TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terkendala dalam menyelesaikan pembangunan jalan Tol Jogja-Bawen.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan tantangan terbesar konstruksi Tol Jogja-Bawen berada di Seksi 4 dan 5, khususnya di kawasan Magelang dan Temanggung yang memiliki kontur perbukitan.
"Untuk pekerjaan konstruksi yang cukup berat ada di kawasan Magelang-Temanggung, karena daerahnya perbukitan," kata Dody, dikutip dari keterangan resmi, Minggu (21/12/2025).
"Pembebasan lahannya aman, hanya Seksi 4 dan 5 prosesnya agak lambat karena harus mengeruk bukit dan harus diperhatikan betul supaya tidak menimbulkan dampak lingkungan yang berkepanjangan.
Ia juga mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur, terutama dari sisi anggaran dan kondisi alam.
"Pelaksanaan fisik dan anggaran harus hati-hati, terlebih saat ini curah hujan sedang tinggi, jadi jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ucap Dody.
Ruas tol ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang melintasi Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta terhubung langsung dengan jaringan Jalan Tol Trans-Jawa.
Sebagai informasi, Tol Jogja-Bawen terdiri dari enam seksi, meliputi Seksi 1 (JC Sleman-Banyurejo) 8,25 kilometer, Seksi 2 (Banyurejo-Borobudur) 15,26 kilometer, Seksi 3 (Borobudur-Magelang) 8,08 kilometer, Seksi 4 (Magelang-Temanggung) 16,46 kilometer, Seksi 5 (Temanggung-Ambarawa) 22,56 kilometer, dan Seksi 6 (Ambarawa-JC Bawen) 5,21 kilometer.
Secara kumulatif, progres pengadaan tanah Tol Jogja-Bawen telah mencapai sekitar 58 persen.
Untuk pengadaan tanah Seksi 1 telah mencapai 97 persen, Seksi 2 92 persen, Seksi 3 mendekati 80 persen, Seksi 4 60 persen, Seksi 5 22 persen, dan Seksi 6 97 persen.
Untuk progres konstruksi, Seksi 1 telah mencapai sekitar 87,275 persen dan ditargetkan selesai pada Mei 2026. Seksi 1 ini akan terhubung dengan Tol Jogja-Solo.
Sementara, untuk Seksi 2 saat ini telah berkontrak dengan mitra pelaksana konstruksi dengan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) direncanakan terbit awal Januari 2026.
Kemudian, untuk Seksi 3, akan mulai dilakukan lelang pada pertengahan Triwulan I-2026 agar konstruksi dapat dimulai pada Triwulan II-2026.
Dody mengatakan, Tol Ambarawa-JC Bawen sepanjang sekitar 4,98 kilometer ditargetkan selesai pada Maret 2026 sehingga dapat difungsionalkan pada mudik Lebaran.
"Sekarang progresnya sudah sekitar 88,018 persen, sedang kita kejar supaya Lebaran bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang akan mudik," kata Dody.
Pengadaan tanah proyek Jalan Tol Jogja–Bawen hingga saat ini telah mencapai 70 persen dan ditargetkan tuntas 100 persen pada Oktober–November 2026.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Jalan Tol Jogja–Bawen, Muhammad Fajri Nukman mengatakan, progres pengadaan tanah Jalan Tol Jogja–Bawen hingga hari ini menunjukkan capaian yang bervariasi di setiap seksi.
Pada Seksi 1 yang membentang dari Yogyakarta (Sleman) hingga Banyurejo, pengadaan lahan telah mencapai 98,73 persen.
Selanjutnya pada Seksi 2 rute Banyurejo–Borobudur capaian pengadaan tanah mencapai 93,18 persen, disusul Seksi 3 Borobudur–Magelang sebesar 82,64 persen.
Untuk Seksi 4 ruas Magelang–Temanggung, progres pengadaan lahan telah mencapai 63,97 persen, sementara Seksi 5 Temanggung–Ambarawa baru mencapai 24,66 persen.
Adapun pada Seksi 6 ruas Ambarawa–Bawen, pengadaan tanah telah mencapai 96,62 persen.
Untuk wilayah Magelang, Fajri menyebut pembayaran uang ganti kerugian (UGK) terakhir pada tahun 2025 direncanakan akan dilaksanakan pada 23 Desember 2025 mendatang.
“Untuk pembayaran terakhir di Magelang tahun ini, InsyaAllah akan kami laksanakan pada 23 Desember,” ujarnya.
Terbaru, tahap pembayaran uang ganti kerugian (UGK) berlanjut di Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Kamis (18/12/2025).
Terdapat 47 bidang tanah dari enam desa di beberapa kecamatan yang menerima pembayaran.
“Untuk kegiatan hari ini, kami melaksanakan pembayaran uang ganti kerugian sebanyak 47 bidang yang tersebar di enam desa,” kata Fajri.
Enam desa tersebut meliputi Desa Banyusari (Kecamatan Grabag), Glagahombo (Tegalrejo), Grabag (Grabag), Kalikuto (Grabag), Sidomulyo (Secang), dan Tempak (Candimulyo).
Dari jumlah itu, mayoritas berada di Desa Banyusari dengan 31 bidang.
Total nilai pembayaran UGK mencapai sekitar Rp 39,6 miliar dengan luas lahan sekitar 2,9 hektare. Lahan yang dibebaskan terdiri dari perkebunan dan sawah.
“Total ada 47 bidang dengan nilai kurang lebih Rp 39,6 miliar dan luas sekitar 2,9 hektare,” jelasnya.
Untuk pembayaran pada 23 Desember 2025 mendatang, direncanakan sekitar 25 bidang akan menerima UGK.
Secara keseluruhan, hingga akhir tahun jumlah bidang yang dibayarkan diperkirakan mencapai sekitar 100 bidang.
“Kurang lebih ada 36 bidang ditambah 25 dan ditambah 41, jadi sekitar 100-an bidang. Ini jumlah yang cukup banyak,” katanya.
Meski demikian, pembayaran tidak berhenti di tahun ini. Fajri memastikan pada Januari 2026 pembayaran akan kembali dilakukan karena sejumlah bidang telah mendapatkan persetujuan.
Untuk target penyelesaian pengadaan tanah, Fajri menegaskan pihaknya menargetkan seluruh pengadaan lahan pada penetapan lokasi (penlok) yang ada saat ini dapat tuntas pada 2026.
“Kami memproyeksikan pengadaan tanah bisa 100 persen sekitar Oktober atau November 2026,” paparnya.
Sementara itu, untuk pekerjaan konstruksi, saat ini telah berjalan di Seksi 1 dan Seksi 6.
Pada 2026, konstruksi direncanakan dimulai di Seksi 2, disusul seksi-seksi berikutnya.
“Per hari ini sudah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui camat dan desa untuk persiapan pekerjaan di awal 2026,” katanya.