TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Muhammad Jazir ASP, mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (22/12/2025) pagi, sekira pukul 04.00 WIB.
Bagi Haidar Muhammad, putra keempatnya, Ustaz Jazir merupakan sosok ayah yang tidak pernah lepas memikirkan nasib umat, bahkan dalam kondisi sakit sekalipun.
Ia menceritakan, kesehatan sang ayah memang terus menurun sejak awal November lalu.
Komplikasi diabetes dan hipertensi yang lama diidap, berujung pada penurunan fungsi ginjal.
"Sejak 6 November itu bapak sudah harus cuci darah. Selama 45 hari terakhir, beliau praktis hanya bisa beraktivitas di atas kasur," kenangnya.
Namun, yang membuat Haidar terenyuh adalah apa yang keluar dari lisan sang ayah di saat-saat kesadarannya mulai memudar akibat kekurangan oksigen.
Ya, di tengah rasa sakit yang menderanya tersebut, kata Haidar, pikiran dan ucapan Ustaz Jazir tidak melantur ke hal-hal bersifat duniawi yang remeh.
"Kemarin-kemarin itu saat beliau mengigau, berbicara sendiri dalam kondisi tidak sadar, isinya tetap tentang amal saleh, tentang perjuangan. Beliau sempat berucap, 'Ini aku mau bagi-bagi bantuan buat Sumatera'," ungkapnya.
Baca juga: Sempat Berencana Dakwah ke Bekasi, Ustaz Jazir Drop Akibat Komplikasi Sebelum Wafat
Selama ini, Ustaz Jazir dikenal luas lewat konsep Masjid Jogokariyan yang melayani.
Tetapi, Haidar mengungkapkan, ada satu cita-cita besar sang ayah yang masih terus diupayakan hingga akhir hayatnya, yakni kesejahteraan para pengabdi masjid.
Ustaz Jazir ingin masjid-masjid di Indonesia memiliki wakaf produktif yang kuat.
Tujuannya mulia, agar masjid tidak hanya sibuk membangun fisik bangunan, tapi juga mampu menjamin hidup orang-orang yang mengabdi di dalamnya.
"Cita-cita beliau itu membangun wakaf produktif untuk memberi pensiun bagi para pengabdi masjid. Beliau sering bilang, PNS punya pensiun, tapi ustaz atau marbot yang mengabdi di masjid seringkali tidak ada (jaminan hari tua). Nah, itu yang ingin beliau wujudkan melalui badan usaha milik masjid," urainya.
Baca juga: Ustaz Jazir Wafat, Jenazah Disemayamkan di Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Kini, sosok visioner itu telah berpulang.
Haidar menyebut, pihak keluarga sudah ikhlas sepenuhnya, dan husnuzan atas ketetapan Allah SWT.
Baginya, rasa sakit yang diderita sang ayah sepanjang hari-hari terakhir adalah cara Tuhan menggugurkan dosa-dosa hamba-Nya.
Pesan terakhir yang terus terngiang, bukan hanya bagi keluarga, tapi juga bagi para pengurus Masjid Jogokariyan, adalah tentang 'membangun peradaban.'
Ustaz Jazir selalu menekankan, mengurus masjid bukan sekadar menjaga bangunan, melainkan merawat manusia di sekitarnya.
"Bagi teman-teman yang pernah terinspirasi oleh bapak, mari kita teruskan perjuangan ini. Tidak hanya di Jogokariyan, tapi di manapun kita berada," ajak Haidar.
Jenazah Ustaz Jazir ASP rencananya akan dimakamkan di Makam Karangkajen siang nanti, selepas salat Zuhur.
Di sana, sang 'pendekar masjid' akan beristirahat, meninggalkan warisan pemikiran yang terus hidup dalam setiap denyut nadi Masjid Jogokariyan. (*)