TRIBUNSUMSEL.COM – Akibat dalam kecelakaan maut bus PO Cahaya Trans di simpang susun exit Tol Krapyak, Semarang, Jawa Tengah, Senin (22/12/2025) dini hari, 16 orang meninggal dunia
Pada pukul 00.30–01.00 WIB, bus tersebut mengalami kecelakaan.
Korban luka dirawat di beberapa rumah sakit berdasarkan data sementara.
Enam orang dirawat di RS Columbia Asia, delapan orang di RSUD dr Adhyatma MPH atau RS Tugu, sementara korban lainnya tersebar di rumah sakit lain di Kota Semarang.
Data Basarnas total penumpang yang menjadi korban berjumlah 34.
Berikut adalah data korban meninggal dunia.
Dari data sementara sembilan korban adalah lak-laki, sementara enam korban adalah perempuan.
Data Korban Selamat:
1. Gilang (L) (sopir)
2. Jihan (P) (Patah Tulang)
3. Rujianti (54 th/ P) / Boyolali
4. Karnoto Bayat (30Th/L)
5. Aviz ahmad (20Th/L) / Bogor
6. Robet (39Th/L) / Bogor (Kernet)
7. Ardi
8. Endah / Prambanan (50Th/L)
9. Ana
10. Naim (52/Th) / Bumiayu
11. Rafi (19Th/L) / Ciputat
12. Parwono (57Th/L) / Wonogiri
13. Ahmad purnomo (40Th/L) / Tawangsari, Kab. Semarang
14. Prismadika (32 Th/ L ) / Klaten
15. Mr.X Selamat
16. Mr.X selamat
17. Mrs. X selamat
18. Mr.X Selamat
Dari hasil pemeriksaan awal, diketahui sopir bus merupakan sopir cadangan. Saat ini sopir dalam kondisi selamat dan diamankan di Polrestabes Semarang untuk kepentingan penyelidikan.
“Kami sudah melakukan olah TKP dan penyidikan. Sopir juga menjalani tes urine untuk memastikan ada atau tidaknya pengaruh narkoba atau zat terlarang lainnya. Hasilnya nanti akan kami sampaikan,” jelas Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ribut Hari Wibowo.
Bus diduga melaju kencang sebelum kehilangan kendali, menabrak pembatas jalan, lalu terguling dengan posisi miring ke sisi kiri.
Akibat kerasnya benturan, sejumlah penumpang terjepit di dalam badan bus.
Pecahan kaca berserakan, membuat proses evakuasi berlangsung dramatis hingga menjelang subuh.
Kapolda mengatakan korban meninggal dunia saat ini disemayamkan di RSUP dr Kariadi dan satu korban di RS Tugu Semarang.
Proses identifikasi korban (post mortem dan ante mortem) telah disiapkan guna memastikan identitas sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Irjen Ribut menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menanggung biaya perawatan korban luka.
Sementara untuk korban meninggal dunia, pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan Jasa Raharja terkait pemberian santunan.
“Kami juga membuka posko bagi keluarga korban. Pemerintah Provinsi, Polda Jawa Tengah, dan rumah sakit akan membantu proses pengantaran jenazah ke daerah asal masing-masing,” katanya.
Diketahui, sebagian besar penumpang berasal dari Boyolali, Klaten, Yogyakarta kemudian beberapa penumpang dari Bogor, dan Jakarta.
Bus tersebut merupakan angkutan reguler yang beroperasi di masa libur Nataru.