Oleh: Pastor John Lewar, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik hari Senin 22 Desember 2025.
Tema renungan Katolik jiwaku memuliakan Tuhan.
Renungan Katolik disiapkan untuk hari Senin biasa khusus Adven, dengan warna liturgi ungu.
Adapun bacaan liturgi Katolik hari Senin 22 Desember 2025 adalah sebagai berikut:
Baca juga: Renungan Katolik Senin 22 Desember 2025, Magnificat
"Hana bersyukur atas kelahiran Samuel."
Sekali peristiwa, setelah Samuel disapih oleh ibunya, Hana, ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur.
Waktu itu Samuel masih kecil betul. Setelah menyembelih lembu, mereka mengantar kanak-kanak itu kepada Eli. Lalu Hana berkata kepada Eli, "Mohon bicara, Tuanku! Demi Tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku untuk berdoa kepada Tuhan.
Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta daripada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan." Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan 1 Samuel 2:1.4-5.6-7.8abcd
Ref. Hatiku bersukaria karena Tuhan, penyelamatku.
Hatiku bersukacita karena Tuhan, aku bermegah-megah karena Allahku. Mulutku mencemoohkan musuhku, aku bersukacita karena pertolongan-Mu.
Busur para pahlawan telah patah, tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan. Orang yang dulu kenyang kini harus mencari nafkah tetapi yang dulu lapar kini boleh beristirahat. Orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi ibu yang banyak anaknya menjadi layu.
Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan, Ia berkuasa menurunkan ke dalam maut dan mengangkat dari sana. Tuhan membuat miskin dan membuat kaya, Ia merendahkan dan meninggikan juga.
Ia menegakkan orang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia di antara para bangsawan, dan memberi dia kursi kehormatan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
O Tuhan, Raja segala bangsa dan batu penjuru Gereja, datanglah, dan selamatkanlah manusia yang Kaubentuk dari tanah.
Bacaan Injil Lukas 1:46-56
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku."
Dalam kunjungannya kepada Elisabet, ketika dipuji bahagia, Maria memuliakan Allah dan berkata, "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik
"Jiwaku memuliakan Tuhan"
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Pada hari ini, tanggal 22 Desember kita peringati Mother’s Day, Hari Ibu
yang dirayakan di negeri kita tercinta, Indonesia. Peringatan Hari Ibu di
Indonesia didasarkan pada peristiwa histroris, yakni penyelenggaraan
Kongres Perempuan I pada 22-25 Desember 1928; kurang dari sebulan
setelah Kongres Pemuda II, yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Maka,
tanggal pertama dari Kongres Perempuan I tersebut dipilih sebagai
peringatan Hari Ibu. Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu
tersebut diresmikan oleh Presiden Sukarno melalui Dekrit Presiden RI No.
316 Tahun 1953. Maka, kepada para ibu saya mengucapkan: Selamat
Merayakan Hari Ibu. Jadilah seorang ibu yang beribadah, gembira dan
bahagia.
Jadilah seorang ibu yang beribadah. Seorang ibu yang beribadah adalah
seorang yang mampu mengungkapkan dan merayakan imannya dalam
hidup keseharian. Iman yang dirayakan tersebut tidak harus dilakukan di
gereja saat menghadiri Misa Kudus tetapi juga bisa dilakukan di rumah
dan di mana saja.
Maria adalah contohnya. Seperti dikatakan dalam Injil hari ini, ketika
Maria berada di rumah Elisabet, sanaknya, setelah Elisabet menyatakan
bahwa Maria adalah seorang yang berbahagia karena percaya kepada
Allah dan sabda-Nya yang akan terlaksana (Luk 1:45), Maria segera
berdoa Magnificat. Kata Maria, Jiwaku memuliakan Tuhan (ay. 46).
Perhatikan awal Kidung Pujian Maria ini. Ia berkata jujur. Ia memuliakan
Tuhan dengan jiwanya, bukan dengan bibirnya (saja), seperti yang Tuhan
kecam atas sikap orang-orang Israel. Firman Tuhan, Bangsa ini datang
mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya,
padahal hatinya menjauh dari pada-Ku (Yes 29:13 Kita perlu belajar
memuliakan Tuhan seperti Ibu kita, Maria, yakni dengan segenap jiwa,
bukan hanya dengan bibir saja.
Dalam Magnificat itu, Maria melanjutkan, “dan hatiku bergembira karena
Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba
Nya” (ay. 47). Hati Maria diliputi kegembiraan karena dia mengakui Allah
sebagai Juruselamatnya; dia mengakui Allah sebagai yang
menyelamatkan. Alasan lain, karena Allah telah memperhatikan
kerendahan hamba-Nya. Maria sadar bahwa di hadapan Allah, ia tidak
lebih dari seorang hamba; ia adalah suatu ciptaan yang tak berarti,
seperti banyak ciptaan lain. Di dalam dunia, ia adalah seorang gadis
muda yang tak berarti, berasal dari kampung kurang terkenal, Nazaret.
Ia tidak punya kedudukan penting dan tidak ada orang yang
memperhatikannya; ia tidak menjadi pusat perhatian banyak orang.
Singkatnya, dari segi manusia, Maria tidak berarti. Akan tetapi, justru
Allah telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya ini. Allah telah
mengangkat Maria dari posisinya yang tak berarti, tak diperhatikan dan
Allah telah mengangkat martabatnya serta memperhatikan-nya. Ia
menjadikannya sebagai Ibu Mesias. Kesadaran akan Allah yang begitu
mengasihi dan memperhatikannya telah membuat Maria menjadi seorang
ibu yang gembira. Dalam hal ini kita perlu belajar dari Maria, menjadi
orang yang gembira, yang meluap dari hati yang digerakkan oleh
kesadaran akan kasih dan perhatian Allah, juga kalau dalam hidup sehari
hari tidak dikenal oleh banyak orang karena tidak punya kedudukan
tertentu dalam Gereja dan masyarakat.
Contemplasi:
Menjadi orang yang bahagia adalah dambaan setiap ibu, bahkan setiap
orang, apa pun statusnya dalam keluarga, entah suami atau anak. Mari
kita belajar dari Maria, menjadi bahagia pertama-tama karena percaya
akan Allah sebagai Pribadi yang menyelamatkan, mengasihi dan
memperhatikan hidupnya. Justru karena sikap Maria inilah maka segala
keturunan menyebutnya berbahagia (ay. 48).
Ia selalu menjadi ibu yang bahagia dan menginspirasi segala keturunan, hingga generasi kita,
sekarang, untuk menjadi orang beriman yang bahagia. Orang yang
gembira dan bahagia seperti Maria tak akan lupa untuk memuliakan
Tuhan, sumber kegembiraan dan kebahagiaan.
Semoga tokoh Maria – seorang ibu berbahagia yang disajikan dalam Injil
hari ini - menggerakkan jiwa kita untuk senantiasa memuliakan Tuhan.
Doa
Ya Bunda Maria, doakanlah kami kepada PuteraMu secara khusus ibu-ibu
agar seperti engkau dengan gembira dan bersukacita mewartakan
kemuliaan Allah. Semoga mereka menjadi seorang ibu yang beribadah,
gembira dan bahagia. Bawalah doa-doa kami kepada Yesus PuteraMu, kini
dan sepanjang masa..Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Ibu. Selamat hari Senin, Pekan
khusus Adventus. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di
mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(Sumber the katolik.com/kgg).