TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kepala Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kabupaten Sintang, Supomo, menjelaskan bahwa persoalan banjir yang kerap terjadi di kawasan sepanjang Jalan Lintas Melawi berkaitan erat dengan kondisi tata ruang dan sejarah pembangunan jalan tersebut. 

Menurut Supomo, secara historis kawasan kanan dan kiri Jalan Lintas Melawi merupakan daerah rendah. 

Pada era 1980-an, pembangunan jalan dilakukan dengan cara membelah kawasan tersebut sehingga menutup dua posisi aliran air alami. 

“Pada saat jalan dibangun, memang sudah disiapkan saluran air berupa gorong-gorong kecil. Namun seiring waktu, kapasitasnya tidak lagi memadai,” ujar Supomo. 

• Polres Sintang Siap Amankan Perayaan Natal dan Tahun Baru Lewat Operasi Lilin Kapuas 2025

Ia menjelaskan, saat terjadi hujan lebat, daya resap air di kawasan tersebut tidak maksimal. 

Aliran air dari wilayah Dharma Putra juga tidak dapat mengalir dengan lancar menuju Sungai Keriung karena terhambat oleh badan jalan. 

“Akibatnya terjadi genangan hingga banjir. Ini murni persoalan aliran air yang terhambat,” jelasnya. 

Sebagai solusi utama, Pemerintah Kabupaten Sintang perlu mengusulkan kepada Balai Pengelolaan Jalan Nasional agar dibangun gorong-gorong dengan ukuran yang lebih besar yang membelah Jalan Lintas Melawi. 

“Dengan gorong-gorong yang lebih besar, aliran air bisa kembali lancar dan potensi banjir dapat dikurangi,” pungkas Supomo. (*)

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!