dilakukan untuk memastikan setiap simpulan yang diambil benar-benar berdasar pada fakta dan bukti yang kuat.
Baca juga: Skenario Mengerikan di Balik Tewasnya Anak Maman Suherman, CCTV Rusak, ART Izin dan Sekuriti Libur
Terkait kemungkinan bahwa pelaku merupakan orang dekat korban, Martua mengakui bahwa hal tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
Penyidik belum menarik kesimpulan dan terus menggali berbagai kemungkinan.
"Masih dalam pendalaman. Terus didalami ini," kata dia.
Pernyataan ini menegaskan bahwa penyelidikan masih terbuka pada berbagai skenario yang mungkin terjadi.
Salah satu fakta penting yang terungkap adalah kondisi kamera pengawas (CCTV) di dalam rumah korban.
Martua menyebutkan bahwa CCTV tersebut tidak berfungsi atau mati saat peristiwa terjadi.
Meski demikian, ia memastikan kondisi tersebut tidak menjadi penghalang berarti bagi proses penyidikan.
"Nggak juga (jadi kendala), nggak juga kesulitan. Meskipun CCTV itu mati di dalam rumah, tapi kami insya Allah bisa berupaya maksimal dalam mengungkap perkara ini," tegas Martua.
Sebelumnya, kepolisian telah memastikan bahwa kasus ini bukan perampokan, melainkan murni pembunuhan.
Kesimpulan tersebut diperoleh karena tidak ditemukan satu pun barang berharga yang hilang dari dalam rumah korban.
Fakta ini sekaligus mematahkan spekulasi awal yang sempat berkembang di tengah masyarakat.
Baca juga: Video Anak Maman Suherman Sebelum Meninggal, Kondisi Rumah Terekam, Netizen Trenyuh, Kini Banjir Doa
Hasil pemeriksaan terhadap tubuh korban mengungkap fakta yang sangat memilukan.
Polisi menemukan 19 luka tusukan serta tiga bekas kekerasan akibat benda tumpul di tubuh kecil MAHM.
Banyaknya luka tersebut menyebabkan kondisi korban sangat kritis.
Bocah malang itu akhirnya meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit oleh kedua orang tuanya, yang diketahui juga berprofesi sebagai pengusaha.
Dengan bukti-bukti yang ada dan proses penyelidikan yang masih berjalan, publik kini menaruh harapan besar pada aparat kepolisian untuk segera mengungkap siapa pelaku dan apa motif di balik pembunuhan keji ini.
Sementara itu, kematian MAHM terus menjadi luka mendalam bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat luas yang masih diliputi duka dan kegelisahan menanti keadilan.
***